Hanya dalam waktu 1 minggu lebih, pertemanan antara Porsche dan Pete menjadi semakin dekat. Entah karena sepemikiran atau karena tingkah jahil mereka yang membuat mereka semakin akrab.
Pernah suatu kali Porsche mengajak Pete untuk menjahili seorang mahasiswa tingkat bawah dengan cara menyuruhnya untuk mengambilkan barang di gudang belakang yang sepi (tempat Porsche mengerjai Mile dulu).
Awalnya Porsche hanya ingin mengerjainya saja untuk pergi jauh-jauh melakukan hal yang sia-sia, tapi kemudian pikiran jahil Pete muncul dan memberikan ide untuk menakut-nakuti mahasiswa itu. Hasilnya mahasiswa itu langsung lari terbirit-birit dari gudang itu dan menangis sekeras-kerasnya, bahkan hingga sampai tidak masuk kuliah keesokan harinya. Parah, bukan? Mile yang telah kembali berkuliah juga tidak luput dari kejahilan mereka berdua (ide Porsche lebih tepatnya).
"Hei Pete, ayo kita kerjai Mile." bisik Porsche kepada Pete disebelahnya. Suasana kelas sedang cukup lenggang karena sudah memasuki waktu istirahat.
"H-hah?! M-mengerjai Mile?!" ucap Pete gugup.
Hal yang ditakutkan Pete akhirnya muncul. Jika Porsche memintanya untuk mengerjai dosen atau siapapun, Pete masih bisa menyanggupinya. Namun kalau ini, dia tidak tahu apakah mengerjai Tuannya itu akan berakhir dengan hukuman atau di perdagangkan di pasar gelap. Membayangkannya saja Pete langsung merinding.
"Ke-kenapa tidak yang lain saja? Mile sepertinya sedang melakukan hal yang lain." ucap Pete kepada Porsche sambil melihat Mile yang sepertinya sibuk dengan buku-buku kuliah.
"Aku sudah lama tidak mengerjainya karena waktu itu dia izin 1 minggu. Sudah tidak apa-apa, lagipula dia selalu melakukan apa yang aku suruh." ucap Porsche meyakinkan Pete.
Belum sempat Pete mencegah Porsche untuk melakukan itu, Porsche sudah lebih dulu bangkit dari kursinya dan langsung menghampiri Mile. Cepat-cepat Pete langsung menyusul Porsche.
"Hei , Nerd! belikan aku makanan di kantin, sekarang!" perintah Porsche pada Mile saat baru tiba di meja Mile.
Mile yang sedang sibuk dengan buku-bukunya langsung menoleh pada Porsche dan Pete yang ada di belakang Porsche. Pete yang dilihat dari Tuannya langsung menempelkan kedua tangannya di depan muka sebagai tanda maaf karena harus terlibat ide Porsche, tentu saja tanpa Porsche melihatnya. Mile kemudian melihat Porsche kembali dan langsung menganggukan kepalanya menuruti kemauan Porsche.
"Baiklah. Makanan apa yang kau mau, Porsche?" tanya Mile menyanggupi.
"Belikan aku roti Melon yang hanya ada hari ini di kantin!" perintah Porsche pada Mile. Pete yang mendengar permintaan Porsche langsung melebarkan matanya, terkejut mendengar permintaan Porsche.
Roti melon yang diinginkan Porsche adalah roti yang sangat langka di universitas ini. Roti Melon yang dijual di universitas ini memang memiliki ciri khasnya sendiri dibandingkan roti melon yang lain dan jangan lupakan kelembutan rotinya dan renyah di bagian atasnya.
Roti ini hanya akan ada selama 2 kali dalam 1 semester. Bukan hanya itu saja, yang membuatnya lebih langka lagi adalah dari seluruh kantin yang ada di universitas ini hanya kantin di fakultas mereka saja yang menjualnya. Bayangkan seberapa chaos-nya keadaan di kantin itu.
"P-porsche, apa kau yakin? Roti itu sangat susah didapatkan. Bahkan roti croissant yang kemarin saja aku hampir kehabisan saat membelinya." ucap Pete memelas dan berharap Porsche akan menggantinya dengan pesanan yang lain. Hal ini demi kebaikan Tuannya juga.
"Tidak, aku hanya ingin roti Melon yang langka itu. Titik!" ucap Porsche tegas tetap teguh pada keinginan awalnya.
"Baiklah, akan aku beli sekarang." ucap Mile sambil berdiri dan akan langsung pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd's Bully
FanfictionKinn menyamar menjadi Mile, seorang mahasiswa culun untuk mendekati Porsche demi sebuah misi untuk mengungkap kebenaran tentang keluarga Kittisawasd. Tapi apakah benar hanya demi sebuah misi atau dengan maksud yang lain? Disclaimer: * Fiksi penggema...