Kehadiran Trey dan orang-orang yang dibawanya disambut baik oleh sang pemimpin Dewan Sihir Agung yaitu Relix. Situasi sudah sangat kacau sehingga tidak perlu berbasa-basi lagi untuk membahas tentang apa yang terjadi. Trey menjelaskan segala kekacauan yang terjadi di dimensi manusia yang diperbuat oleh Verona. Mendengar kekacauan itu sudah terlampau parah, ada kesedihan mendalam yang ditunjukkan oleh Relix selaku ayah kandung dari Verona.
Pria itu tertunduk dan berkata, "Sudah sejauh itu rupanya putriku tersesat."
Trey tidak memberikan tanggapan. Ia tidak tahu harus menjawab dengan berkata apa. Ia melihat kesedihan Relix tapi tidak bisa berbuat apapun. Putusan dari Raja juga telah diturunkan sejak lama bahwa Verona akan dihukum mati entah dibunuh di lokasi atau dibawa dalam keadaan hidup dan menjalani hukuman matinya di alun-alun istana. Bagaimanapun, pada akhirnya putusan Raja adalah mutlak. Verona akan menemui ajalnya cepat atau lambat.
"Kita akan mempersiapkan pasukan saat ini juga. Esok pagi, kita semua akan ke dimensi manusia dan mengumandangkan genderang perang." Dewan Sihir, Relix bertitah.
"Tapi bagaimana caranya?" Joan agaknya memberi pertanyaan yang dianggap lucu hingga Relix bertanya.
"Verona saat ini berada di Kerajaan Adenium dan akan membantu Raja Aster untuk menaklukkan kerajaan tetangga." Relix berbicara.
"Tidak mungkin. Bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu?" Alaric bertanya.
"Hanya perkiraan yang kubuat berdasarkan cerita dari Trey. Namun, perkiraanku biasanya selalu 98 persen benar." Relix berucap sembari memberi senyum yang dipaksakan. Tidak ada di dalam otaknya dahulu sempat terbesit bahwa ia akan membunuh putrinya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Putri kecilnya yang dahulu begitu ceria dan bersahaja sudah berubah menjadi penyihir hitam haus darah dan kekuatan. Rasanya, ia sudah memang kehilangan putrinya sejak lama. Verona yang saat ini tidak lagi merupakan putri baginya, tetapi hanya orang asing, seorang penjahat tak dikenal yang harus segera dimusnahkan.
"Apakah Anda sudah menyiapkan rencana?" Joan bertanya dengan ragu.
Relix mengatakan bahwa besok genderang perang akan dibunyikan. Yang tandanya, mulai besok mereka akan menghadapi situasi menjelang perang yang bisa meletus dalam waktu paling cepat satu hari ke depan. Ia tidak habis pikir perang semacam apa yang direncakan oleh Relix dalam waktu singkat seperti itu. Namun, jika mengingat kembali penjelasan sebelumnya bahwa Adenium akan menyerang kerajaan lain untuk ditaklukkan, mungkin pada saat itulah Kerajaan Penyihir dan pasukannya akan melakukan serangan.
"Kami bisa berkomunikasi dengan telepati jika berada di dimensi ini. Sangat mudah bagi kami untuk mengkoordinasikan seluruh prajurit penyihir agar bisa segera bersiap-siap berpindah dimensi pada esok hari." Relix memberikan penjelasan yang membuat Alaric dan dua rekannya terkagum-kagum.
"Bagaimana dengan kami? Kami belum tentu bisa mengkoordinasikan seluruh prajurit di Kerajaan Mandevilla." Alaric bertanya.
"Waktu di dimensi manusia dan dimensi sihir itu berbeda. Satu hari di dimensi sihir setara dengan waktu satu minggu di dimensi manusia." Relix lagi-lagi memberikan pernyataan yang membuat tamu manusianya itu terkejut hingga menganga.
"Jadi maksudmu saat ini sudah berlalu satu Minggu di dimensi manusia?" tanya Alaric.
"Memangnya kau tidak menyadari perjalanan waktu kalian sangat lambat setelah melintasi mulut goa?" Relix balas bertanya.
Alaric, Vubert, dan Joan kembali ternganga. Benar saja, mereka sudah melewati banyak hal. Sempat makan malam bersama dengan Trey dan mendiskusikan banyak hal selama di sana. Mereka juga melintasi portal dunia serta berkeliling sebentar di kota sihir lalu menginjakkan kaki di istana dewan. Serta mereka juga menceritakan banyak hal hingga akhirnya tiba pada obrolan yang sekarang.
Namun, tetap saja itu terlalu tidak masuk akal sampai bisa dikatakan sudah berlalu satu minggu karena yang Alaric lakukan dengan temannya hanya berdiam, berdiskusi, berpindah tempat hingga kembali mengatur rencana.
"Jangan dipikirkan, wahai manusia. Sistem waktu dimensi sihir tidak sama dengan kalian. Itulah mengapa usia manusia lebih cepat tua dan tak bertahan lama karena waktu mereka lebih singkat." Relix kembali memberikan penjelasan yang tidak dimengerti tetapi membuat ketika manusia tamunya mengangguk.
"Jadi apa yang harus kami lakukan setelah ini?" Alaric bertanya.
"Kondisi di Kerajaan Mandevilla pasti sudah stabil karena dipimpin oleh Putri Allea seperti yang diceritakan olehmu. Prajurit mereka juga bisa melintasi portal menuju ke tempat penyimpanan senjata anti sihir yang pernah digunakan oleh kesatria zaman dahulu," jelas Relix.
"Itu artinya kami tidak perlu menambang dan membuat senjata anti sihir?" Vubert bersuara.
Relix mengangguk. Ia kembali menjelaskan, "Senjata itu disimpan di suatu tempat dan yang mengetahuinya adalah keturunan dari pejuang penyihir yang mendamaikan banyak dimensi. Oleh karena itu lokasinya pun dilindungi oleh segel sihir yang hanya bisa dibuka dengan darah keturunannya."
"Dan Anda mengetahui lokasinya?" Joan menanyakan.
"Benar," singkat Relix.
"Ini sama saja dengan Anda menyatakan bahwa Anda adalah keturunan dari si penyihir legendaris itu." Joan menanggapi lagi.
"Kau memang tidak salah." Fakta yang cukup mengejutkan keluar dari mulut Relix.
Joan, Vubert, dan Alaric saling pandang untuk sesaat. Ada kekhawatiran di dalam diri mereka karena Relix adalah keturunan dari penyihir legendaris tersebut. Jika lokasi dari tempat penyimpanan senjata anti sihir diketahui oleh Relix dan bisa dibuka dengan darahnya, itu artinya Verona juga bisa melakukan hal yang sama.
"Aku tahu apa yang menjadi kekhawatiran kalian, Wahai manusia." Relix kembali berucap. Ia melanjutkan, "Tenang saja. Verona tidak mengetahui hal itu karena ia sudah berbuat jahat sebelum informasi itu diturunkan padanya. Lagipula, sedari awal, aku sesungguhnya tidak menginginkan Verona mengemban tugas sebagai bagian dari Dewan dan ingin memberikannya pada Reina. Namun, ternyata justru hal seperti ini yang terjadi kemudian."
Lega. Itulah yang dirasakan Alaric dan kedua rekannya. Sedangkan Relix pikirannya justru mengawang ke masa lalu. Niat hati menjauhkan Verona dari posisi Dewan dengan alasan keselamatan agar tidak perlu bertarung jika terjadi perang sihir rupanya disalahpahami dan dianggap sebagai pilih kasih terhadap Reina. Relix menginginkan Verona terhindar dari terlibat perang tetapi justru menjadi pemicu perang itu sendiri.
"Kalau begitu, kita harus segera ke sana dan mempersiapkan senjatanya serta–"
"Beristirahatlah." Felix memotong ucapan Alaric yang belum selesai.
"Kita tidak punya waktu untuk itu. Jika beristirahat maka semua akan terlam–"
"Istirahat juga penting, Pangeran Manusia. Jadi–"
"Alaric."
Relix dan Alaric jadi saling memotong satu sama lain. Relix berdehem sesaat dan kembali berkata, "Jadi kau juga harus beristirahat agar pertarungan bisa dilakukan secara maksimal, Pangeran Alaric."
Hal itu memang ada benarnya. Terburu-buru dan menghabiskan stamina adalah hal yang buruk sedangkan musuh mereka saat ini adalah pasukan sihir Verona serta pasukan dari Kerajaan Adenium yang dipimpin oleh Aster–adik lelaki Alaric–yang akan menghancurkan kerajaan tetangga. Tentunya, kondisi musuh jauh lebih unggul dan berstamina dibandingkan mereka yang baru saja tertimpa musibah. Saran dari Felix tidak mungkin ditolak. Alaric dan kedua rekannya pun menyanggupi dan beristirahat di suatu kamar yang Relix siapkan untuk mereka melalui pelayan yang bekerja.
.
.
.🌹🌹🌹
Bersambung ~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Cursed Princess
FantasyPangeran Alaric menolak lamaran dari seorang wanita asing yang tidak sengaja dijumpainya di hutan dengan alasan ia telah jatuh hati pada Putri dari Kerajaan Mandevilla. Namun, siapa sangka bila wanita asing tersebut adalah penyihir paling kejam yang...