Angel berbaring di kamarnya sambil memegangi kertas yang di berikan oleh siswi perempuan di perpustakaan. Dia meratapi kertas lusuh itu begitu lama.
"Tak mungkin dengan menulis keinginan di kertas ini akan terwujud," gumam Angel.
Dia menaruh kertas tersebut di atas meja kamar dan mulai menutup matanya untuk tidur. Karna terlalu lama tidur di siang hari membuat matanya tak mau terpejam. Dengan langkah lunglai perempuan itu menuju ke dapur rumahnya dan membuat susu.
"Dek, kok belum tidur?" tanya seseorang yang sibuk dengan laptop di meja makan.
Angel menoleh ke arahnya. Dia cukup terkejut karna melihat kakak perempuannya itu masih terjaga.
"Aku mau buat susu dulu sebelum tidur," jawabnya dan kembali fokus pada panci yang sudah mendidih.
Setelah menuang air ke dalam cangkir, Angel mengaduk susu yang ada di dalamnya dengan sendok. Dia jadi mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu saat dia telat pulang dari sekolah. Kakaknya memarahi dan menasehatinya panjang lebar, sebelum akhirnya menyuruhnya untuk masuk ke kamar dan mandi.
"Kak Rika masih marah?" tanyanya setelah meneguk habis susu yang di buatnya barusan.
Rika menggelengkan kepalanya dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kulkas. "Kembalilah ke kamar dan tidurlah, besok kau harus bangun pagi untuk ke sekolah."
Angel tersenyum dan memeluk kakaknya itu dari belakang. Dia langsung lari saat kakaknya mencoba mencubit pipinya. Setelah sampai di kamar, Angel kembali melihat kertas lusuh itu di atas meja. Dia mengambilnya dan mulai menulis sesuatu di sana.
"Jika itu benar aku harap keinginanku terwujud," ucapnya lemah sambil memegang kertas itu dengan kedua tangannya.
Setelah berbaring sebentar di kasur dia langsung tertidur dan masih terus memegang kertas permintaannya. Malam itu bulan purnama yang indah terbentuk di langit. Beberapa mahluk masih ada yang terjaga dan ada yang terlelap dalam mimpi mereka.
"Kau menuliskan impianmu ternyata," ucap sosok itu dengan senyuman gembira di wajahnya.
Dia menatap buku usang yang sampulnya berukirkan pahatan dari kayu. Buku itu mengeluarkan cahaya biru menandakan jika ada seseorang telah memberikan impian pada kertas keinginan.
"Keinginanmu akan terwujud."
▪︎▪︎▪︎
Pagi itu Angel bangun dengan perasaan senang, dia sangat berharap jika keinginannya di kertas itu terwujud. Dengan langkah cepat dia menuju kamar kakaknya. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, setelah memberanikan diri barulah ia membuka pintu kamar berwarna putih itu.
"Kakak...," panggilnya seraya membuka pintu itu pelan.
Angel mengintip ke dalam dan terkejut melihat kakaknya yang menangis di ujung ranjang. Dia berlari dan duduk di depan kakaknya. Rika yang melihat adiknya langsung mengusap air mata di pipinya. Dia berusaha tersenyum namun tangisannya kembali pecah.
"M-Maaf ... kakak jadi terlihat menyedihkan di matamu," ucap Rika lemah. Air matanya terus mengalir dan membasahi kedua pipinya lagi.
"Kakak bisa memberitahu aku, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Angel dengan tatapan yang serius, dia kemudian memegangi kedua tangan kakaknya.
"Pacar kakak meminta putus secara tiba-tiba pagi ini, dia mengaku telah berselingkuh, kakak sangat sedih tapi juga bersyukur karna dia mengaku sebelum acara pertunangan di adakan besok," jawab Rika yang menunduk untuk menyembunyikan wajah menyedihkannya dari adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clair de Lune
FantasyDi sebuah perpustakaan tua yang kosong penuh dengan rumor misteri yang aneh, terkadang ada yang melihat benda melayang atau suara tangisan kecil. Namun jika kau datang ke perpustakaan di tengah malam saat bulan bersinar terang kau akan melihat soso...