5. Teman masa kecil

537 24 0
                                    

السلام عليكم

بسم الله الرحمن الرحيم
Terbiasalah mengucapkan salam dan memulai dengan basmalah, dan jangan lupa dengan 🌟
Follow juga jangan lupa oke??

بسم الله الرحمن الرحيمTerbiasalah mengucapkan salam dan memulai dengan basmalah, dan jangan lupa dengan 🌟Follow juga jangan lupa oke??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar ya kata orang. Kalau sudah jodoh gak kemana. Walau pun sebelumnya pernah berpisah sangat lama. Dan kemungkinan itu adalah kita, Haura."

Raka Bagaskara

🌷🌷🌷

Minggu pagi ini, Haura melakukan olahraga lari pagi keliling komplek perumahannya bersama Ardila.

Komplek perumahan Haura memang sangat dekat dengan danau. Dan danau adalah daerah utama para pelari pagi sepertinya. Di sana juga sangat ramai dengan para pedagang kaki lima.

"Ra, pegel haus, huh hah huh hah" keluh Ardila yang mulai sempoyongan dengan nafas yang tak teratur. Terlihat sekali tidak pernah olahraga.

"Tahan capek nya, bentar lagi nyampe"

"Gak gak gak, gak kuat"

Ardila pun berhenti lari dan duduk di pinggir jalan, Haura yang menyadari itu pun ikut berhenti berlari.

"Dilaaa ihhh, di pinggir jalan ini, nanti dikira gembel lagi" ucapnya tanpa rasa bersalah

"Gembal gembel gembal gembel, cantik seksi bohay mempesona gini mana ada yang ngira gembel" tegurnya dengan penuh percaya diri

"HAHAHAHA, mempesona bagi om om. Udah lah yuk lanjut lagi, deket kok nanti aku traktir minuman deh" bujuknya

Bukan Ardila namanya kalau tidak melunjak. "Gak mau gak ada makanannya. Huh" ucapnya dengan lirikan mata bombastic side eye.

"Iyaa, nanti aku belikan makanan"

Dengan jiwa semangat 45 Ardila pun bangkit dari duduknya. Lalu lari kembali meninggalkan Haura sendiri. Memang kurang ajar, Haura hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkat sahabatnya.

Sesampainya di danau, Ardila langsung menarik Haura yang baru saja sampai menyusulnya, ia langsung memilih milih jajanan mana yang ingin ia beli. Maksudnya yang ingin dia ambil, karna yang akan membayar adalah Haura.

"Stop, udah nih limpul beli sendiri apa yang kamu mau, aku capek mau duduk di sana" tunjuknya ke arah kursi tepi danau.

"Oke siap, maacii ya. Yaudah sana"

Sebelum duduk Haura menyempatkan untuk membeli air mineral dan roti untuknya sarapan.

Ia duduk dengan pemandangan danau yang cantik, bersih dan masih asri. Walau jaraknya cukup dekat dengan rumahnya, tapi Haura baru kali ini mengunjungi danau setelah 1 tahun lamanya.

Sejak 1 tahun silam, Haura memilih untuk fokus menulis. Bahkan tulisannya sudah banyak yang membaca. Tulisannya pun tak jauh jauh dari kisahnya dengan Gus Zai.

Jodoh Di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang