pt. 2 - cinta yang hadir

221 4 0
                                    

Tak lama setelah ummi memanggil seluruh anggota keluarganya, muncul kehadiran sesosok lelaki paruh baya dari kamar ya, itu adalah abi. Disertai kehadiran kedua anak ummi, Hana yang melihat itu langsung melohok dan mendekatkan mulutnya ke telinga maryam.

"Al, dua itu kakak lo?" ucap Nasya berbisik

"iya, udah ah ayo makan" kata maryam sambil menarik lengan Nasya.

Dengan perasaan yang tidak enak karena ikut makan bersama keluarga maryam, Nasya segera minta izin untuk pulang.

"ummi kayanya aku mau pulang dulu" ucapnya sambil tersenyum lebar ke ummi

"eh nak jangan pulang dulu, ayo dimakan kan ini kamu yang masak jadi harus makan juga nak" ucap ummi sambil memegang tangan Nasya.

Nasya yang akhirnya menuruti ucapan ummi, segera menunduk dan tersenyum "baik kalo gitu". Nasya terus salah fokus akan kedua kakak maryam itu, mereka berdua makan tapi sambil nunduk? ga takut keselek? hahaha. tapi dirinya jadi merasa lebih tidak enak karena mungkin dengan kehadirannya membuat kedua kakak maryam itu makan sambil menunduk.

Setelah semuanya selesai makan, ummi dan maryam hendak berdiri yang diikuti oleh Nasya. mereka bertiga membereskan bekas makannya dan bergegas ke dapur untuk mencucinya.

"Ayo nak" ucap ummi kepada dua gadis itu

Setelah Nasya mencuci bekas makannya, iya bergegas meminta izin untuk pulang karena tidak enak lama lama dirumah orang.

"Ummi, aku pulang dulu ya? dimana abi, ummi?" ucapnya sambil melirik kanan kiri

"Gapapa nanti disalamin ya ndok" ucap ummi sambil mengusap usap kepala Nasya.

"Makasi ya ndok udah bantu maryam dan ummi, sering sering kesini ya cantik" kata ummi sambil tersenyum lebar

"Iya, aku pamit ya ummi, al Assalamualaikum. Jangan lupa salamkan salam saya untuk abi dan kakak kakaknya maryam" ucap Nasya sembari memberikan senyuman.

Sesampainya dirumah Nasya bergegas mandi lalu ia duduk disofa kamarnya sembari menyalakan laptop yang ada diatas meja.
Entah apa yang ia cari, namun sepertinya sesuatu yang penting karena ia terlihat fokus sampai sampai ia tidak sadar sudah ada bundanya yang dari tadi melihat ke arah dirinya.

"Oh gitu sekarang lupa sama kehadiran bunda nih" ucap bunda sambil menaikkan kedua alisnya

"Allahumma, bunda sejak kapan ada disitu yaAllah bikin kaget aja bun!" kata Nasya dengan muka terkejutnya

"Dari tadi, kamunya aja sibuk dengan dirimu sendiri. hih!!, sedang melihat apasih bunda pengen liat juga dong" ucapnya sambil mendekatkan diri ke sofa tempat duduk sebelah Nasya.

Nasya seketika menutup laptopnya lalu menaruhnya didalam bungkus tempat laptop, "bunda kepo ih malass" ucap Nasya sambil menjauh dari bunda

"kenapa sih kak? kakak punya pacar ya?" ucap bunda nya dengan muka menggoda anak tunggalnya itu

"KEPO" Nasya langsung bergegas keluar kamar.

sambil berjalan Nasya masih terbayang bayang muka kakak nya maryam yang tampan tampan itu, dalam hatinya "apakah bisa salah satu dari mereka menjadi imam aku hehe" Nasya tersenyum lirih.

setelah Nasya pergi ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan, ia langsung bergegas pergi ke kamarnya untuk melanjutkan bermain game dilaptopnya itu. Tentunya bunda sudah tidak ada di kamarnya.

Nasya bermain game sampai ketiduran disofa kamarnya itu. tiba tiba sudah terdengar suara adzan subuh yang membuatnya bangun dan bergegas mengambil wudhu untuk sholat.

setelah sholat, Nasya membantu bundanya membersihkan halaman rumah. "bun, kalo misal ada gus yang ngelamar aku, aku terima aja kali ya?" ucapnya sambil terkekeh

"ngaur kamu, mana ada gus yang mau sama cewe pecicilan dan gamau diam kaya kamu" ucap bunda dengan nada bercandanya.

"gaboleh ngomong gitu tau bundaa! dari dulu kan cita cita aku itu pengen nikah dengan seorang gus, siapa tau beneran kejadian hehe" dengan nada Nasya yang membuat bundanya tertawa kecil.

"udah ah bun, aku ke kamar dulu ya mau ada kelas ngajar online hari ini" ucapnya smabil menaruh pot pot bunga yang sedang ia bereskan.

"iya yaudah semangat ya nak" ucap bunda sambil melanjutkan aktifitasnya.

— Setengah jam kemudian.
.

.

"akhirnya selesai juga" kata Nasya.

"ALLAHUAKBAR BUNDAAAA!!" teriak Nasya pada bunda nya yang tiba tiba nongol disela sela pintu kamarnya.

Nasya yang bergegas membuka pintu dan menanyakan pertanyaan kepada bundanya itu.

"kenapa bun?, bikin kaget aja pagi pagi" ucap Nasya sambil mendekati muka bunda nya itu.

"nak ada yang mau meminang kamu" ucap bunda Nasya sambil berbisik pelan.

"HAH BUNDA APAAN BERCANDA AJA!" ucap Nasya dengan muka kaget nya.

tiba tiba ada suara panggilan dari lantai bawah ya tidak salah lagi itu adalah ayahnya Nasya. "nak turun dulu ada yang mau bertemu" berteriak memanggil Nasya.

"ayo nak turun aja dulu" ucap bunda sambil menggandeng Nasya untuk turun ke bawah.

Nasya turun dari tangga dengan hati nya yang tidak karuan, rasanya ia ingin menghilang dari bumi. "HAI NAS" . . . suara itu! ya maryam.

"HAH JADI YANG DATENG UNTUK MELAMAR AKU ITU KELUARGANYA MARYAM!?!" bertanya tanya dalam hatinya.

Ya benar ternyata yang mau melamar itu kakaknya maryam yang namanya Adnan. "kenapa dia mau melamar aku" bertanya Nasya dalam hatinya.

Setelah berbincang bincang bersama dua keluarga itu, tiba tiba ayahnya Nasya bicara "jadi kedatangan kalian kemari ingin melamar anakku?" ucap ayah dengan suara beratnya.

"Iya, saya datang kemari bersama keluarga bertujuan untuk melamar dan berkenalan dengan semua keluarga Nasya". Suara itu terdengar lirih ditelinga Nasya, rasanya Nasya ingin mendengarkannya berkali kali.

dalam hatinya Nasya ingin berteriak sekencang kencangnya! ia benar dilamar seorang gus?! mimpinya itu tercapai? apa yang harus dia lakukan.

"Kalo saya terserah anaknya mau gimana, memang kenapa kamu bisa mau menikahi anak saya?" ucap ayah dari Nasya.

"kemarin saya tidak sengaja melihat Nasya dengan hati bergejolak, saya gamau cinta saya malah jadi nafsu yang akan menghantarkan kami berdua ke neraka. Saya pikir sebaiknya cinta saya ini saya halalkan." ucapan gus adnan membuat semua yang ada diruang tamu terkejut.

"jadi kamu menikahi anak saya karena kamu tidak sengaja melihatnya dengan hati yang tidak karuan? hanya karena itu? apa tidak ada rasa cinta?" ucap ayah Nasya sedikit kaget dan kesal

"maaf, saya yakin cinta sejati tumbuh ketika sudah halal. Saya harap kami berdua saling mencintai ketika kami sudah halal dimata Allah" kata kata gus adnan yang membuat hati Nasya semakin terguncang.

"yasudah saya akan serahkan semuanya kepada anak saya, jika anak saya bersedia menjadi istri kamu. Saya akan setuju, saya akan selalu berdoa kalian menjadi yang terbaik" ucap ayah Nasya sambil mengambil secangkir teh hangat.

"jadi gimana Nasya?"
deg jantung Nasya berdetuk kencang . . .

gus AdnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang