Dugaan Alaric ternyata benar adanya. Ketika orang yang ditatapnya mendekat dan memperkenalkan diri, ia adlah pemimpin dari pasukan yang sekarang berada di kamp ini. Dirinya juga yang meminta Reina dan Cyanne untuk melakukan pengintaian dan memberikan laporan lengkap tentang sudah sejauh mana Verona bergerak. Namun, ketidakhadiran Reina di antara mereka dan hanya Cyanne yang kembali membuat pria itu bertanya-tanya.
"Reina sedang terluka parah dan dirawat di Kerajaan Mandevilla." Alaric memberitahu. Pria itu tidak terlalu terkejut mungkin karena memang sudah memprediksi hal seperti itu bisa saja terjadi.
"Ceritakan padaku secara detail," pintanya.
Alaric mengangguk dan pria itu kemudian mengajak tiga tamunya masuk lebih dalam ke kamp dan berbaur bersama prajurit sihir lainnya. Berhubung para penyihir yang ada di sana sudah membuatkan makanan sehingga ia juga mempersilahkan sang tamu untuk bersantap bersama. Sudah banyak hal terjadi pastinya di antara mereka dan pria itu bisa peka bahwa tamunya belum menyantap apa-apa.
Makan-makan di antara mereka juga tidak hanya sekedar makan dan diam. Tetapi juga sembari menjelaskan tentang situasi di dunia manusia yang sedang kacau-balau. Verona juga mungkin sudah kembali ke rumahnya serta panik karena tidak menemukan Alaric. Atau mungkin Verona kembali ke Kerajaan Adenium dan menjalankan tugas dari Aster untuk bertarung dengan kerajaan lain sebagai calon korban baru juga santapan baginya. Alaric juga menjelaskan tentang kutukan yang akan dialami oleh Kerajaan Mandevilla di malam purnama.
Setiap penyihir yang ada di sana mendengarkan Alaric saksama. Mereka terkejut mengetahui kekejaman Verona benar-benar di luar akal sehat. Ia tidak habis pikir jIka Verona bisa sampai berbuat hal semengerikan itu hanya karena tertolak cintanya. Emosi Verona yang meluap-luap, sama seperti ketika ia ditolak oleh sang Raja dan melampiaskan kemarahannya pada Putri Kerajaan Penyihir dan membantai banyak wanita untuk dijadikan tumbal sihirnya.
Pemimpin pasukan itu geleng-geleng kepala. Ia berpikir mungkin saja perubahan emosi dan jahatnya Verona saat ini adalah pengaruh dari ilmu hitam yang selama ini digeluti. Sihir milik Verona berbeda dengan sihir biasa. Hati nurani wanita itu juga pasti sudah ditelan habis oleh kekuatannya sendiri.
"Cyanne, kita harus segera membentuk pasukan untuk melawan Verona." Sang Pimpinan berkata.
"Benar, Trey," jawab Cyanne pada pimpinan yang bernama Trey tersebut.
Verona memiliki pasukannya sendiri, bawahannya yang ikut melakukan praktik sihir gelap dan sama jahatnya dengannya. Sihir gelap membutuhkan tumbal untuk mendapatkan energi. Dan jika jantung wanita di Kerajaan Adenium adalah sumber utamanya, maka mereka pastinya memiliki pasokan energi sihir yang lumayan banyak. Beberapa orang penyihir biasa seperti Trey dan pasukannya bisa diperkirakan akan kewalahan meski melawan satu orang saja dari bawahan Verona. Apalagi untuk melawan Verona itu sendiri, si penyihir dengan kekuatan sihir hitam paling tinggi di antara semua pengguna sihir hitam yang ada. Trey menyadari bahwa ini akan sulit.
"Kita akan pergi ke Kerajaan Penyihir dan membuka portal meski tanpa Reina. Aku harap ia akan baik-baik saja selama kita tinggal dan mendiskusikan ini bersama dengan Dewan Sihir Agung." Trey menjelaskan.
Alaric tidak begitu mengerti sejujurnya tapi setidaknya ia menangkap bahwa para penyihir itu akan kembali ke dunianya. "Bagaimana dengan kami? Apakah kamu hanya akan menunggu dan tidak berbuat apa-apa?"
"Apakah kau bersedia membantu kami, wahai manusia?" tanya Trey pada Alaric dengan serius.
Pasukan sihir mungkin tidak akan banyak berbuat jika perang meletus di dimensi manusia karena energi mereka terbatas. Namun, Trey teringat pada senjata anti sihir yang bisa digunakan manusia dan dapat menahan segala serangan sihir serta melukai penyihir. Dewan Sihir Agung pasti mengetahui tentang hal itu dan memiliki informasi lengkapnya.
"Tentu saja. Semakin banyak pasukan maka semakin bagus. Kami juga tidak bisa berdiam diri saja ketika kerajaan kami diinjak-injak." Alaric dengan tegas memberikan jawaban demikian.
Trey akhirnya mengangguk. Memang ini yang diharapkan. Pasukan sihir dengan energinya yang terbatas bisa mendapatkan sokongan dari manusia yang mengenakan atribut dan senjata anti sihir. Ketika sebagian pasukan sihir mengalami kekalahan, mereka masih memiliki pejuang yang bisa melawan kekuatan sihir gelap Verona.
Oleh karenanya, setiap pihak yang ada di sana tidak mau membuang waktu terlalu lama. Trey kemudian pun merapalkan mantra pembuka portal sehingga di sekitar lokasi makan mereka yang telah usai, terbuka seperti gerbang membentuk lingkaran yang di tengahnya terdapat pusaran berwarna jingga terang.
"I-Ini adalah protal dimensi?" Alaric bertanya.
Anggukan dari Trey sudah cukup untuk mengiyakan. Ukuran dari portal tersebut semakin lama semakin membesar sehingga mampu untuk digunakan satu pasukan sekaligus untuk melintasinya. Namun, Trey hanya membawa Cyanne dan Alaric serta dua orang kesatria yang bersama si pangeran manusia itu untuk ikut bersamanya. Sedangkan para prajurit bawahannya tetap tinggal di dalam goa untuk berjaga-jaga dan bersiap jika terjadi sesuatu nantinya.
Sebelumnya, mereka juga telah melintasi mulut goa yang bergelombang dan membuat mereka berada di dalam goa yang luas. Ketika melintas portal tersebut tentu saja sudah tidak ada keraguan atau ketakutan ketika melewatinya. Bahkan dua orang yang bersama dengan Alaric itu merasa antusias untuk memperhatikan apa yang akan menyambut mereka di balik portal sana.
Dan benar, bahkan Alaric itu sendiri pun dibuat terheran dan amat terkejut dengan pemandangan yang menyambutnya. Mereka berada di sisi hutan, di depannya ada jalanan luas yang mengarah ke perbatasan kota. Namun, yang mereka lihat bukanlah sekadar kota biasa melainkan sebuah kota sihir yang seluruh warganya terbang di langit untuk berpindah tempat. Selain itu, peri di sini juga hidup berdampingan sehingga mereka bisa melihat ras yang sama seperti Cyanne itu berkeliaran dan mengeluarkan cahaya setiap kali mereka terbang.
"Ah, rasanya lega. Akhirnya aku bisa mengumpulkan banyak energi lagi." Cyanne berucap dengan kegirangan.
"Apa maksudmu?" Vubert yang tak mengerti itu bertanya.
"Energi utama seorang peri adalah energi alam. Intinya, aku hanya perlu berdiam di dalam hutan untuk memulihkan kekuatan." Cyanne menjelaskan.
"Padahal sebelumnya kita juga sama-sama di hutan," komentar Vubert.
"Beda dimensi beda konsep," ujar Cyanne lalu berpaling.
Mengabaikan Cyanne, Trey kemudian mengajak Alaric dan kedua temannya untuk bertemu dengan dewan sihir yang dimaksud. Tidak ada tanggapan lain selain hanya setuju. Sedangkan Cyanne pergi lebih dalam menuju tengah hutan untuk melakukan hal yang katanya adalah mengumpulkan energi. Trey, Alaric, Vubert, dan Joan pun akhirnya melintasi kota sihir di Kerajaan Penyihir lalu menuju ke lokasi keberadaan Dewan Sihir Agung.
Lokasi tersebut rupanya bersebelahan dengan istana utama Kerajaan Penyihir. Bentuk bangunan dari Dewan Sihir Agung juga mirip dengan istana utama. Di sana, Alaric dan kedua rekannya itu mendapati pemandangan yang rasanya memang sudah biasa terlihat oleh mata. Orang-orang yang berasal dari ras penyihir semuanya memiliki rambut berwarna merah. Wanita-wanita penyihir memiliki rambut merah bergelombang semua sehingga cukup sulit untuk dibedakan. Setidaknya Alaric sudah hafal dengan wajah Verona dan Reina. Untuk yang lain, maaf saja jika suatu saat Alaric dan kedua kesatria itu tidak mengingat.
Lantas, Trey pun menemui salah satu penjaga di pintu gerbang utama tersebut dan menyampaikan tujuannya. Si penjaga melakukan telepati dengan menghubungi Pimpinan Dewan Sihir Agung untuk meminta izin. Barulah kemudian ketika sudah mendapatkan persetujuan, mereka dipersilahkan untuk masuk dan bertemu dengan Pemimpin Dewan di ruang tamu istana dewan.
.
.
.🌹🌹🌹
Bersambung ~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Cursed Princess
FantasiPangeran Alaric menolak lamaran dari seorang wanita asing yang tidak sengaja dijumpainya di hutan dengan alasan ia telah jatuh hati pada Putri dari Kerajaan Mandevilla. Namun, siapa sangka bila wanita asing tersebut adalah penyihir paling kejam yang...