CANITUDE | 12 |

17 2 0
                                    

Pasca kejadian hampir hilangnya kontrol atas dirinya akibat mencium aroma bathrobe milik Avareth, Aivaren berusaha menjaga dirinya dari apapun barang milik Avareth yang baru dikenakannya agar ia tidak kembali hilang kendali. Saat itu sangat nyaris tindakan cabul nya terpergok oleh Lady Rui. Aivaren mengutuk dirinya dan tidak akan melakukan hal itu lagi.

Sudah 36 jam semenjak Avareth pergi, Aivaren merasa mulai kesepian ditinggal olehnya. Walaupun mereka jarang sekali mengobrol karena keduanya sama-sama sibuk (Aivaren juga masih tidak ingin terlalu dekat dengannya) tetap saja Aivaren kesepian. Setidaknya ada di beberapa waktu ia mendengar suara Avareth, entah itu mengobrol dengannya atau mengobrol dengan orang lain. Aivaren tidak mengerti mengapa ia sangat merindukan Avareth sekarang. Mungkin efek dari temporary mark membuatnya menjadi seperti ini.

Aivaren mendesah pelan sambil memandangi tampilan layar didepannya. Dirinya seperti malas melakukan apapun, tetapi pekerjaan di depannya harus diselesaikan agar tidak menumpuk di hari lainnya.

"Aku lelah," keluh nya.

Tiba-tiba holo-watch nya yang tersambung dengan salah satu hologram disana berbunyi. Aivaren lantas mengangkatnya dan mendengar suara Logan di sebarang sana.

'Aivaren,'

"Logan? Ada apa kamu menelepon aku?" tanya Aivaren.

'Apa kita bisa bertemu? Aku sedang di Distrik Tanah Barat.' tanya Logan.

Aivaren terdiam sejenak. "Katakan padaku dimana lokasinya."

'Akan ku kabari. Omong-omong dia tidak ada?'

Aivaren menggeleng. "Ada beberapa hal yang harus dia urus.

Panggilan telepon terhenti sejenak. Tak lama kemudian sebuah pesan dari Logan muncul dan memberikan koordinat lokasi yang tidak begitu jauh bila dicapai dengan berjalan kaki. Ia tidak mungkin membawa kendaraan, karena akan menimbulkan kecurigaan. Masalah lainnya adalah jika ia pergi sendirian tanpa ada alasan jelas dan Lady Rui menyadari kepergiannya, Aivaren tidak bisa semudah itu memberikan alasan. Namun, ia harus menemui Logan.

"Aku harus pergi."

Aivaren segera mematikan layar hologram di depannya dan keluar dari ruangan. Semoga saja Lady Rui tidak menyadari kepergiannya. Ia mengendap-endap sampai ke depan pintu Mansion. Aivaren bernapas lega, syukurlah ia bisa lolos dengan mudah keluar dari Mansion.

"Syukurlah aku aman. Aku harus segera pergi," kata Aivaren kemudian berlari keluar dari lingkungan Mansion.

Aivaren belum terlalu hafal jalanan di Distrik Tanah Barat. Beberapa jalanan memang pernah dilalui oleh Aivaren, jika Avareth mengajaknya keluar. Namun lebih dari itu, ia tidak hafal. Aivaren hanya bermodal lokasi dan koordinat di Holo-watch nya, dia hanya bisa berdoa semoga ia tidak tersesat.

Tak lama kemudian, Aivaren tiba di sebuah cafe. Aivaren kembali mengecek koordinat yang diberikan Logan dan ternyata koordinat mengarahkannya ke sebuah bar kecil di pinggiran kota. Tanpa pikir panjang, Aivaren langsung memasuki bar itu. Begitu ia masuk, tatapan mata pengunjung bar terarah padanya. Aivaren sempat berpikir, apakah mereka mengenalinya sebagai menantu dari Distrik Tanah Barat?

'Semoga saja mereka tidak mengenali aku.' Aivaren berharap cemas. Ia masih memandangi cafe tersebut untuk mencari sosok Logan.

"Aivaren!"

Suara Logan membuat Aivaren menoleh. Logan ada di sudut bar, melambaikan tangan kearahnya. Aivaren segera menghampirinya.

"Bagaimana kabarmu tuan muda atau perlu kupanggil Lady, hm?" tanya Logan.

CANITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang