Cahaya terang yang berasal dari luar mansion menyinari melalui jendela besar yang terpampang jelas memenuhi satu sisi dinding ruangan yang cukup besar ini. Bias-bias cahaya itu semakin memperindah interior bangunan yang hampir dikelilingi oleh material berbahan marmer itu. Nampak juga pemandangan luar yang tidak kalah indahnya dari isi ruangan ini. Sungguh tempat yang tidak terduga untuk dijadikan tempat tinggal.
Terlihat seorang pria yang cukup berumur sedang duduk sambil membaca majalah bisnis. Terlihat cukup santai untuk menikmati hidup diusianya yang sudah tidak muda. Terlihat juga seorang pria lainnya yang nampak gagah dengan setelan jas berdiri di sebelahnya yang sepertinya adalah pengawal pribadinya. Dilain sisi tempat duduk itu juga terdapat Tankhun yang juga sudah sampai ke ruangan ini terlebih dahulu dari Porsche dan Pete.
"Khun Korn. Porsche sudah tiba."
Tidak lupa Pete memberikan hormat kepada pria berumur itu dan juga pria yang berdiri di sebelahnya.
"Porsche, ini Khun Korn. Ayah dari Khun Tankhun dan Khun Kinn. Sedangkan ini adalah Khun Chan, dia adalah kepala seluruh pengawal klan Theerapanyakul."
Pete memperkenalkan keluarga Theerapanyakul yang belum Porsche kenal kepadanya. Setelah perkenalan itu, Porsche dengan segera juga memberikan hormat kepada orang-orang yang berada di ruangan ini.
"Terima kasih, Pete. Kau boleh pergi beristirahat."
"Baik. Terima kasih, Khun Korn."
Sebelum pergi, tidak lupa Pete memberi anggukan kepala kepada Porsche untuk menyemangatinya dan juga memberitahunya supaya tidak perlu khawatir. Porsche yang ditinggal pun hanya bisa diam berdiri dengan tertunduk tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sepertinya tingkah petakilan Porsche yang dulu tiba-tiba hilang jika sudah berhadapan dengan keluarga ini.
"Silahkan duduk, Porsche. Aku tahu kau pasti lelah setelah perjalanan panjang ke sini."
"B-baik, Khun Korn."
Porsche yang merasa namanya di panggil langsung segera menuruti apa yang dikatakan oleh si tuan rumah. Walaupun dia nakal, tapi sopan santun bertamu harus didahulukan.
"Jangan panggil aku seperti itu. Panggil saja aku Pa, seperti Tankhun dan Kinn memanggilku."
'Deg'
"P-pa?"
Setelah Korn menyebutkan kalimat itu, entah kenapa Porsche merasakan perasaan yang aneh. Antara ingin tersipu karena merasa dirinya dianggap setara dengan Kinn atau gelisah karena mungkin ada sesuatu yang akan disampaikan.
"Hahaha. Kau tidak usah sungkan, Porsche. Aku rasa kau akan terbiasa memanggilku seperti itu kelak."
Porsche yang masih bingung mendengar ucapan dari Korn tadi, hanya bisa memikirkan hal-hal yang aneh yang kembali membuatnya sedikit tersipu.
'Apa yang dimaksud olehnya tadi? Memangnya aku akan menikah dengan Kinn? Eh? Apa yang aku pikirkan?!'
Porsche menggeleng-gelengkan kepalanya guna untuk menepis pikiran-pikiran aneh yang ada dikepalanya. Namun tanpa sadar dirinya juga merona dan menahan malu dengan yang dipikirkannya tadi. Berharap sedikit tidak apa lah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd's Bully
FanfictionKinn menyamar menjadi Mile, seorang mahasiswa culun untuk mendekati Porsche demi sebuah misi untuk mengungkap kebenaran tentang keluarga Kittisawasd. Tapi apakah benar hanya demi sebuah misi atau dengan maksud yang lain? Disclaimer: * Fiksi penggema...