-1- Kilas Balik

156 19 12
                                    

Hari ini, Aryan dipenuhi dengan jadwal terbang yang padat, menyusuri langit dari siang hingga senja. Ketika matahari sudah merunduk di ufuk barat, pesawatnya mendarat dengan lembut di landasan Bandara Soekarno-Hatta. Dengan langkah mantap, dia menyelesaikan prosedur pasca-pendaratan dan segera bergegas menuju apartemennya.

Tepat pukul tujuh malam, Aryan membuka pintu apartemennya. Ruangan yang hangat menyambutnya, menyapu lelah yang menempel di pundaknya. Tanpa menunda, dia langsung menuju kamar mandi, membiarkan air mengalir menyingkirkan penat dari tubuhnya.

Setelah sejenak menghilangkan kelelahan, Aryan keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang rapi. Wajahnya yang tenang menunjukkan bahwa dia telah siap menghadapi momen kedamaian berikutnya. Dengan langkah ringan, dia mengarahkan langkahnya ke tempat salat, mengisi ruangan dengan ketenangan dan khusyuk dalam ibadahnya. Setelah selesai, ia merasakan kedamaian yang mengalir dalam dirinya, mempersiapkan diri untuk beristirahat di ranjangnya yang nyaman.

Dalam kesunyian apartemen yang tenang, Aryan duduk di atas kasur yang empuk, membiarkan dirinya tenggelam dalam permainan daring favoritnya. Namun, meski berusaha keras, hasilnya tidak seperti yang diharapkannya. Tiga kekalahan berturut-turut membuatnya merasa frustrasi, menyebabkan semangatnya meredup.

Tanpa meratapi kekalahan yang telah terjadi, Aryan meletakkan ponselnya dengan lembut di sampingnya. Dia merasa kantuk mulai menghampiri, memenuhi tubuhnya dengan kehangatan yang menenangkan. Dengan lembut, ia menutup mata, membiarkan alam bawah sadarnya memimpinnya ke dalam dunia mimpi yang damai. Sesekali, suara angin yang mengelus jendela apartemennya mengiringi prosesnya memejamkan kedua matanya, menuju istirahat yang penuh kedamaian.

Dini hari, ketika kabut seolah masih menyelimuti dunia, sebuah melodi berdering memecah keheningan. Aryan terbangun dari tidurnya yang lelap, matanya terbuka perlahan. Dalam kebingungannya, ia meraih ponsel yang bergetar dengan penuh keterkejutan. Sebuah panggilan masuk dari kontak yang sangat dikenal: 'Ibu'.

Kehadiran nama itu di layar ponsel membuatnya segera sadar. Tanpa ragu, Aryan menjawab panggilan tersebut. Suara lembut sang ibu terdengar di seberang sana, menciptakan rasa hangat di tengah malam yang dingin. Meskipun sedikit terganggu oleh kenyataan bahwa ia baru saja terbangun dari tidur lelapnya, Aryan merasa tenang karena mendengar suara ibunya.

"Ibu ada apa, ya? Malem-malem begini telfon," ucap Aryan bermonolog. Tanpa berlama-lama dia mengangkat telepon dari ibunya.

"Halo, Assalamualaikum, Bu" ucap Aryan mengawali telepon.

"Waalaikumsalam. Nang"

Nang adalah sebutan ibu Aryan kepada putranya yang merupakan kependekan dari lanang dalam Bahasa Jawa yang berarti laki-laki. Ibu Aryan, Kirana memang lahir di tanah Jawa, tepatnya di Purwokerto.

"Ayah mlebu rumah sakit, muntah-muntah, gerd nya kambuh. Ko bali, ya, nang? Adekmu Alma dewekan nang umah, ko bali, ya"

"Ya Allah ayah, iya, Bu, Aryan bali. Pesawat jam pira e mengko tek kabari, ya, Bu?" ucap Aryan.

Pria kelahiran Yogyakarta itu sedikit panik mendengarnya. Pasalnya, sang ayah, Amrullah, memang memiliki riwayat penyakit gerd cukup parah. Bahkan sempat membuat pria 54 tahun itu dirawat selama 10 hari.

"Iya, hati-hati, ya. Assalamualaikum"

Telepon terputus. Dalam kegelapan malam yang menyelimuti, Aryan dengan cepat mencari tiket pesawat untuk kembali ke Yogyakarta. Ponselnya menjadi alat yang membantunya menavigasi layar yang berkilauan. Jarinya menggulir layar dengan gesit, mencari jadwal penerbangan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Meskipun waktu semakin mepet dan harga tiket mungkin sedikit lebih mahal dari biasanya karena pemesanan mendadak, Aryan tetap fokus pada pencariannya. Ia tidak membiarkan kegelisahan menghentikannya. Setelah beberapa upaya, ia berhasil menemukan tiket pesawat Jakarta-Yogyakarta yang cocok. Meski dengan harga tertinggi, hal itu tidak mengurangi keputusannya untuk segera pulang.

One Of My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang