Api yang menyulut ranting kering di tempat perapian kini sudah menciptakan bara dengan kobaran apinya yang cukup besar, sementara itu di atasnya terdapat sebuah ketel berukuran besar berwarna hitam yang terbuat dari stainless steel.
Hiruk pikuk yang sejak tadi menambah keramaian di pagi hari itu membuat Lyra akhirnya terbangun. Guncangan hebat yang terjadi padanya membuat perempuan itu kewalahan menahan energi yang tidak tertahankan sampai mampu menumbangkan keduanya, Lyra dan saudara kembarnya Larry.
Siapapun yang menyaksikan termasuk dirinya sendiri sangat terkejut dengan efek penyatuan yang gagal tersebut. Entahlah, semua pun nampaknya tidak yakin apa penyebab pasti kegagalan itu, tetapi semua orang bersyukur kalau mereka tidak perlu mengorbankan salah satunya agar Lyra dan Larry dapat hidup bersama selayaknya kembaran normal pada umumnya.
Saat itu, beberapa waktu sebelum bertemu dengan kembarannya, ada seseorang yang menemukan Lyra pertama kali di depan gerbang, yang mengaku sebagai penjaga gerbang bernama Arius. Dia panik melihat orang yang selalu dia jumpai tiap kali ingin pergi ke pos penjagaan malah berada di luar gerbang dengan berlumuran darah beraroma amis yang sangat menyengat, dan anehnya dengan versi seorang perempuan.
Tanpa berpikir bahwa itu adalah sebuah ancaman ataupun jebakan, lelaki itu mengangkat tubuh Lyra menuju tempat penjagaannya lalu dia mencari bala bantuan sementara beberapa penyihir merasakan ada aura aneh yang kuat ketika Lyra dibawa ke suatu tempat yang lebih aman dan nyaman, ya, rumah Arius.
Butuh seharian penuh untuk Lyra siuman dan kembali sadar kalau ternyata dirinya masih hidup.
"Apa aku.. berhasil?" Ucapnya dengan polos saat beberapa pasang mata melihatnya penuh rasa penasaran.
Wajar orang-orang itu tidak merespon dengan baik pada mulanya, karena mereka tidak pernah menyangka akan ada manusia serigala yang berhasil membuka pelindung padahal bukan berasal dari sana. Mereka menyebut tempat itu Prasium, sebuah pelindung dengan jangkauan luas yang diciptakan para penyihir untuk menjaga kelompok mereka beserta manusia serigala lainnya sejak bertahun-tahun lamanya.
"Ya, kau selamat." Sahut seseorang yang baru saja muncul dari pintu masuk.
Senyum ketir yang diperlihatkan orang itu membuat Lyra kembali rapuh, hatinya lagi-lagi terasa robek dan benar-benar hancur.
Dengan perasaan yang bercampur, ia membawa pandangannya turun karena mulai kabur. Matanya benar-benar terasa panas saat itu, bahkan untuk mengucapkan kata terima kasih pun lidahnya kelu, karena ada hal yang lebih kuat yang menarik semua energi miliknya sehingga untuk merasa terluka pun, perasaan itu lebih parah dari itu.
Entahlah, mungkin Lyra memang menganggapnya secara berlebihan tapi kehilangan bukan satu-satunya alasan mengapa dirinya tidak baik-baik saja walau secara naluriah tubuhnya mulai beregenerasi dengan sangat cepat. Luka yang ditimbulkan oleh cakaran Valdes beserta racunnya masih hinggap di dadanya, walaupun tidak begitu menyakitkan seperti saat awal. Lyra yakin, luka itu akan selalu membekas. Dia belum ingin tahu tentang siapa orang yang sudah mengobati luka dan memberi penawar untuk racunnya, sebab yang memenuhi pikirannya adalah saat-saat terakhir di mana dia harus benar-benar merelakan Rick.
"Bisakah kami punya waktu?" Tanya seseorang itu, yang kemudian dengan cepat membuat orang-orang keluar dari tempat tersebut.
Beberapa tetesan air mata yang mengalir, tidak sebanding dengan yang seharusnya. Namun, Lyra merasa itu saja sudah cukup untuk saat ini.
"Aku tidak ingin bicara." Lirihnya pelan.
"Aku akan di sini sampai kau ingin bicara."
"Terserah."
Dan hingga dua hari setelahnya, Lyra memang tidak mengatakan apa-apa. Sean akhirnya menjadi juru bicara Lyra dan menjelaskan semuanya panjang lebar sampai beberapa orang bahkan tidak mempercayainya kalau Lyra berhasil melarikan diri dari Valdes dan berhasil membunuhnya. Dan yang lebih parah, beberapa orang dengan segera ingin mengusir mereka karena takut akan terjadi bencana besar yang akan menelan mereka semua ketika kembaran itu berada di satu tempat yang sama. Namun, dengan cepat Tobias menyela dan meminta sedikit waktu bahwa semuanya tidak akan terjadi, setidaknya untuk beberapa waktu sebelum Lyra akan meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another War : Silver Feather
FantasyBuku 2 [Hiatus] Disarankan untuk membaca Buku 1 terlebih dahulu. Di antara manusia serigala dan penyihir, akan selalu ada keberadaan vampir. Yang mana mereka lebih memilih tinggal di tengah-tengah Kota dan hidup berdampingan dengan manusia normal s...