13. Misi mencari makanan

23 4 0
                                    

Virgo mengacak-acak sebuah lemari yang ada di perpustakaan. Membuat barang yang ada di dalam lemari itu berhamburan keluar karna ulahnya. Mahluk api kecil itu seolah sedang mencari sesuatu di dalam sana tapi belum juga menemukannya.

"Sudah ku bilang, makanannya habis," ucap Clair sambil berjalan ke arah Virgo yang masih mengacak isi lemari.

Clair masih belum terbiasa berjalan dengan kedua kaki manusianya, sudah lama dia tak berubah menjadi manusia membuatnya kadang kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Untungnya dia bisa berpegangan pada rak buku di perpustakaan seperti saat ini.

"Itu karna kau sangat rakus," sindir Virgo yang tidak terima semua makanan yang dibawanya habis.

"Aku sudah tidak makan tiga bulan," elak Clair.

Perempuan itu menoleh ke arah lain saat Virgo menatapnya. Dia berpura-pura melihat sesuatu di dinding berharap bahwa mahluk api yang ada di hadapannya ini tidak menatapnya lagi, karna tatapan Virgo itu terlihat ingin membakar dirinya hidup-hidup.

"Oh baiklah, aku akan mencari makanan di luar," ucap Clair pasrah sebab tatapan Virgo semakin memanas.

Virgo yang tadinya terbakar api amarah kini mulai mereda. Api besar di sekeliling tubuhnya menyusut dan meninggalkan api kecil yang seperti bagian dari tubuhnya.

"Cepat, ini adalah misi untukmu! Kamu harus mencari banyak makanan!" tegas Virgo seolah sedang memberi perintah.

Clair yang mendengar ucapannya hanya bisa mengangguk pasrah. Jika dia menolak Virgo mungkin akan terbakar api amarah lagi dan semakin menggila. Mungkin saja mahluk api itu akan membakar perpustakaan atau yang paling menakutkan dia akan membakar satu isi sekolah.

"Aku pergi dulu," pamit Clair.

Dia berusaha menoleh ke arah Virgo sekali lagi, menampakkan wajah tidak berdayanya. Namun Virgo tidak menggubris hal itu dan malah melambaikan tangan kecilnya.

"Hati-hati Clair."

Dengan langkah lunglai dia berjalan ke arah pintu perpustakaan. Ketika sampai di depan pintu, Clair menarik nafas panjang. Rasa takut memenuhi dirinya. Benar dia takut. Sudah lama dia tidak keluar dari ruang perpustakaan, membuat semua pikiran buruk keluar di otaknya.

"Tenang Clair, kau pasti bisa," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Pintu terbuka perlahan. Membuat cahaya dari lampu lorong sekolah masuk ke dalam perpustakaan yang gelap. Mata Clair berusaha beradaptasi dengan cahaya yang dia lihat. Setelah beberapa menit akhirnya dia dapat menyesuaikan diri dan dapat melihat dengan jelas. Nampak di depannya sebuah lorong panjang yang sangat terang.

"Aku sudah lama tidak melihat dunia luar," gumamnya sambil terus berjalan keluar dari perpustakaan.

Matanya yang gelap berhasil menangkap sosok mahluk lainnya. Mahluk itu bergerak dengan lincah dan berlarian kesana kemari mengikuti arah larinya seekor tikus yang bercicit ria.

"Eh, itukan kucing!" pekik Clair kegirangan.

Sontak pekikan suaranya di dengar oleh salah satu petugas keamanan di sekolah. Bulu kuduk petugas itu meremang. Ia kembali mengingat tentang rumor di sekolah tentang hantu penunggu perpustakaan di lantai tiga. Dan sialnya saat ini dia sedang memeriksa ruangan di lantai tiga.

"Ya Tuhan ... jantung saya belum siap bertemu setan," ucapnya yang saat ini sedang menengadahkan tangan ke langit untuk berdoa.

"P-Permisi."

Sontak suara itu membuat petugas kemanan memekik kaget. Dia segera berlari meninggalkan ruangan kelas yang akan dia periksa barusan. Clair yang barusan berbicara padanya sampai kebingungan sendiri.

Clair de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang