CANITUDE | 9 |

28 7 0
                                    

"Ngh  .... "

Aivaren melenguh ketika mendapati tubuhnya terbaring di tempat yang empuk. Matanya mengerjap perlahan ketika menyadari cahaya lampu temaram langsung menyambutnya begitu ia membuka mata. Ketika penglihatannya mulai jelas, Aivaren mulai menyadari dimana dirinya sekarang. Dia ada di kamarnya. Aivaren lantas duduk dengan keadaan terkejut, kemudian memandang keluar jendela. Malam ternyata sudah tiba. Aivaren terkejut, apakah ia tidur terlalu lama?

"Seberapa lama aku tidur?" tanyanya.

"Oh, sudah bangun kamu," sebuah suara tiba-tiba menyahut dari sudut ruangan. Aivaren menoleh dan mendapati sosok Avareth duduk di sofa mengenakan bathrobe sambil membaca hologram. Ia melirik ke arah Aivaren dan Aivaren langsung mengalihkan pandangannya.

"Kamu, kenapa tidak bangunkan aku?" tanya Aivaren.

"Aku tidak tega membangunkanmu. Kau kelelahan dan itu semua salahku," jawab Avareth, sambil kembali menatap hologram nya. "Apa kau lapar? Kau belum makan malam."

"Tidak aku—"

Kruyukk~

Aivaren terkejut ketika perutnya bersuara akibat kelaparan. Suara itu menarik perhatian Avareth dan menoleh kearah nya. Aivaren mengecam dengan wajah memerah menahan malu. Sementara itu, Avareth tertawa kecil, sembari mematikan hologram nya.

"Kamu pandai berbohong, tetapi tubuhmu tidak. Kamu pergi mandilah dulu, aku akan mengambilkan makan malam untukmu," Avareth beranjak dari sofa dan segera keluar dari kamar itu.

Aivaren masih terduduk di kasur menahan rasa malunya. Kenapa tubuhnya selalu tidak pernah mengikuti kemauannya? Aivaren tidak tau harus memasang wajah apa pada Avareth nanti. Ia menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkannya kembali. Dia harus segera mandi untuk menyejukkan pikirannya

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Aivaren untuk membersihkan dirinya. Ia mengenakan piyama tidurnya dan duduk di pinggir kasur menunggu Avareth yang membawakannya makanan. Aivaren membuka hologram yang tersambung dengan holo-watch miliknya dan banyak sekali notifikasi di terminalnya, seputar pekerjaannya di Distrik Laut Timur. Ah, Aivaren lupa untuk mengalihkan semua pekerjaan Distrik Laut Timur pada Saga dan Reiver. Salah satu dari sekian banyaknya pesan adalah dari Logan.

Logan
Aivaren, aku tidak mendengar kabar darimu. Kemana saja kamu? Reiver tidak mau menjawab dan Saga selalu menghindar soal ini. Katakan padaku kau kemana?

Ketika Aivaren hendak membalas, tiba-tiba holo-watch nya berbunyi, itu adalah Logan yang mendadak meneleponnya. Aivaren ragu-ragu untuk mengangkatnya, ia memastikan bahwa Avareth belum kembali. Setelah ia memastikan Avareth belum kembali, ia segera mengangkatnya.

"Halo."

'Tuan muda, aku benci kamu menerima tawaran menjadi istri dari penagih hutang sialan itu!'

Aivaren terkejut ketika Logan mengatakan itu. Bagaimana Logan bisa tau hal ini? Apakah ada yang membocorkan nya dari mansion? Tapi, itu tidak mungkin. Aivaren sudah menjamin bahwa semua di dalam mansion harus tutup mulut.

"B-bagaimana kau bisa—"

'Jangan remehkan kemampuan Intel ku. Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau harus berurusan dengan penagih hutang sialan itu dan malah menjadi istrinya, hah?!'

"Logan dengarkan aku. Situasinya pelik, aku tidak bisa menjelaskannya secara detail. Tetapi, aku lakukan ini demi Distrik kita."

'Dengan menjual dirimu begitu? Itu gila namanya! Kita bisa cari cara lain untuk menyelesaikan ini!'

"Logan aku—"

"Aivaren," suara Avareth terdengar dan itu membuat Aivaren kaget.

"Kita bicara lagi nanti," kata Aivaren dan ia langsung memutuskan panggilannya dengan Logan. Bertepatan dengan itu, Avareth masuk membawa nampan berisi makanan.

CANITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang