CANITUDE | 13 |

11 3 0
                                    

Warn: Semi 🔞

Avareth memandang ke arah hologram di depannya. Beberapa lembar daftar orang-orang yang menjadi targetnya ada di depannya. Ia membaca satu persatu riwayat hidup dari orang-orang tersebut. Banyak sekali yang menjadi sasaran Avareth untuk dia mati, tetapi ada dari mereka yang menjadi korban dari hutang sendiri.

Penagih hutang. Itu adalah tittle yang diberikan orang-orang kepadanya. Avareth memang meminjamkan uang kepada orang-orang, termasuk kepada para petinggi dan juga warga biasa melalui beberapa penyalur. Apa yang dilakukan Avareth sebenarnya sangat bersih, karena ia tidak pernah bertindak gegabah, jika para pemilik hutang yang disebut Avareth sebagai clientnya, tidak melewati batas. Avareth memang mengajukan penawaran dan syarat, jika mereka tidak bisa membayar, tetapi Avareth tidak akan memaksa jika mereka tidak bisa mengembalikannya. Hal ini berlaku hanya pada warga kecil.

Itu akan berbeda cerita dengan para petinggi.

Pembunuhan Tuan Gumo olehnya dan jaminan Lio memang oleh dirinya. Namun, dia melakukan ini karena atas dasar tindakan mereka sendiri. Tuan Gumo dengan perusahaan nakalnya dan juga Lio, kepala Distrik Laut Timur dengan sifat jeleknya. Beruntung sekali Lio tidak dihabisi oleh Avareth, tetapi justru menukarkan anak lelakinya yang kini menjadi istrinya. Avareth juga tidak bisa membunuh Lio begitu saja, karena ia memikirkan perasaan Aivaren.

Namun, kebaikan Avareth agaknya dimanfaatkan oleh orang lain. Dia sudah mendengar desas-desus kalau dia dituduh membunuh seorang warga sipil di Distrik Laut Timur. Kenyataannya tidak demikian, walaupun orang tersebut meminjam uang dengannya. Hal itu lah yang membuat Avareth memutuskan melakukan perjalanan jauh agar bisa menyelidiki hal ini tanpa Aivaren tau.

"Haish! Masalah ini semakin sulit saja," kata Avareth.

"Avareth, aku menemukan sesuatu." River tiba-tiba datang.

"Ada apa?" tanya Avareth.

River menampilkan sebuah hologram yang menampilkan beberapa tulisan dan laporan. "Ini adalah beberapa laporan yang disampaikan oleh para warga sipil Distrik Laut Timur."

"Apa katanya?"

"Mereka sudah mengetahui Lio suka sekali melakukan judi. Namun ada hal lain dari itu. Mantan pelayan dari Distrik Laut Timur mengatakan bahwa temperamen Lio sangat buruk. Lio  suka sekali menyiksa kedua anak lelakinya untuk melampiaskan kemarahannya," jelas River.

Avareth langsung menatapnya. "Apa katamu? Menyiksa?"

"Iya. Kedua anak lelaki yang bukan anak kandungnya, Aivaren dan adiknya Reiver."

Brak!

"Brengsek!"

Avareth menggebrak meja, melampiaskan kemarahannya. Selama ini dia telah memberikan bantuan kepada orang yang salah. Lio tidak boleh lepas darinya sekarang.

"Itu baru kesaksian. Kamu tidak bisa menyeretnya begitu saja tanpa memberikan bukti," kata River.

"Bukti itu, cuma Aivaren yang tau."

"Kenapa kamu tidak coba hubungi dia?" saran River.

"Aku tidak yakin ia akan menjawabnya. Lagipula, ini menyangkut ayahnya dan jika ini benar, dia pasti menyembunyikannya."

"Kau tidak akan mengetahuinya kalau tidak mencobanya."

Avareth diam sejenak, sebelum akhirnya menyalakan holo-watch nya untuk menelepon Aivaren. Suara memangil terdengar, tetapi sama sekali tidak tersambung. Panggilan tiba-tiba dimatikan. Avareth menatap River, tetapi River hanya mengangkat bahunya.

"Mungkin dia sedang sibuk?"

"Dia tidak pernah menolak teleponku."

"Aku tau, tapi seharusnya kita—"

CANITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang