Sejarah yang dikisahkan oleh seorang penyihir baik itu seakan menegaskan bahwa Verona adalah kriminal di kerajaannya sendiri dan menembus portal dimensi sebagai jalan untuk melarikan diri. Membangun kontrak dengan Pangeran Aster, seseorang yang memiliki kedengkian karena tahta Kerajaan Adenium tidak jatuh padanya dijadikan sebagai kesempatan agar ia bisa tinggal di dimensi ini dalam waktu lama.
"Dimensi manusia dan dimensi tempat ras lain tinggal memiliki konsep yang tidak sama. Verona membutuhkan energi kehidupan. Akan tetapi, alam di dunia manusia tidak bisa memberikan energi kehidupan sekaligus energi sihir terhadapnya. Oleh karena itu, ia perlu menjalin kontrak dengan penguasa agar bisa memakan jantung rakyatnya sebagai sumber energi utama." Penyihir itu kembali memberikan penjelasan yang membuat segala kebingungan yang bergumul di otak Alaric menghilang.
"Mengapa Verona tidak langsung saja memakan jantung manusia tanpa harus menjalin kontak?" Alaric bertanya karena penasaran.
Sang penyihir menggeleng terlebih dahulu ketika berikutnya ia berkata, "Tidak semudah itu, Pangeran. Semenjak adanya perjanjian darah, Penyihir tidak bisa membunuh apalagi memakan bangsa manusia. Satu-satunya cara untuk lepas dari perjanjian darah tersebut adalah ketika mendapatkan izin dari manusia itu sendiri."
"Tetapi, Verona tentunya tidak mendapatkan izin dari para gadis di Kerajaan Mandevilla." Alaric menanggapi, muncul kerutan di kening pria itu sebagai bentuk rasa herannya.
"Benar. Akan tetapi, bangsa manusia memiliki kerajaan. Seluruh rakyat mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari kerajaan dan setia terhadap kerajaan masing-masing. Untuk bisa mengikat rakyat, maka perlu mendapat izin dari rajanya. Satu keputusan Raja akan mewakili seluruh putusan rakyat. Bukankah begitu?" Sang penyihir kembali menjelaskan.
Alaric terdiam karena apa yang diucapkan penyihir itu adalah benar. Ucapan dari seorang raja setara dengan undang-undang yang akan dipatuhi oleh seluruh rakyat. Itulah kenapa Verona menjalin kontrak dengan Aster agar menggulingkan tahta yang seharusnya dipegang olehnya dan kemudian memberikan posisi Raja kepada Aster. Dengan begitu, Verona bisa mendapatkan persetujuan dari Aster untuk mendapatkan makanan berupa jantung seluruh gadis yang ada di Kerajaan Adenium.
Seperti yang pernah Verona katakan pada Alaric sebelumnya bahwa ada hubungan timbal balik yang sama-sama diuntungkan dalam kontrak. Aster mendapat kekayaan tambang sekaligus posisi Raja dan Verona mendapatkan makanan dari rakyat yang dipimpin oleh Aster saat ini.
"Jika Verona memakan jantung banyak gadis, maka pengikut setia Verona yang juga ada di sini akan memakan jantung mereka. Bukankah para gadis di Adenium akan punah? Apakah aku hanya harus menunggu hal itu terjadi dan menunggu sampai energi Verona habis untuk membalaskan kejahatannya?" Jujur saja Alaric sangat kesal ketika menyampaikan pertanyaan itu. Ia benar-benar tidak punya cara apapun untuk bisa melawan Verona dan komplotannya.
"Tidak, Pangeran. Kita tidak bisa menunggu sampai gadis-gadis di Adenium habis. Kalaupun hal itu terjadi, bukankah Raja Aster masih bisa berperang dengan kerajaan lain untuk bisa merebut tahta mereka? Dengan begitu, Verona tetap akan mendapatkan asupan energi dari kehidupan rakyat kerajaan lain jika Raja Aster memenangkan perang dan berkuasa atas kerajaan rampasan." Penjelasan dari si wanita penyihir membuat Alaric mengumpat dengan kuat.
"Apa yang harus kulakukan?" Alaric berputus asa.
"Jangan khawatir. Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kedatanganku untuk menghentikan kejahatan Verona?" ucap wanita itu bersungguh-sungguh.
Baik Alaric maupun wanita penyihir tersebut sama-sama terfokus pada percakapan panjang yang mereka lakukan hingga Alaric sampai lupa untuk menanyakan siapakah gerangan wanita penyihir tersebut. Sedang tadi dirinya sendiri sudah memperkenalkan diri dan ia bahkan belum mengetahui nama dari orang yang telah memberinya banyak informasi.
"Siapa namamu?" Alaric akhirnya bertanya.
"Aku Reina dan ini teman kecilku Cyanne." Wanita penyihir bernama Reina itu berkata sembari memperkenalkan juga peri kecil yang duduk di atas bahunya.
"Halo, Pangeran. Namaku Cyanne. Senang bertemu dengan pangeran bangsa manusia sepertimu." Suara Cyanne terdengar melengking, tetapi kecil hingga membuat kesan lucu dan Alaric tersenyum ketika mendengarnya. Mungkin juga, ucapan Cyanne justru tidak sopan sehingga Reina menyenggol dengan jarinya.
"Aku harus segera ke Kerajaan Mandevilla sekarang." Alaric berucap.
"Kerajaan Mandevilla? Ada apa dengan kerajaan itu, Pangeran?" tanya Reina.
"Verona hendak ke sana karena tahu bahwa aku memiliki hubungan dekat dengan mereka." Alaric menjawab.
"Kalau begitu akan lebih baik jika kami berdua ikut." Reina menawarkan diri.
Akan tetapi, Alaric menggelengkan kepala lantas berucap, "Tidak. Ada banyak tawanan yang ada di sini. Jika kau masuk ke dalam cermin itu, maka kau akan bertemu dengan banyak penyihir yang memperkerjakan banyak budak di sebuah pertambangan."
"Itu benar. Akan tetapi, cermin itu adalah milik Verona yang dikunci dengan sihirnya sendiri. Sehingga hanya Verona yang bisa membukanya dan melepaskan mereka. Maka dari itu, kita selamatkan terlebih dahulu Kerajaan Mandevilla sebelum korban berikutnya jatuh." Usulan dari Reina ada benarnya jika disertai penjelasan tersebut.
Mendapatkan bantuan seperti itu, Alaric tidak bisa memberikan penolakan. Apalagi ia mengetahui jika Reina juga adalah seorang penyihir. Akan lebih baik menurutnya jika penyihir dilawan oleh sesama penyihir. Ia juga ingin segera mengetahui bagaimana keadaan Putri Allea juga kondisi Mandevilla saat ini. Mengingat Verona sudah dalam hitungan jam berlalu sejak pergi meninggalkan Alaric dalam belenggu sihir di ruangan itu.
"Baiklah, ayo kita bergegas." Alaric mengatakan itu sambil langsung melangkah cepat ke arah pintu.
"Tunggu, Pangeran Alaric!" seru Reina menghentikan langkah kaki Alaric yang sudah tiba di ambang pintu.
Alaric pun menoleh dan bertanya, "Ada apa?"
"Lebih baik kita berteleportasi daripada berlari." Reina memberikan usul.
Benar, Alaric lupa bahwa ia saat ini sedang bersama dengan seorang penyihir yang memiliki kemampuan berpindah tempat hanya dalam kedipan mata. Akan tetapi, Alaric bukan penyihir seperti mereka. Pastinya, Alaric tidak dapat melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan.
"Bagaimana caranya? Aku tidak memiliki sihir seperti kalian." Alaric menanggapi.
Reina tersenyum lalu menjawab, "Aku yang akan merapal sihir teleportasi. Pangeran hanya perlu berkontak fisik dengan berpegangan dan kita akan sampai di Kerajaan Mandevilla bersama-sama."
Penjelasan yang singkat dan mudah dipahami. Alaric hanya mengangguk sebagai bentuk tanggapan. Lantas, ia tak jadi pergi dan berbalik arah mendekat pada Reina lagi. Lalu, ia memegang bahu Reina ketika wanita itu sudah merapalkan mantra. Cahaya berpendar di sekitar mereka bertiga. Alaric pikir akan sama seperti ketika Verona melesat berpindah arah di ruangan tersebut. Ternyata tidak, ada cahaya terang yang muncul membentuk lingkaran di sekitar mereka. Mungkin karena lokasinya jauh atau ada hal lain yang Alaric tidak mengerti.
"Jangan bingung, Pangeran. Verona mungkin tampak melesat di hadapan pangeran. Namun, itu hanya bisa dilakukan jika jarak tempuh yang dekat. Untuk berteleportasi ke suatu tempat yang jauh, kita tetap harus menggunakan sihir dengan merapalkan mantra," jelas Reina.
Sekali lagi Alaric mengangguk paham. Otaknya mengingat moment ketika Verona hendak pergi ke Kerajaan Mandevilla. Kemungkinan besar Verona hanya melesat pergi ke luar dan membuat lingkaran sihirnya ketika berada di sana sehingga Alaric tidak mengetahuinya. Apapun itu, Alaric tidak mau memikirkan hal tersebut. Yang terpenting baginya adalah tiba sesegera mungkin ke Kerajaan Mandevilla. Hingga kemudian, hanya dalam waktu hitungan detik, ketika Alaric membuka mata setelah tertutup singkat akibat silaunya cahaya, ia dan Reina serta Cyanne sudah tiba di Kerajaan Mandevilla.
.
.
.🌹🌹🌹
Bersambung ~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Cursed Princess
FantasíaPangeran Alaric menolak lamaran dari seorang wanita asing yang tidak sengaja dijumpainya di hutan dengan alasan ia telah jatuh hati pada Putri dari Kerajaan Mandevilla. Namun, siapa sangka bila wanita asing tersebut adalah penyihir paling kejam yang...