LJ 20

449 25 12
                                    

Jeno menghampiri Jaemin yang masih berdiam diri,

"Jaemin, ada apa? Na Jaemin? Lee Jaemin!" Seru Jeno saat Jaemin tak juga menjawabnya.

Seolah tersadar, Jaemin tersentak dari lamunannya dan dia telah melihat bahwa Jeno telah berada di depannya, namun bukan menjawab Jaemin justru merundukkan kepala dan tak berani menatap Jeno.

Jujur saja, Jaemin masih menyimpan rasa yang sama untuk Jeno namun akibat sifat Jeno yang tidak peduli dengan Jisung dan dirinya yang membuat Jaemin memendam dan menutup rapat-rapat rasa itu.

Jeno begitu heran melihat tingkah Jaemin namun dia putuskan untuk diam sampai Jaemin yang bercerita sendiri kepadanya.

Setelah teringat tujuannya kemari, Jaemin langsung menatap mata Jeno "Siapa Eric?"

"Apa?"

"Siapa eric, dia menemuiku dan mengatakan bahwa kaulah yang membunuh Jisung padahal anak kita masih hidup, omong kosong macam apa ini Jeno?"

Jeno mencoba tetap tenang setelah perkataan Jaemin yang menyebut anak kita "Dia mengatakan apa saja? Masuklah, aku akan jelaskan semuanya"

Jaemin mengikuti Jeno untuk masuk ke ruangan, lalu ia dudukkan tubuhnya di kursi dan sedikit menatap Jeno yang tengah duduk di sofa single di sisi kanannya.

Degup jantungnya kini berdetak kencang sama seperti saat mereka masih sama-sama berada di bangku senior high school. Ada apa denganku, kenapa debaran ini datang lagi?  Ucap Jaemin dalam hati seraya memegang dada kiri nya.

"Eric adalah sepupuku dari Appa, sejak kecil dia selalu iri denganku sebab orang tuanya selalu membandingkan dia denganku, namun aku tak pernah mengambil pusing dengan itu semua hingga pada suatu hari dia mencoba mencelakai seseorang namun untung saja dia dapat selamat"

Jaemin mendengarkan semua cerita Jeno, tetapi dia sedikit tidak asing dengan seseorang yang di maksud oleh Jeno.

"Lalu untuk apa dia mengatakan Jisung meninggal?"

"Yang Eric tau, kau membenciku sebab aku tidak menginginkan Jisung dan membunuhnya sebelum dia lahir"

Jaemin melipat dada mendengar ucapan Jeno "Tapi aku memang membencimu Jeno, kau lupa bahwa kau ingin mencelakai Jisung"

"Tapi tidak dengan membunuhnya sebelum dia lahir, karena aku memiliki niat yang lain dengan membiarkan Jisung hidup"

"Hentikan semua ini Jeno, jika yang kau takutkan adalah semua aset dan juga harta yang kau miliki saat ini akan jatuh ke tangan Jisung, aku dengan senang hati akan mengatakan kepada Jisung agar tidak meminta haknya kepadamu supaya kau membebaskan anak kita"

Jeno tersenyum miring, dia beranjak dari sofa dan menuju ke meja kerja, dia melangkah kembali dan menyerahkan sebuah surat tanpa keterangan di amplopnya, Jaemin pun menerima  dengan heran dan menoleh ke arah Jeno seolah bertanya surat siapa itu.

"Itu surat yang dibuat oleh Eomma setelah terpaksa meninggalkanmu dirumah sakit dan kejadian dimana aku, Eomma dan Appa membuat keputusan yang berat"

Jaemin bertanya-tanya sebenarnya ada apa ini, apa yang mereka sembunyikan dariku?

LEE JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang