1. Siswa baru

113 10 28
                                    

"Kalian pernah dengar rumor aneh gak tentang perpustakaan kosong di lantai tiga sekolah kita?" tanya Tari pada kedua temannya yang sibuk dengan telepon genggam masing-masing.

Zahara dan Ria itulah yang tertulis di baju kejuruan akuntansi mereka, menoleh dengan malas menghadap ke arah temannya yang barusan bertanya itu. "Enggak," jawab mereka serempak.

Tari mendekatkan wajahnya ke arah mereka berdua dengan sangat serius. Dia kemudian berbisik, "Katanya di perpustakaan itu ada penunggunya."

Mendengar hal itu Ria dan Zahara malah saling tatap dan kemudian tertawa. "Hahaha, kau kebanyakan nonton film horor, Tar."

"Ish enak aja! Aku serius loh, semua orang di sekolah membicarakannya akhir-akhir ini," sanggah Tari sambil membuka telepon genggamnya. Dia kemudian menunjukkan sebuah video benda melayang kepada kedua temannya itu.

"Itu editan kayaknya."

"Hm, kayaknya iya juga ya, masa di zaman modern ini masih ada hantu," kekeh Tari yang menertawakan dirinya sendiri yang percaya dengan video itu.

"Sudah, mending kita ke kantin aja," ajak Zahara sambil menarik tangan Tari untuk berdiri dari bangkunya.

Tari dengan malas berdiri dan berjalan ke arah pintu kelas, begitu juga dengan Ria yang ikut berdiri dari bangkunya dan mengikuti mereka berdua dari belakang. Mereka bertiga saling berbicara dan mengobrol sepanjang perjalanan ke kantin. Karna asik mengobrol Ria tanpa sengaja menabrak seorang siswa laki-laki. Siswa itu terjatuh ke lantai begitu juga buku yang dia bawa.

"Ma-maaf aku gak lihat jalan tadi," ucap Ria dengan gugup. Dia langsung membantu memungut buku yang jatuh itu.

Laki-laki itu terlihat kesal namun setelah dia menoleh ke arah Ria dan juga kedua temannya di belakang, wajahnya langsung tersenyum manis.  "Ah, bukan apa-apa, jangan terlalu di pikirkan."

Laki-laki itu berdiri sambil membersihkan bajunya, dia mengambil buku yang di pungut oleh Ria dan masih tetap tersenyum. Ria langsung terpaku saat melihat wajahnya begitu juga dengan Zahara dan Tari.

"Kau murid baru ya?" tanya Ria sambil tersenyum kikuk.

Tepat setelah dia bertanya Tari langsung menyenggol sikutnya, matanya seolah mengisyaratkan Ria untuk diam, namun Ria membalas menyikutnya balik. Zahara hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa malu dengan kelakuan kedua temannya ini.

"Maaf mereka berdua memang selalu seperti ini."

"Ah, gak apa, aku memang murid baru di jurusan akuntansi," jawab laki-laki itu yang masih tersenyum. "Perkenalkan namaku Kaiya."

Tari dan Ria langsung terdiam setelah adu sikut-menyikut. Mendengar nama itu membawa atmosfer yang aneh dan menakutkan. Zahara juga merasakan hal yang sama, dia tanpa sadar mundur satu langkah. Mereka punya firasat yang buruk tentang laki - laki itu.

"Eh, kenapa wajah kalian langsung serius begitu?" tanya Kaiya dengan wajah bingung.

"Namaku Kaiya di ambil dari nama 'Gaia' dewi bumi di mitologi yunani," jelasnya sambil mengusap buku yang dia pegang.

Mata Kaiya terpejam seolah sedang merasakan sesuatu, ia kemudian menunduk lalu mencium buku yang dia usap itu. Zahara, Ria, dan Tari langsung terkejut melihat itu. Tari langsung memberikan kode kepada mereka berdua untuk pergi dari sana menggunakan gerakan kepalanya. Zahara dan Ria mengangguk sebagai jawaban.

"Em... Kaiya, kami pergi ke kantin duluan ya, selamat datang di sekolah kami," pamit Tari yang langsung mengapit kedua lengan tangan temannya untuk kabur dari sana.

Kaiya tersenyum melihat mereka yang semakin jauh dari pandangannya, di lihatnya lagi buku yang dia pegang itu dan mengusapnya lagi dengan lembut, "Bahkan temanmu sama pintarnya seperti dirimu, Clair."

Clair de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang