السلام عليكم
بسم الله الرحمن الرحيم
Terbiasalah mengucapkan salam dan memulai dengan basmalah, dan jangan lupa dengan 🌟"Tidur yang nyenyak pahlawanku, sampai bertemu di surga terindah milik Allah"
Haura Al Humairah
🌷🌷🌷
Hari ini, tepat satu bulan kepergian abah Adam. Sakit, bila mengingat kepergiannya, Bahkan sampai hari ini Haura masih terus menangis bila teringat sang abah. Namun, selalu ada Ibu Fatma, yang menguatkan putri tunggalnya.
Kala itu, Haura sedang berdiam diri di balkon kamarnya. Ibu Fatma masuk dengan membawakan Haura susu dan cookies, ibu Fatma mengembangkan senyumnya saat Haura melirik kepadanya. Juga dengan Haura yang membalas senyuman Ibu Fatma."Nak, sini duduk. Ibu mau bicara sesuatu" Ucap ibu sembari menepuk sofa di sebelahnya. Haura menghampiri ibunya, lalu ia duduk.
"Haura" Panggil Ibu Fatma
"Iya, mau bicara apa bu?"
"Ada surat dari abah nak, kamu mau baca atau Ibu yang bacakan? " Ibu Fatma menyodorkan secarik kertas yang agak usang
Haura mengernyitkan dahi nya, surat apa yang abah tinggalkan untuknya.
"Haura baca sendiri aja bu" Haura menerima surat tersebut, dan mulai membukanya
Kurang lebih seperti itu isi surat yang abah tulis untuk putrinya, Haura. Setetes air mata mulai jatuh dari mata cantik Haura. Rindu abah, itu yang Haura rasakan saat ini.
"Nak, kenapa? Haura baik baik saja kan?" Tanya ibu Fatma khawatir
Haura memeluk ibunya secara tiba tiba dan menangis sesenggukan di dalam pelukannya. Ibu Fatma yang sama merasakan rindu pada sosok Abah, mencoba untuk kuat dan menguatkan sang putri.
Ibu mengelus pundak gadis yang berada di dalam pelukannya. "Jangan di tangisi terus nak, kasian abah"
"Haura rindu abah, bu.." lirihnya
"Ikhlas ya nak, abah gak suka liat putri kesayangan nya menangis, ingat itu."
Haura menghapus jejak air matanya di pipi. Dan mulai melepaskan pelukannya, Haura menatap wajah ibu Fatma dengan mata yang masih berkaca kaca.
"Ibu, H-Haura mau di jodohkan?" Tanya nya memastikan
Ibu tersenyum. Lalu membelai rambut cantik milik putrinya. "Abah yang meminta nak, Haura mau kan?"
Haura menundukkan kepalanya, bingung, Itu yang Haura rasakan saat ini. Haura masih mengharapkan Gus Zai, tapi di sisi lain ia ingin menuruti permintaan Abah untuk menikah dengan lelaki yang bernama Azzam.
"Nak?" Panggil ibu lagi memastikan jawaban
Haura mengangguk ragu, tapi insya Allah demi Abah apapun akan ia lakukan dengan senang hati.
"Haura setuju bu" senyumnya mengembang, walau nampak kesedihan di wajah nya.
"Alhamdulillah, mau kenalan dengan Azzam?" Haura menjawab dengan anggukan kepala.
"Nanti ibu suruh dia menghubungi kamu lewat telepon ya"
"Iya bu."
"Ya sudah kalau begitu. Ibu mau ke kamar istirahat, jangan lupa dimakan camilannya"
"Iya ibu Fatma yang cantik.."
"Sudah pintar menggoda putriku ini" kekehnya. Setelah ibu keluar, Haura hanya diam menatap lurus. Sembari melipat kembali kertas pemberian abah
"Tidur yang nyenyak pahlawanku, sampai bertemu di surga terindah milik Allah" gumamnya, Haura tersenyum membayangkan wajah abah.
Siang ini matahari sudah terasa sangat panas, Haura memilih untuk masuk ke dalam kamarnya, ia bawa susu dan juga camilan itu ke dalam kamar. Namun yang ia lupa adalah ponsel nya. Haura kembali ke balkon untuk mengambil ponsel. Baru saja ia menggenggam ponsel tersebut.
Trink.
Sebuah pesan dari nomor baru masuk,
Azzam katanya, Haura bingung harus membalas apa. Haura benar benar gugup saat ini."Haura ayo berfikir harus balas apaaaa!!" Monolog nya dengan jari telunjuk yang mendarat di dahinya.
"Duh kenapa tiba tiba otak saya jadi lemot gini, hmm.... oke saya bales oke saja"
Baru saja haura membalas, centang biru langsung mewarnai gelembung chatnya.
Cepat sekali ia membalas chat Haura. "Apa?? Secepat ini??" Tanya haura terkejut dengan senyum yang mengembang
"Andai dia itu kamu, Gus Zai" lirihnya.
🌷🌷🌷
Cinta tidak harus memiliki, itu yang haura yakini saat ini. Walau bayang bayang Gus Zai selalu datang tapi dengan bismillah ia membuka hatinya untuk Azzam lelaki yang belum pernah ia temui.
------------
A X A T.H
@jodohdisepertiga.malam
@mee_thhhh
@xyn.nhatt_
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Di Sepertiga Malam
Teen FictionGus Azzam Hudzaifah Al Ghazali, sosok lelaki yang selalu di panjatkan namanya di sepertiga malam oleh gadis yang bernama Haura Al Humairah. Sejak lima tahun silam. Haura menaruh perasaan pada anak pemilik pesantren Ibnu Hafiz. Namun, sayangnya mere...