Gesges tandain kalau ada typo yaaa...
Seperti biasa hari-hari pkl dan kehidupan terasa biasa saja, sampai dipenghujung akhir kelas 11 semua murid bisa naik kelas dengan suka cita. Zanneta atau kerap kali dipanggil Neta tengah melamun dibangku belakang sendiri.
Ia kerap kali iri melihat siswa siswi yang di antar jemput ayah mereka kadang Zanneta berharap mempunyai seorang kakak tapi nyatanya berharap itu lebih menyiksa.
Suara teriakan Zifa mengganggu lamunannya, ia melihat seorang guru sedang dipaksa menari bersama Zifa yang aktif.
"Ayok Busik menari bersama Jifa~ ea eee eaa." Dengan selendang merah dipakaikan keleher Bu Sika dan tangan yang menggerakkan ujung selendang dengan gaya kaku itu.
Menari Seperti Jaipong abal-abal ala Zifa menjadi daya tarik semua siswa yang lewat. Para pria yang tadi bermain game bersama sekarang berubah haluan menjadi tukang gendang, "Ayooo ibu goyang asikk...Jipa pantatnya digoyang~wowww".
Ada beberapa yang tertawa melihatnya, melihat wajah bu Sika kesal melihat kelakuan anak didiknya. Selain pasrah akhirnya bu Sika hanya diam saja.
"Ayook busik dum dum tanana dum tanana dum ta..."
"Woi itu musiknya tapasya kok digabungin Jip?" Teriak Aldo mengganggu suasana.
"BERISIK LU LADUSING GANGGU GUE AJA!! KAN JADI LUPA SYAIRNYA!" Teriakkan kekesalan Zifa buyar melihat Aldo yang saat ini tersenyum memperlihatkan giginya yang kuning saat Zifa melayangkan tatapan maut.
"Ekhem udah selesai dramanya anak-anak?" Suara berat laki-laki mengkaget–kan mereka semua.
"EEH ANU BABI". Latah Zifa yang memang tidak pernah hilang selalu bawa bawa hewan sampai pak Izki istighfar selalu.
Semua murid yang menonton bubar kembali kekelas mereka masing-masing dan kini tinggal pak Izki, bu Sika, Zifa dan semua anak kelas Boga 2 yang ditempati Zanneta.
"Kamu tuh yaa cewe ngomongnya kasar! Kurangi ngomong kasarnya Zifa!! Kalau tidak bapak panggil orangtua kamu". Tunjuknya kesal melihat Zifa yang susah diomongin.
"..dan kamu Ibu Sika sudah berapa kali kalau murid-murid bu Sika begini lagi dan bu Sika tidak menegur mereka saya bakal bilangin ke kepala sekolah, ngerti!" Lanjut memarahi Bu Sika yang notabennya wali kelas mereka.
Mereka yang dimarahi hanya menunduk takut melihat kemarahan pak Izki tapi tidak untuk Zifa yang seakan nyawa nya ada sembilan dan dengan berani nya Zifa menatap pak Izki dengan muka semelas kucing yang meminta ikan.
"Bapak kwok tega sama aku calon istri bapak yang cantik jelita ini eung, nanti malam aku gak kasih jatah"
Dengan suara yang dibuat manja dan bibir monyong itu membuat semua kelas langsung bersorak "NAJISSSS!""Tuh tuh pak lihat mereka semua jwahaddd sama dedeq huwaaaaaaa". Pak Izki yang melihat kelakuan Zifa cape, lelah dan geleng-geleng kepala sambil memijat pelipisnya yang mungkin sudah berkerut karena sering marah liat kelakuan muridnya satu ini.
"Zifa diem, masih kecil udah bilang calon istri di depan istrinya" Ucap Bu Sika dengan pede.
"Halu halu wuuuu" Ucap semua siswa kelas Boga 2.
Pak Izki yang nyatanya guru muda dan sering kali mendapatkan godaan dari murid cewe atau bu guru lainnya hanya bisa pasrah.
Zanneta hanya bisa terkekeh melihat drama itu didepan mata, sudah biasa ia menyaksikan drama seperti itu entah dikelas saat pelajaran pak Izki atau dikantin.
Saat sekilas ingatan tentang kak Abyaz yang bersekolah disini ternyata hanya sebuah rumor nyatanya tidak ada murid yang bernama Abyaz.
Tapi kenapa Abyaz tinggal disini.Kwek kwek
Suara notif handphone membuat Zanneta mengalihkan perhatiannya ke layar handphone yang menampilkan pop up singkat dari kak Abyaz
Kak Abyaz
Nanti sepulang sekolah temui di kafe Tulip...
(08.19)Yah pesan itu yang sedari lama ia tunggu balasannya akhirnya menunjukkan hilalnya. Chat udah dari kemarin baru bales sekarang ish dasar seleb es kutub, gerutuan yang hanya bisa dirinya telan didalam hatinya.
Pertemuan ini untuk membayar hutangnya awal nya ia akan membayar dengan uang tapi pria itu menolak akhirnya ia menyetujui untuk mentraktirnya. Kenapa ditraktir di kafe karena Zanneta pernah berhutang lagi pada kak Abyaz saat tidak sengaja ketemu ditaman dan sendal yang Zanneta pakai rusak akhirnya kak Abyaz menolongnya membeli sendal walau sudah Zanneta tolak.
Saat bel berbunyi pulang Zanneta memasukkan buku kedalam tas saat akan berdiri Zifa menghampiri, "Zan temenin ke toko buku dong, buku gue tinggal dikit hum nanti gue traktir." Bujuk rayuan dengan ekspresi yang di imut-imutkan membuat Zanneta tidak tega buat menolaknya.
"Najis Jip muka lu, Zan jangan Zan.." Saat Zanneta akan membalas perkataannya dipotong oleh Aldo yang sudah berdiri disamping Zifa dengan merangkulnya.
"Apasih Do dateng dateng gak diundang lu maen nyamber aja." Kesal Zifa dengan muka masam sambil sesekali menghempaskan tangan Aldo yang nangkring dipundaknya .
Melihat kode dari Aldo menyuruh menolak dan Zanneta paham mungkin Aldo punya perasaan dan mau mengajak kencan Zifa.
"Aah anu itu aku ada urusan Fa, maaf ya kalau mepet kamu bisa ajak Aldo tuh, maaf yah sekali lagi Fa." Setelah mengucapkan penolakan Zanneta buru-buru pergi sebelum mendengar perdebatan mereka lagi.
>>>>>>>>>>>>>>
Dilain tempat tepatnya di kafe Tulip seseorang tengah menunggu Zanneta dengan sesekali melirik jam tangan mahalnya saat akan mengambil handphone nya pintu kafe berdenting memunculkan seorang gadis yang ditunggu nya sejak 2 menit.
"Kak maaf telat soalnya dijalan macet dan aku nungguin angkot lewat." Jelas Zanneta dengan nafas tersengal-sengal sehabis berlari.
Abyaz melihat gadis yang dia sukai dari dulu namun memilih untuk memendamnya, pengecut, ya dia memang pengecut yang tidak berani mengatakan suka pada gadis didepannya.
Mata itu yang dulu pernah menatapnya dan Membuat dirinya tidak berani untuk menatap mata didepan nya yang saat ini sedang menatapnya lamat-lamat.
Dia masih tetap saja tampan sejak dulu dengan mata yang tajam, rahang tegas, kulit putih, postur muka yang imut, bibir tipis, dan ditambah jas yang dikenakannya.
"Eem kakak udah kerja? Bukannya mau kuliah ya?" Zanneta akhirnya memberanikan diri mengucapkan itu setelah terdiam dulu saat orang didepannya tidak mengucapkan apa apa.
Abyaz tersadar dari lamunannya memandang Zanneta lekat. "Habis dari kantor". Singkat namun itu belum membuat rasa penasarannya reda.
"Pesan makanan mu." Menyodorkan buku menu setelah memanggil pelayan.
Sial kenapa jantung gue, jangan sampai Zanneta tau bisa bisa harga dirinya yang cuek ini hancur. Melihat Zanneta yang fokus memesan makanan itu terlihat menggemaskan tanpa sadar dirinya bibirnya tertarik sedikit.
"Kak...kak Abyaz! Kakak!!". Zanneta melambaikan tangan didepan Abyaz dirasa pria itu tidak bergeming saat ia berbicara dan saat tangan Zanneta menggenggam tangan Abyaz barulah pria itu tersadar.
"Kakak kenapa, ada masalah? Sejak tadi kakak tidak menjawab perkataan ku". Cerocos Zanneta masih menggenggam tangan Abyaz.
Tangannya hangat dan halus sangat pas di genggaman tangan gue... Ucap dalam hati Abyaz.
Zanneta tersadar saat tangannya menggenggam tangan Abyaz, saat akan menarik tangannya malah kini ia dibuat terdiam sebab tangan Abyaz malah menggenggam balik dengan kuat.
Tatapannya seakan mengisyaratkan untuk jangan melepaskan tautan tangan mereka sampai pelayan datang saat itu lah genggamannya terlepas.
.tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABZAN
Fiksyen RemajaIni adalah Akhir Cerita dari seorang gadis yang jatuh hati sejak bertemu dengan kakak kelas nya yang cuek. Kisah tanpa sebuah perkenalan rasa suka dan tanpa komitmen tapi hanya sekedar dua orang yang selalu berpapasan. Seorang gadis yang memendam c...