9. Antara takdir dan kebetulan

430 13 0
                                    

السلام عليكم

بسم الله الرحمن الرحيم
Terbiasalah mengucapkan salam dan memulai dengan basmalah, dan jangan lupa dengan 🌟
Follow juga jangan lupa oke??

بسم الله الرحمن الرحيمTerbiasalah mengucapkan salam dan memulai dengan basmalah, dan jangan lupa dengan 🌟Follow juga jangan lupa oke??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan terus mencintaimu, dan bila nanti kamu tidak menjadi takdirku. Maka cukuplah bahwa aku pernah memilihmu dan cukuplah kamu pernah menjadi pilihanku"

Haura Al Humairah

🌷🌷🌷

Pukul tiga pagi, sudah menjadi bagian penting dari hidupnya, bangun untuk shalat tahajjud. Dengan mata yang masih setengah tertutup Haura mencoba bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Karena mata yang masih setengah tertutup, Haura menabrak pintu kamar mandi di depannya.

"Aww.." Ringisnya. Sembari mengusap usap kepala yang sempat terbentur tadi.

"Heh pintu, punya masalah apa si sama aku?" Monolognya sembari menatap pintu dengan tatapan tidak suka. "Pagi pagi sudah buat ulah saja!!" Lanjutnya lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membanting pintu karna kesal.

Pagi pagi buta seperti ini, pintu saja di marahi oleh nya. Entah mengapa moodnya hangat tidak stabil di pagi ini.

Tak lama setelah itu, Haura keluar dengan wajah segar setelah terkena air wudhu. Ia berjalan menuju meja, mengambil sajadah dan mukena miliknya.

Lalu ia gelar kan sajadah itu dengan rapih ke arah kiblat. Setelah sajadah dan mukena rapih ia pakai, Haura segera melaksanakan sunnah Tahajjud.

Selesai melaksanakan sunnah Tahajjud, Haura segera menegadahkan tangganya bersiap untuk memanjatkan doa.

"Ya Allah, hamba tau engkau maha segalanya. Maka hamba mohon permudahlah semua urusan hamba, tolong yakin kan hamba bahwa Azzam memang yang terbaik untuk hamba. Dan jika Azzam bukan pilihan yang terbaik bagi hamba, maka jauhkan lah dan dekatkan jiwa dan raga hamba kepada lelaki yang bisa menjadi nahkoda terbaik yang bisa mengarahkan kapal milik kita berlayar menuju surga mu".

Doa yang sama dengan waktu yang sama. Ya, sulit sekali menjalani kisah yang telah tuhan garis bawahi. Tapi, di setiap kesulitan pasti akan selalu ada kemudahan.

Singkat saja, Pukul 7 pagi setelah sarapan, Haura di minta ibu untuk berbincang di ayunan halaman belakang.

Mereka hanya berdua, di temani oleh matahari pagi, tanaman bunga yang tertata rapih, juga dengan ayunan yang mereka duduk-i saat ini.

"Haura, dua bulan yang lalu kamu sempat membaca surat yang abah berikan kan?" Ibu menjeda ucapannya menunggu jawaban dari sang putri. Haura menjawab "iya bu" seraya mengangguk kan kepalanya.

Jodoh Di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang