Guncangan yang seperti gempa itu tentu membuat semua orang panik. Para murid dan guru yang ada di dalam kelas bergegas melarikan diri keluar kelas untuk mencari lapangan terbuka. Tak sedikit juga yang bersembunyi di bawah meja seperti yang dilakukan Ria saat ini. Dia menutup kepalanya dengan tangan dan tak bosan - bosannya berdoa di dalam hati.
Setelah beberapa menit akhirnya guncangan gempa itu mulai mereda. Ria menghembuskan nafasnya lega, dia takut jika gempa itu akan berlangsung lama. "Apakah Tari dan Zahara baik - baik saja sekarang?"
Dia sangat khawatir dengan keadaan kedua temannya itu dan memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Setelah merangkak keluar dari bawah meja, ia bergegas melangkahkan kakinya ke arah pintu perpustakaan. Namun gerakannya terhenti saat menyadari ada seseorang menghalangi pintu keluar itu.
"Clair?" tanyanya memastikan.
Perempuan yang berdiri di depan pintu itu mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk. Memperlihatkan kulit wajahnya yang pucat seperti mayat hidup. Senyuman hangat membalas pertanyaan Ria barusan, kakinya yang tak menapak tanah melayang ke arah Ria yang masih berdiri kaku di tempatnya.
Ria menatap tak percaya pada sosok yang dia cari beberapa hari belakangan ini. Dia dilanda kebingungan, banyak pertanyaan muncul di kepalanya sekarang, namun tak ada satupun yang berhasil keluar dari mulutnya.
"Aku tak menyangka kau akan menemuiku sendiri," ucap Clair setelah sampai dihadapan Ria.
Ria masih menatap tak percaya pada sosok Clair dihadapannya sekarang. Walau ada perasaan takut menghampirinya ia dengan cepat menyingkirkannya, karna ia yakin Clair bukanlah mahluk yang akan mencelakainya.
"Aku penasaran pada kertas permintaan yang kau berikan padaku waktu itu."
"Oh kertas itu, kau masih memilikinya?"
Ria mengangguk sebagai jawabannya. Clair tersenyum senang, wajah pucatnya yang awalnya terlihat menakutkan sekarang terlihat sedikit lebih hidup. Ria ikut tersenyum, entah kenapa dia tiba - tiba teringat akan seseorang.
"Clair apakah kau sosok penunggu perpustakaan?" tanya Ria padanya lagi.
Clair terlihat berpikir cukup lama dan akhirnya menjawab, "Mungkin bisa dikatakan aku penunggunya sekarang, hehehe."
Ria ikut tertawa mendengar jawaban Clair. Penunggu perpustakaan yang dirumorkan sebagai hantu ternyata cukup bersahabat baginya. Dia mengira jika wujud hantu itu sangat menyeramkan yang wajahnya hancur atau bagian tubuhnya ada yang hilang. Namun berbeda dari apa yang ia pikirkan, Clair ternyata cukup cantik hanya saja kulitnya pucat.
"Tentang kertas permintaan itu a-" ucapan Ria terhenti ketika Clair megenggam erat kedua tangannya.
"Aku akan menjelaskannya malam ini, aku tak punya banyak waktu sekarang. Datanglah ketika bulan purnama muncul di langit dan kau akan mendapatkan jawabannya," tuturr Clair sebelum akhirnya menghilang dari hadapan Ria.
Mata Ria mengerjap tak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Dia sampai mengira jika yang terjadi tadi hanyalah sebuah mimpi, namun pemikirannya segera terbantahkan saat melihat sebuah kertas yang melayang dengan tulisan 'Senang bertemu kembali.'
"Ah, semua ini membuat kepalaku pusing," gumamnya seraya mengambil kertas yang melayang itu.
Ria melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan. Karna gempa yang terjadi beberapa menit yang lalu suasana sekolah terlihat sangat kacau. Banyak barang dan kursi berjatuhan suasana juga mendadak sepi karna semua murid berlari ke arah lapangan yang ada di lantai satu.
"Semoga Tari dan Zahara tidak kenapa - kenapa."
Setelah Ria meninggalkan perpustakaan Rey bernafas lega. Namun tetap saja dia bingung kenapa Ria seperti tak melihat Clair beberapa menit yang lalu. Padahal jelas - jelas Clair masih berdiri di hadapannya tapi dengan raut wajah yang kecewa. Penunggu perpustakaan itu malah menulis sesuatu di kertas dan tak mengajak Ria berbicara seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clair de Lune
FantasyDi sebuah perpustakaan tua yang kosong penuh dengan rumor misteri yang aneh, terkadang ada yang melihat benda melayang atau suara tangisan kecil. Namun jika kau datang ke perpustakaan di tengah malam saat bulan bersinar terang kau akan melihat soso...