Mata Alaric yang membulat karena keterkejutannya dengan keberadaan pertambangan luntur, tergantikan oleh tatapan yang berkaca-kaca karena merasa iba dengan apa yang menjadi fokus atensinya saat ini. Ia menatap ke arah tangga menuju dasar pertambangan yang cukup dalam, di sana terdapat ratusan atau bahkan ribuan manusia yang diperlakukan tidak seperti manusia.
Ada beberapa orang yang pasti Alaric pikir itu bukan manusia. Sebangsa dengan Verona dilihat dari rambut mereka yang berwarna merah menyala dan bergelombang panjang. Baik lelaki ataupun perempuan memiliki bentuk dan warna rambut yang sama. Mereka adalah orang-orang yang melakukan banyak tindakan penyiksaan pada manusia yang diperbudaknya.
Pertambangan yang dilihat oleh Alaric dikerjakan oleh manusia-manusia yang diperbudak, orang-orang berambut merah menggunakan manusia lainnya sebagai tunggangan dalam posisi merangkak untuk berpindah tempat. Miris hati Alaric ketika melihat adanya anak-anak, seorang wanita muda dan tua, lelaki kurus, kakek-kakek yang sudah beruban, dan banyak lagi manusia lainnya dicambuk sambil terus bekerja.
Hasil tambang yang didapatkan diberikan kepada pria berambut merah di sudut daerah tambang dan kemudian si pemberi hasil hanya diberikan sedikit roti dan air. Bagi yang menjatuhkan hasil tambang barang sedikitpun itu akan mendapatkan cambukan berkali-kali.
Alaric tidak habis pikir bagaimana bisa mereka sekejam itu terhadap manusia. Kerajaan Adenium saja yang memiliki budak tambang tidak diperlakukan dengan cara demikian. Tahanan perang, penjahat besar, bangsawan pemberontak, dan pengkhianat kerajaan dijatuhi hukuman kerja tanpa upah. Namun, perlakuan para petinggi Adenium tidak sampai seperti itu. Mereka masih memberikan tempat beristirahat dan jam kerja yang tidak memberatkan serta memberi makan yang cukup.
"Memangnya menurutmu kami apa kalau bukan manusia?" Verona balas mempertanyakan pada Alaric.
Pangeran Alaric terkesiap. Ucapan Verona sebagai tanggapan dari perkataannya sebelumnya sempat terjeda beberapa detik dan membuat pikirannya berkecamuk tentang apa yang ada di depan pandangan. Alaric menoleh kembali pada Verona, tatapannya kali ini tidak seteduh sebelumnya. Entah mengapa Alaric merasa bahwa senyum yang diberikan Verona saat ini terasa mengerikan.
"Manusia tidak akan memperlakukan sesama manusia seperti itu, Verona." Alaric menjawab dengan penekanan, ada syarat kemarahan dari penuturannya.
Verona terkekeh. "Benarkah? Padahal apa yang terjadi di sini adalah karena ulah manusia."
"Manusia mana yang akan mau melak–"
"Pertambangan ini adalah milik Kerajaan Adenium." Verona memotong ucapan Alaric yang belum selesai. Lawan bicara Verona itu tidak percaya, menggelengkan kepala dan meracau dengan berbagai sangkalan bahwa Adenium tidak sejahat itu. Lantas Verona tertawa terbahak-bahak dan lanjut bicara, "Menurutmu mengapa harga kristal murni di Adenium bisa lebih murah dari kerajaan lain?"
"Raja mendapatkannya dari pertambangan resmi milik Kerajaan Adenium. Tidak ada sangkut pautnya dengan ini." Alaric menjawab tegas.
"Lantas siapa yang bertanggung jawab atas pertambangan itu, Alaric?" tanya Verona.
Alaric tidak segera menjawab. Pertambangan batu kristal dan emas di Adenium dikepalai oleh Aster sedangkan ia sebagai bagian administrasi. Tidak ada yang salah dari laporan Aster sebelumnya sehingga ia mengambil kesimpulan bahwa tambang milik Kerajaan Adenium berlimpah sehingga mendapatkan hasil yang banyak. Akan tetapi, setelah Aster melakukan kudeta untuk mendapatkan kerajaan secara paksa, tindakan dan rencana jahatnya bisa saja memang sudah dilakukan sejak dulu. Termasuk tentang pertambangan yang ada di depannya saat ini.
"Tidak mungkin." Alaric bergumam tidak percaya.
"Aster melakukan kontrak untuk membuka portal dan memanggil penyihir sebagai bala bantuan. Permintaannya ada memanipulasi otak seluruh warga Adenium dan menjadikan mereka sebagai bidak. Mereka yang bekerja di sini adalah warga Adenium itu sendiri, Alaric." Verona menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Cursed Princess
FantasyPangeran Alaric menolak lamaran dari seorang wanita asing yang tidak sengaja dijumpainya di hutan dengan alasan ia telah jatuh hati pada Putri dari Kerajaan Mandevilla. Namun, siapa sangka bila wanita asing tersebut adalah penyihir paling kejam yang...