Dia adalah Lee Jeno, laki-laki yang selama ini ada di dalam hati seorang Na Jaemin
Keduanya telah berada di cafe milik Haechan dan Renjun atas saran Jaemin, Jaemin hanya memandang jendela, dia menghela nafas dan menatap Jeno yang berada di depannya"Ada apa kau kesini?"
"Tidakkah kau rindu dengaku dan anak kita?"
"Tidakkah kau berfikir untuk mempertahankan hubungan kita saat itu? Ku pikir kau tidak akan pernah kembali dan memberikan anakku ibu pengganti"
Jaemin tentu saja merindukan lelaki yang berada di depannya saat ini, namun Jaemin hanya ingin menunjukkan bahwa hanga dirinya lebih tinggi dari harga apapun didunia ini.
Haechan dan Renjun yang mengetahui hal itupun sibuk mencuri dengar pembicaraan Jaemin dan Jeno yang terlihat sangat tegang.
"Dengar Jaemin, aku pun tersiksa sama sepertimu. Tepat setelah aku melihat anak kita, Appa mengirimku ke Amerika untuk mengurus bisnis disana, dan saat aku kembali 1 tahun yang lalu ternyata Appa dan Eomma telah memberikan Jisung kepada orang lain"
"APA?!" Jaemin terkejut, begitu pula dengan Haechan dan Renjun, mereka berdua salaing pandang dan menutup mulut mereka masing-masing menggunakan tangan.
"Ja-jadi, Paman dan Bibi yang di maksud Jisung adalah orang yang telah merawat Jisung selama ini dan bukan keluargamu?"
"Paman dan Bibi? Jaemin kau yakin dia Jisung kita? Setahuku Appa dan Eomma menitipkan Jisung ke Bibi Song yang saat itu harus resign dan fokus mengurus Jisung, jika benar itu Bibi Song pasti Jisung memanggilnya dengan sebutan Nenek bukan Bibi"
"Tanyakan pada kedua orang tuamu jangan padaku Jeno"
"Sayangnya mereka telah tiada Jaemin, aku menemui mu untuk mengucapkan permintaan maaf dari Appa dan Eomma, mereka meminta maaf karena memisahkan kau dan Jisung"
Tuhan, kenapa ini semakin rumit? Bagaimana dengan Jisung? Kapan ini akan berakhir? Batin Jaemin.
Melihat Jaemin yg terdiam pun membuat Jeno ikut terdiam dan memandang Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE JISUNG
FanfictionNa jaemin yg ingin sekali bertemu dengan anaknya setelah lama dipisahkan, namun begitu sulit dan rumit. "tidakkah kau rindu denganku dan anak kita?" "tidakkah kau berfikir untuk mempertahankan hubungan kita saat itu? ku pikir kau tidak akan pernah k...