ABPL - TUJUHLAS

16 7 0
                                    


17. Rawat Jalan

***

.

.

.

.

.

"Selamat pagi, Milia." sapa Alzanee mengecup pipi kanan dan kiri Auliani. Serta mengimbuhkan pelukan hangat, hanya sebentar. "Masih pagi gini sudah masak aja nih, mih. Rajinnya kelewatan batas, ya, istrinya papi Josefanus."

Auliani mengelus pucuk kepala anak gadisnya. "Selamat pagi juga, anak cantiknya Milia dan Pinus. Kamu juga masih pagi kok sudah cantik dan wangi saja, mau kemana?"

"Mau ke," putusnya sedang memikirkan jawaban apa yang cocok. Tangannya diketuk-ketukan ke dagu. "Ke dapur lah, mih. Mau kasih bantuan ke Milia, siapa tahu mami butuh bantuan Zane 'kan."

"Butuh nggak, ya?" ujar Auliani memberikan candaan. Sampai dia sendiri sudah lebih dahulu tertawa, tidak bisa menahan perutnya yang tergelitik.

"Butuh dong, butuh 'kan, harusnya butuh sih, wajib membutuhkan bantuan Zane." desak Alzanee membujuknya. Dia menggoyang-goyangkan tangan Auliani.

"Boleh deh," jawab Auliani menggantungkan ucapannya. "Zane bagian bantu yang ringan saja, ya. Bagian yang berat, itu sudah kewajiban mami."

"Yah, mami." lirih Alzanee dengan suara yang dibuat lemas.

"Ayo, Zane bantu mami potong-potong bumbu." Auliani menyerahkan bawang merah, bawang putih, dan beragam jenis bumbu lainnya. "Zane sanggup, nggak?"

Alzanee langsung mengambil alih semua bumbu yang baru saja diberikan Auliani dihadapannya. "Sanggup dong!"

"Anak pintar," puji Auliani sembari mengambil daging, di dalam kulkas khusus untuk aneka ragam daging-dagingan.

Ibu dan anak gadisnya itu sekarang sedang fokus dengan kegiatannya masing-masing. Alzanee fokus dalam memotong-motong semua jenis bumbu, memotongnya sampai halus. Sedangkan Auliani, fokus dalam memotong daging sapi untuk menjadikan beberapa potongan yang sedang. Meskipun mereka saling difokuskan dalam kegiatannya, mereka masih bisa saling bercanda dengan lepas.

"Kamu tahu nggak kenapa Alfa bisa sampai mendapatkan banyak luka? Katanya, itu kejadiannya ditempat lokasi syuting kamu kemarin, nak." tanya Auliani sedikit mendesak.

"Awalnya engga sih, mih. Tapi aku lagi berusaha kerjasama, sama bang Erchan. Buat menemukan data CCTV yang hilang. Nggak mungkin hilang begitu saja 'kan, mih, pasti ada yang sengaja menghapusnya. Siapa lagi yang melakukan itu kalau bukan pelakunya," tutur Alzanee menjelaskan cukup rinci.

"Apa kamu memerlukan bantuan anak buah papi, nak? Anak buah papi lumayan banyak, siapa tahu pencarian bisa dilakukan dengan cepat." seru Auliani yang sekarang sedang merebus daging sapi.

Alzanee menyimpan pisau, setelah selesai memotong semua bumbu sampai halus.

Dia langsung membilas tangannya sampai tidak menyisakan bau yang khas. Dengan bantuan dua sabun pencuci tangan yang tersimpan di lemari kabinet atas, diatas wastafel. Setelah tangannya bersih. Alzanee berjalan menghampiri Auliani, yang sedang berdiri di dekat kompor menyala.

ANNOYING BUT PERFECT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang