"Tapi sayangg......"
"STOP GUE BILANG!!" suara Raka meninggi. "Lo tanya dia siapa, kenalin ini Mala istri gue!" tegasnya yang membuat Manda melotot.
"Ga, ga mungkin kamu bohong kan?!"
"Ehh bukannya itu Raka sama Manda yang lagi berdebat? berita panas nih cepet videoin!" bisik salah satu pengunjung dari kejauhan.
"Terserah lo percaya apa ga!" ucap Raka meninggalkan Manda dengan posisi tangannya masih berada dipinggang Mala.
"Sayanggg! Rakaaa!" teriak Manda yang membuat seluruh pengunjung restoran membicarakannya.
"Gue tau lo bohong Rak, ga mungkin secepat itu lo lupain gue. Kalaupun itu beneran gue pastikan lo kembali ke sisi gue!!" gumam Manda dengan senyum anehnya.
Mala terus menatap Raka yang nyaman memegangi pinggangnya. Ia tak henti-hentinya kagum menatap sosok lelaki yang bertindak diluar dugaannya.
"Tuhan apakah ini nyata atau hanya hayalan pikiranku saja?" batin Mala.
"Jangan melamun!" ucap Raka melihat Mala terus memandanginya. Segera Raka memakaikan helm dan menyuruhnya untuk naik ke atas motor.
Mala hanya diam dan menurut pada Raka. Setidak percaya itu Mala mendengar Raka mengakui dirinya sebagai istri didepan wanita yang jelas-jelas masih disimpan fotonya.
Dalam perjalanan pulang Raka kembali memainkan rem motornya, membuat helm Mala terbentur helm Raka. "Pegangan!" suruh Raka kepada Mala. Mala yang bingung memilih untuk memegang jaket samping Raka.
Lima belas menit sudah Mala berusaha memejamkan matannya, ia hanya menatap langit-langit kamar dengan bayangan yang terus terlintas dipikirannya. Mala begitu bahagia hingga dirinya tidak bisa tidur.
Dengan selimut yang hanya menyisakan matanya, ia sesekali melirik Raka yang tidur memunggunginya. Raka yang berbalik menghadapnya membuat Mala tersentak dari pandangannya. Bergegas wanita itu memejamkan mata, berharap Raka tidak melihat bahwa dia sedang memperhatikannya dari balik selimut.
.....................
Tingg..
Suara notif masuk ke ponsel seluruh siswa. Mala yang sedang berjalan di koridor menuju kelas merasa bingung dengan tatapan-tatapan aneh semua orang yang tertuju padanya.
"Mau-maunya seorang Raka sama cewek model gituan!"
"Cocokan sama Manda kali dari pada sama dia!"
"Yahh cantik-cantik jadi pelakor nih!"
Sindir beberapa anak yang semakin membuat Mala bingung.
"Malaaa" teriak Dewi berlari menghampiri Mala dan menarik tangannya dibawa menuju toilet wanita.
"Ada apa sih Dew?" tanya Mala dalam toilet.
"Lo liat ini!" ucap Dewi menyodorkan ponselnya menunjukkan sebuah video.
Mala sangat terkejut. "Anjirr! Ini siapa yang ngevideoin dan nyebarin?!" dilihatnya video dirinya bersama Raka dan Manda yang tengah berdebat di restoran kemarin malam.
"Gue ga tau, tapi bakal gue cari tau!!" ucap Dewi meninggalkan Mala untuk mencari tau dalang dibalik penyebar video itu.
"Gue harus gimana sekarang?" gumam Mala panik menggigiti kuku ibu jarinya. Lalu kembali berjalan untuk menuju kelas.
"Mampus lo ya! Berani-beraninya ngerecokin hubungan orang!!" ucap wanita bersender ditembok dekat mading yang tengah sibuk dengan handphonenya.
Dewi yang tidak sengaja lewat dan mendengarnya, menghampiri wanita itu dan merebut handphone yang sedang digengamnya.
"Punya masalah apa si lo! Dateng-dateng main rebut aja!!" ucap Yola marah karena handphonenya tiba-tiba direbut.
Yola, ketua cheerleader sekaligus sepupu Manda. Tapi tidak sekelas dengan Dewi.
"Lo yang apa-apaan! Apa maksud lo nyebarin video ini!!" sahut Dewi marah menunjukkan video di ponsel itu.
"Kenapa? Ga terima?!" ucapnya menyolot, kembali merebut handphonenya dari tangan Dewi.
Dewi yang kesal mendorongnya ke tembok membuat Yola meringis kesakitan. "Awww, kenapa si lo!!"
"Hapus ga video itu sekarang!!" Dewi menatapnya tajam sembari menekan lebih keras tubuh Yola ke tembok.
"Iya, iya gue hapus" nyalinya menjadi ciut, yang kemudian meninggalkan Dewi.
Video yang diambil oleh teman Yola saat melihat perdebatan Raka dan Manda di restoran, yang sudah terlanjur diupload ke media sosial itu ternyata menjadi viral ke seluruh penjuru sekolah.
"Pelakor dateng nih!"
"Ih ga nyangka ya" ucap teman-teman sekelas Mala.
Mala yang tidak membalas ucapan mereka langsung duduk meletakkan kepalanya diatas kedua tangan yang terlipat di meja. Ia mulai mengeluarkan air matanya. Vano yang berada disana hanya memperhatikan Mala dan memperingatkan teman-temannya untuk diam.
Secara tidak langsung dampak dari adanya video yang tersebar membuat sosok Mala dikenal sebagai pelakor karena selama di sekolah Manda dan Raka terlihat sangat serasi hingga banyak orang yang mengidolakan hubungan mereka. Kata pelakor merupakan sebuah status yang jelas tidak mengenakan didengar dan terasa menjijikkan, tentu saja bagi semua orang yang tidak mengetahui kebenaran akan hubungan Raka dan Mala yang sebenarnya.
Jam istirahat
Mala menghembuskan napasnya kasar, ia sungguh malas pergi ke kantin bertemu dengan orang-orang yang terus membicarakannya dari pagi hingga jam istirahat tiba. Akhirnya Mala memutuskan untuk pergi sendirian ke perpustakaan untuk menenangkan pikiran dan telinganya.
Sementara itu dari kejauhan terlihat tiga siswi yang menatap Mala dengan sinis.
"Tumben ke sini La mau cari buku apa?" sapa Dina, petugas perpustakaan.
"Mau cari-cari novel"
"Kebetulan ada novel baru nih" Dina menyodorkan novel remaja terbaru koleksi perpustakaan sekolah.
"Boleh, makasih"
Mala akhirnya meminjam novel referensi dari Dina, lalu mencari tempat strategis agar tenang saat membacanya. Belum sempat duduk di bangku yang ia pilih untuk membaca novel tiba-tiba datanglah Vania menepuk kencang bahu Mala.
"Gue mau ngomong!"
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
AMALA
Teen FictionNigista Amala Pradivtha merupakan gadis cantik jelita dan penuh keceriaan. Tapi kehidupannya harus berubah seratus delapan puluh derajat ketika ia menikah dengan cinta pertamanya. Seorang pria bernama Kalendra Raka Bimantara. Raka, sosok pria yan...