ABPL - LIMA

33 10 0
                                    


5. Rating

***

.

.

.

.

.

"Ih, serius deh, ini bukan soal snacknya dengan kesukaan warna gue doang. Tapi, ini juga snacknya penuh effortless. Ya, nggak, Faa? Lo buat sambil bacain mantra 'kan, ngaku lo!"

"Mantra?"

Alzanee mengangguk sambil tetap mengunyah cemilannya. "He'em. Mantra, mantra itu loh. Lo tahu mantra nggak sih? Apa jangan-jangan lo nggak tahu, percuma dong gue jelasin."

"Tahu, dong. Mantra tuh artis srimulat, yang main di serial Si Doel Anak Betawi."

"Anjing!" Regani menimpali obrolan tersebut. Padahal tadi jelas-jelas di rooftop hanya berdua saja, ini lagi tiba-tiba menyusul dan membuat ribut. "Mandra itu, tolol! Mantra sama mandra jauh beda. Emang, ye, lo benar-benar dah."

"Ada radio butut nyasar kesini juga, Zaa."

Gadis itu hanya tertawa kecil sebagai sahutan.

Regani mengeluarkan bungkus kotak kecil dari saku kemeja. "Nyebat bareng lah kita, gas. Kita cobain 3s nyebat," serunya. Menawarkan bungkus rokok ke Alfarel dan Alzanee secara bergantian.

"Nggak usah ngajak-ngajak soal keburukan, bro! Lo mau kasih paru-paru lo penyakit, jangan ngajak orang lain buat penyakitan juga. Udah, sana, jauh-jauh dulu dari sini. Minimal lima meter!"

Pria yang ditolak rokoknya itu hanya tersenyum ketus.

Malas menanggapi dan malas mencari keributan. Ini jelas waktunya merokok, untuk mengeluarkan semua beban lewat asap yang dikeluarkan. "Okay. Aman dah rokok gue, bye manusia bersih."

"Dah, sana."

"Ngusir, sialan!"

"Hahaha, baperan dih. Orang gue bercandaan doang. Orang bercanda tuh harusnya lo ketawa, bukan kecewa."

Alzanee menginjak kaki Alfarel. "Jangan gitu ih!"

"Afaa ngomong apa adanya, Zaa."

"Sorry, ya, Gan. Afaa nih emang begitu orangnya, toxic. Jangan ditemenin, Gan, udah diamin saja."

Regani memberikan hormat ke arah Alzanee. Lalu, dia pun beranjak pergi meninggalkan rooftop. Mencari tempat yang jauh dari jangkauan Alfarel dan Alzanee. Dia hanya ingin merokok dengan tenang, tanpa ada hambatan dan kendala apapun.

"Faa," panggil Alzanee.

"Alfarel, ih!"

"Astaga, Rakandio Alfarel Zaveer!"

Karena kesal tidak digubris, Alzanee melempar satu buah chiki. "Lo nggak bisa dengar dari kapan sih? Kok gue kesal, ya, sama lo? Apa gue harus lempar lo, ke dalam hati gue?"

"Kayaknya, nggak deh."

"Jangan. Jangan coba-coba lo masuk ke hati gue, Faa. Ralat, ya, gue ralat ucapan gue barusan. Nggak usah lo dengarin, pura-pura budeg lagi aja udah!"

ANNOYING BUT PERFECT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang