1. PUDDING

8.5K 402 53
                                    

Annyeong 👋

Ayo jangan jadi Secret Readers. Tinggalkan jejak dengan Vote dan komen biar Miawww semangat nulisnya.

Jangan lupa di masukin ke perpustakaan kalian ya

Happy reading

•••

Setelah membayar semua barang belanjaannya dan kasir sudah mengembalikan kartunya, Niskala kemudian mengambil alih dua plastik putih berukuran sedang dari meja kasir. Sebelum pergi tidak lupa dia berterimakasih.

Baru beberapa langkah Niskala mendadak berhenti. Sepertinya dia melupakan sesuatu. Dia melihat kiri dan kanan lalu kebelakang menyusuri sisi kasir. Tidak menemukan apa yang dia cari, Niskala lantas kembali menghampiri kasir dan bertanya.

"Maaf mbak, mbak tadi lihat anak saya gak?" tanya Niskala sopan. "Anak kecil yang rambutnya di kepang dua di samping saya tadi."

"Itu anaknya mas?" Tanya kasir itu balik, dia pikir itu adalah anak konsumen sebelumnya yang tidak jadi membayar karena melupakan sesuatu dan anak kecil itu mengikutinya.

"Iya mbak, mbak lihat gak?"

"Tadi dia pergi ke sana mas, dekat stand buah." Kasir itu memberi tahu sambil menahan tawa karena ekspresi panik Niskala.

Kasir itu kemudian terkekeh ketika Niskala sudah pergi. Bisa-bisanya Niskala melupakan anaknya.

Niskala langsung berjalan cepat kearah stand buah. Dia bernafas lega ketika melihat anaknya yang berdiri di dekat buah jeruk seorang diri.

"Cinta," panggil Niskala seraya menghampiri.

"Papa," Cinta kecil berlari kecil menghampiri dan langsung memeluk kaki Niskala.

"Kamu ngapain di situ?" Niskala meletak plastik yang dia pegang lalu berlutut dan membiarkan Cinta kecil duduk di pahanya. "Tadi papa bilang apa sama kamu?"

"Berdiri di samping Papa, jangan kemana-mana." Cinta kecil mengulangi perkataan Niskala saat akan membayar belanjaan tadi.

"Terus kenapa pergi?"

"Maafin Cinta ya Papa, karena Cinta nggak nurut." Cinta lalu mencium pipi Niskala sebagai tanda permintaan maaf dan agar Papa nya itu tidak marah. "Tadi Cinta ketemu sama Cinta, Pa."

"Cinta siapa?" Tanya Niskala sembari merapikan poni Cinta yang berantakan.

"Itu Cinta yang fotonya ada di rumah."

Niskala menggendong Cinta tidak lupa kembali menenteng dua plastik belanjaan nya tadi.

"Cinta, Tante Cinta yang ada di foto itu nggak ada di sini." Niskala sudah kebal dengan perkataan anaknya yang sangat sering mengatakan pernah melihat Cinta. Tapi yang gadis kecil itu lihat bukan Cinta, melainkan orang yang rambutnya di kepang saja.

Niskala ingat sekali ketika mereka sedang berada di mall dan putri nya mengatakan melihat Cinta untuk pertama kalinya. Saat itu Niskala langsung menghampiri perempuan yang Cinta kecil maksud, tapi ternyata itu bukan Cinta.

"Makasih ya mbak," kata Niskala pada kasir tadi.

"Sama-sama mas, anaknya jangan sampai ketinggalan lagi ya mas." Kekeuh kasir itu yang yang hanya di balas senyuman malu dari Niskala.

Niskala mendudukkan Cinta di kursi belakang, tidak lupa dia pasangan kan selt belt pada tubuh kecil gadis berusia enam tahun itu. Tidak lupa juga Niskala berikan kembali boneka Rilakkuma berukuran sedang kesayangan Cinta kecil.

"Pa, kali ini Cinta beneran lihat Cinta," kata Cinta Cinta lagi ketika Niskala sudah duduk di kursi pengemudi. "Tapi rambutnya udah gak di kepang Pah."

"Berapa kali Papa bilang? Jangan panggil Cinta tapi Tante Cinta."

NISKALA 2 CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang