19. Terbakarnya benang si boneka

8 2 0
                                    

Ketika malam tiba langit terlihat begitu cerah dengan bulan purnama bersinar terang di langit. Setelah kejadian gempa yang menimpa SMK Winadarma tadi siang, kini sekolah itu ditutup untuk sementara waktu. Banyak bangunan kelas yang roboh dan tidak bisa dipakai lagi. Namun anehnya gempa itu hanya terjadi di sekitar sekolah, membuat banyak orang tua murid menjadi khawatir apa lagi setelah kejadian pingsan masal beberapa bulan yang lalu.

Seorang perempuan terlihat melewati pagar yang sudah rusak di belakang sekolah. Ia mengendap - endap dan bersembunyi di balik bayangan. Tidak menyadari jika ada sesosok mahluk mengikuti dia dari belakang. "Semoga aku tidak ketahuan oleh satpam sekolah," gumamnya sambil terus berjalan menuju tangga.

Setelah perjalanan panjang menuju ke lantai tiga, dia bernafas lega mengetahui jika listrik masih menyala di area sekolah. Walaupun sangat berani tapi dia juga punya rasa takut pada sosok yang ada dibalik gelapnya malam. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju perpustakaan kosong, setelah mengetuk satu kali pintu yang memiliki tulisan dilarang masuk itu terbuka sendiri.

"Ria akhirnya kau datang," ucap seseorang yang keluar dari balik kegelapan perpustakaan.

Ria tersenyum dan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam perpustakaan. Pintu di belakangnya kembali tertutup sendiri, suasana kembali gelap di dalam sana hanya ada sinar bulan yang menerangi dari balik jendela yang rusak.

"Oh sepertinya di sini terlalu gelap, biar aku terangkan," ucap Clair.

Beberapa menit kemudian sebuah cahaya api keluar dari tangan Clair membuat Ria terkaget. Ruangan kembali terang dan kini Ria bisa melihat wujud Clair yang seperti manusia normal tidak seperti tadi siang. Wajahnya tidak pucat lagi dan terlihat seperti hidup.

"Maaf tiba - tiba bertanya, tapi apakah kau bisa berubah wujud menjadi manusia?" tanya Ria yang masih kebingungan.

Clair berjalan pelan ke arah Ria sambil membawa api kecil di tangannya. Namun langkahnya terhenti saat sinar bulan mengenai tubuhnya. Sinar itu membuat tubuhnya berkilau bagai berlian. Api kecil di tangannya juga mulai berubah menjadi sebuah mahluk api yang memiliki mata dan juga mulut.

"Clair, kenapa kau tiba - tiba menggunakan kekuatan?" bentak mahluk api itu kesal.

Clair terkekeh, "Tak apa, sepertinya dia orang baik."

"Aku tahu itu! Tapi kau tidak harus mengatakan padanya jika kau memiliki semacam kekuatan, cukup kabulkan saja permintaannya. Ingat ini tidak semua manusia yang kau anggap baik adalah orang baik," tukas Virgo yang membuat senyum di wajah Clair memudar.

Ria tidak mengerti apa yang mereka bicarakan karna saat ini perhatiannya teralihkan pada si mahluk api yang menurutnya lucu. Clair dan Virgo masih saja terus berdebat sampai melupakan jika ada manusia lain yang berdiri di antara mereka.

"P-Permisi," ucap Ria canggung.

Clair langsung tersadar jika di sana ada orang lain selain dirinya dan Virgo. Dengan cepat dia menoleh ke arah Ria yang masih berdiri di depan pintu masuk. Virgo yang merasa diabaikan kembali menghilang meninggalkan Clair sendirian bersama Ria.

"Maaf, mahluk api kecil itu sangat keras kepala."

"Tapi dia lucu."

Terdengar helaan nafas berat dari Clair setelah Ria mengatakan hal itu. "Huh ... dia lucu tapi menyebalkan."

"Tidak lebih menyebalkan daripada adik - adikku di rumah," balas Ria sambil tertawa renyah.

Setelahnya suasana kembali hening. Perpustakaan menjadi sedikit terang karna cahaya bulan berhasil masuk melalui jendela yang pecah. Cahaya itu menyinari mereka berdua, namun tubuh Clair tidak lagi berkilau.

Clair de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang