Setelah kepergian Rey pertarungan antara Kaiya dan Clair dimulai. Kaiya menyerang lebih dulu dengan kekuatan cahaya birunya yang dibentuk menyerupai anak panah. Anak panah itu terbang dan melesat sangat cepat ke arah Clair, untungnya Clair bisa menghindar dari serangan pertama. Namun diserangan kedua dia sudah tidak bisa lagi menghindar karna jumlah anak panah yang dilemparkan ke arahnya sangat banyak.
"Uhuk ..." Clair terbatuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Panah itu menusuk beberapa bagian vital tubuhnya, hingga dia sulit untuk bergerak.
Dari jauh nampak sesosok mahluk api yang mendekat ke arah Clair. Si mahluk api menatap iba pada tubuh Clair yang sudah berlumuran darah, bahkan untuk bernafas saja dia sudah kesusahan namun Clair masih memaksakan dirinya untuk berdiri.
"Clair! Jangan paksakan dirimu, ini pertama kalinya kau menggunakan kekuatan untuk menyerang, kau harus banyak belajar menggunakan kekuatan barulah kau bisa menghadapi Kaiya habis - habisan," tutur Virgo dengan tegas.
"Jika kau memaksakan dirimu melawan Kaiya sekarang, kau hanya menyerahkan dirimu untuk mati!"
"Aku sudah tahu itu, tapi aku tidak bisa mundur sekarang," jawab Clair yang masih berusaha berdiri.
"Apa ini karna kau takut Rey akan dikejar lagi oleh Kaiya?" tanya Virgo memastikan. Dan anggukkan kepala yang lemah dari Clair menjadi jawabannya.
Virgo menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia mengeluarkan semacam kekuatan dari salah satu bagian api di tubuhnya. Kekuatan api merah kecil itu terbang ke langit dan mengikuti arah dimana Rey melarikan diri. Seolah sudah menemukan tujuannya api itu turun ke bawah dan membuat semacam pelindung sihir di sekitar tubuh Rey. Namun Rey tak menyadarinya sama sekali karna manusia tidak bisa melihatnya.
"Kau tenang saja, aku sudah memasang dia pelindung dari apiku, kekuatan Kaiya tak akan bisa melukainya untuk sementara waktu. Sekarang ayo kabur Clair, kita bukanlah tandingan Kaiya," ucap Virgo meyakinkan Clair.
Clair masih ragu namun dia juga sadar bahwa kekuatan miliknya masih terlalu lemah jika dibandingkan dengan kekuatan hitam milik Kaiya yang sangat kuat. Itu karna Kaiya sudah hidup beratus tahun, berbeda dengan dirinya yang bahkan belum hidup dua dekade.
"Apa kau yakin pelindungmu bisa melindungi Rey?"
Virgo memutar bola matanya malas. Bahkan disaat genting seperti ini Clair masih tak mempercayainya. "Kau tenang saja, jangan remehkan kekuatan perlindunganku."
Kaiya berkacak pinggang di depan mereka berdua yang malah asik mengobrol dan mengabaikan keberadaannya. Kaiya tak bisa mendengar apapun yang mereka bicarakan, seperti ada sesuatu yang menghalangi indra pendengarannya.
"Sampai kapan mereka bicara," gerutunya kesal.
Clair menoleh ke arah Kaiya yang masih berdiri di tempatnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Kaiya terlihat sangat kesal dan juga tak sabar ingin membunuhnya. "Baiklah, ayo kita kabur."
Setelah mengatakan hal itu Clair segera berdiri dan melompat ke atas dengan sangat tinggi. Kaiya langsung mengerti apa yang sedang mereka rencanakan. Dia segera mengejar Clair yang sudah semakin menjauh dari area sekolah.
"Dimana keberanianmu tadi? Katanya kau adalah lawanku tapi sekarang kau lari seperti tikus," cemooh Kaiya sambil terus terbang menyusul Clair yang melompat dari satu atap rumah ke atap yang lainnya.
Kaiya semakin mendekat dan hampir menjangkau tubuh Clair. Namun sesuatu seperti api yang besar menghalanginya. Kaiya berdecih kesal saat tangannya terbakar dan beberapa detik kemudian tangan itu kembali sembuh.
"Clair, kita harus pergi ke Universitas Hanvaul!" pekik Virgo tepat di dekat telinga Clair.
"Dimana itu?" tanya Clair sambil melompat menghindari serangan Kaiya di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clair de Lune
FantasyDi sebuah perpustakaan tua yang kosong penuh dengan rumor misteri yang aneh, terkadang ada yang melihat benda melayang atau suara tangisan kecil. Namun jika kau datang ke perpustakaan di tengah malam saat bulan bersinar terang kau akan melihat soso...