CANITUDE | 11 |

18 2 1
                                    

Hubungan Avareth dan Aivaren berlangsung membaik setelah kejadian malam itu. Terlebih lagi Aivaren sendiri. Aivaren tidak lagi takut untuk dekat dengan Avareth (meskipun terkadang, ia masih menjaga jarak) Memang, mereka belum tidur dalam satu ruangan yang sama lagi, tetapi setidaknya jarak diantara mereka sudah mulai berkurang.

Meskipun demikian, ada hal yang tidak di sadari oleh mereka, terkhusus Avareth. Lady Rui sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi diantara keduanya, tetapi sang Lady sudah mencium sesuatu yang tidak beres diantara mereka. Lady Rui sudah melihat perkembangan mereka berdua selama lebih dari satu bulan menikah. Namun, tampaknya Lady Rui belum puas dengan apa yang ia amati selama satu bulan ini.

Aivaren tau Sang Lady mulai curiga kepadanya dan berbohong pada Lady Rui lama kelamaan akan semakin membuatnya curiga. Aivaren sebisa mungkin bersikap normal layaknya seorang istri kepada Avareth agar kecurigaan Lady Rui tidak begitu tinggi padanya. Avareth tidak pernah memberikan alasan kenapa Lady Rui tidak boleh tau alasan ia menikahi Aivaren dengan paksa dan Aivaren sendiri juga menginginkan alasan itu.

Sekarang ini, Aivaren dan Lady Rui sedang ada dalam satu ruangan yang sama, membahas beberapa lembar pekerjaan. Lady Rui tampak diam memperhatikan layar hologram tanpa berniat mengatakan apapun. Aivaren duduk di seberangnya, fokus pada pekerjaannya, tetapi sekali-kali memperhatikan Lady Rui.

"Aivaren," panggil Lady Rui.

"Iya, ada apa Mom?" tanya Aivaren.

"Kapan terakhir kali kamu heat?" tanya Lady Rui.

Aivaren terdiam sejenak. "Heat ku berhenti setelah malam pertama dengan Avareth."

Itu jawaban bohong. Hal yang sebenarnya adalah Aivaren masih merasakan siklus itu. Semuanya masih di kontrol dengan obat suppresan.

"I see. Lalu, kenapa Mom tidak melihat tanda di lehermu?" tanya Lady Rui.

"Eh?"

"Iya tanda. Kalau kamu sudah berhenti heat, maka dari itu kamu sudah di marking. Bekas marking akan selalu ada, meskipun pasanganmu telah tiada. Mom tidak pernah melihat tanda itu di lehermu," jelas Lady Rui.

Aivaren meneguk ludahnya kasar. Kali ini dia skak mat. Dia tidak tau harus menjawab apa. Alasan apa lagi yang harus dia keluarkan pada Lady Rui kalau sebenarnya mereka berdua belum marking sampai detik ini.

"Kenapa kamu diam sayang? Kamu tidak sedang berbohong selama ini kan?" tanya Lady Rui penuh selidik.

"Aku, Mom—"

Brak!

"Mom!"

Lagi dan lagi. Avareth datang disaat yang tepat. Avareth masuk ke ruangan dengan mengenakan setelan kerjanya yang biasa ia gunakan untuk menagih hutang. Aivaren mendesah lega, dia kembali tertolong untuk yang kesekian kalinya.

"Lainkali ketuk dulu!" tegur Lady Rui.

"Maaf-maaf. Oh iya Mom, aku mungkin akan pergi sekitar dua hari untuk mengurus sesuatu. Aku titip Aivaren padamu, Mom," kata Avareth.

Mendengar hal itu, mendadak Aivaren panik. Dua hari? Itu berarti Aivaren harus terus berbohong sampai Avareth kembali selama dua hari. Tidak. Aivaren tidak bisa. Dia sudah menggunakan berbagai macam alasan seperti yang Avareth bilang, tetapi untuk kali ini Aivaren tidak bisa berbohong lagi.

"Ah, baiklah, kau—"

"Tidak!"

Aivaren berdiri sembari menggebrak meja, memotong pembicaraan Lady Rui. Avareth serta Lady Rui tampak terkejut dan melihat kearah Aivaren.

CANITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang