-9- Tidak Sengaja

56 14 10
                                    

Matahari terbit menandakan bahwa hari baru telah dimulai. Di dalam sebuah kamar, seorang pria dengan rambut yang sudah mengeras karena pomade sedang merapikan diri di depan cermin. Namun kali ini, ia tidak mengenakan seragam pilot seperti biasanya.

Pria itu tampak serius saat ia memperhatikan dirinya di cermin. Ekspresinya mencerminkan pemikiran yang dalam, seperti sedang mempersiapkan diri untuk sesuatu yang penting. Meskipun ia tidak mengenakan seragam pilot, namun ada kesan profesionalitas dan kemandiriannya yang masih terpancar dari setiap gerakannya.

Jadwal Aryan hari ini adalah pemeriksaan rutin kesehatan agar memastikan ia tetap fit to fly. Ia akan melakukan check up di RS City Premiere. Padahal biasanya ia melakukan check up di RS Puri Indah, sejalan dengan Bandara Soekarno-Hatta.

Ia kini dalam perjalanan menuju rumah sakit tersebut. Sudah cukup lama ia tidak melakukan check up rutin. Selain pemeriksaan kesehatan sebelum terbang, pilot juga harus rutin melakukan check up kesehatan secara keseluruhan.

Sesampainya di sana, Aryan turun dari mobil Pajero miliknya. Tanpa banyak menunda, pria berusia 27 tahun itu memasuki gedung. Saat ia sampai di meja informasi, ia dengan sopan mengatakan keperluannya untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Setelah menunggu kurang lebih selama dua puluh menit yang mungkin terasa seperti seabad bagi Aryan, akhirnya giliran pemeriksaannya dipanggil. Ia dengan sabar mengikuti petunjuk dari petugas dan memulai serangkaian pemeriksaan yang dijadwalkan.

Pemeriksaan dimulai dari pemeriksaan fisik, di mana Aryan diperiksa oleh dokter untuk memastikan kondisi tubuhnya dalam keadaan baik. Kemudian, ia menjalani berbagai tes laboratorium untuk memeriksa kesehatan secara lebih mendalam, termasuk tes darah dan urin.

Selanjutnya, Aryan menjalani pemeriksaan pendengaran dan penglihatan untuk memastikan bahwa indra-indranya berfungsi dengan baik. Meskipun proses pemeriksaan mungkin memakan waktu dan kadang terasa melelahkan, namun Aryan tetap sabar dan kooperatif sepanjang prosesnya.

Setelah menunggu sampai tengah hari, akhirnya pemeriksaan Aryan selesai juga. Ia duduk di ruang tunggu, menunggu dengan sabar untuk mendengarkan perintah dokter mengenai pengambilan hasil pemeriksaan.

Ketika namanya dipanggil, Aryan dengan hati-hati mendengarkan penjelasan dokter tentang hasil pemeriksaannya. Meskipun mungkin ada ketegangan atau kekhawatiran yang terselip di dalam hatinya, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menerima informasi dengan kepala dingin.

Setelah selesai, Aryan merasa lega bahwa bagian paling menyebalkan dari pemeriksaan tersebut telah berakhir. Meskipun mungkin ada ketidaknyamanan atau kelelahan yang ia rasakan selama proses pemeriksaan, namun ia menyadari bahwa itu semua adalah bagian dari menjaga kesehatan dan kesejahteraannya.

Tidak tanpa alasan, pemeriksaan yang dilakukan Aryan memang tidak sedikit. Prosesnya berlangsung cukup panjang, bahkan hingga jam makan siang tiba. Perutnya sudah mulai merasa kelaparan dan berdenyut.

Tanpa berpikir panjang, Aryan memutuskan untuk makan siang di kantin RS City Premiere. Langkah ini terasa sebagai pelarian yang nyaman setelah melewati serangkaian pemeriksaan yang melelahkan. Dalam benaknya, Aryan merasa bahwa ia berhak untuk menikmati makanan yang lezat dan menyegarkan setelah melewati hari yang panjang di rumah sakit.

Aryan berjalan dengan langkah cepat, merasa perutnya semakin memberontak karena kelaparan yang tak tertahankan. Ia ingin segera tiba di kantin untuk memenuhi kebutuhan makan siangnya.

Sesampainya di kantin, Aryan melihat suasana cukup ramai. Para tenaga kesehatan sedang beristirahat, sementara beberapa keluarga pasien juga terlihat membeli makanan. Aroma makanan yang sedap menggoda penciumannya, membuatnya semakin tidak sabar untuk segera memesan makanan.

One Of My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang