-3- Niat Membantu

118 20 0
                                    

Di ruang tamu apartemennya, Aryan tersenyum melihat cahaya pagi yang lembut menyelinap masuk dari balik tirai. Suasana mendung yang menyelimuti langit Jakarta tidak menyurutkan semangatnya untuk menghadapi hari yang baru.

Sudah satu minggu berlalu sejak ia kembali ke rutinitas kerja setelah kunjungannya ke Yogyakarta. Hari ini, jadwal penerbangannya cukup padat, dengan dua penerbangan yang menunggunya: Jakarta-Bali dan kembali, serta penerbangan ke Makassar. Namun, semangatnya tidak kendur meskipun pekerjaannya menantang. Ia merasa siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Dengan langkah mantap, Aryan menuruni tangga menuju lobby apartemennya. Seragam yang rapi dan koper hitam yang dibawanya menambah kesan profesionalitasnya. Di lobby, cahaya lampu redup menciptakan aura tenang yang menyelimuti ruangan.

Duduk di kursi tunggu, Aryan menunggu dengan sabar kedatangan taksi online yang sudah dipesannya. Suara gemuruh dari taksi online yang datang menarik perhatiannya. Dengan gesit, Aryan berdiri dan melangkah menuju pintu masuk, siap untuk memulai petualangan barunya.

Aryan duduk bersebelahan dengan sopir taksi sambil menyimak pemandangan yang berlalu di sepanjang perjalanan menuju bandara. Langit pagi yang cerah memberikan semangat baru bagi petualangannya hari ini. Meskipun jalanan terasa lebih ramai dari biasanya karena libur nasional, Aryan tetap menemukan kesenangan dalam percakapan ringan dengan sopir taksi yang ramah.

"Jalanan rame, ya, Pak," ucap Aryan.

"Iya, Mas. Mau long weekend biasanya gini," balas sang sopir.

Di tengah keheningan, sebuah insiden mengejutkan menghentikan percakapan mereka. Saat lampu merah menyala di persimpangan jalan yang ramai, pandangan mereka tertuju pada tabrakan yang terjadi di depan. Mobil dari arah kiri bersenggolan dengan mobil lain yang datang dari arah berlawanan.

Suasana tegang seketika menggelayuti Aryan dan sang sopir. Mereka menyaksikan dengan perasaan terkejut dan prihatin saat pengendara mobil keluar dari kendaraannya untuk memeriksa kerusakan. Dalam sekejap, suasana yang semula ceria di dalam taksi berubah menjadi ketegangan yang terasa menyelimuti jalanan yang padat itu.

"Pak, saya turun, ya, kalau ada korban, kita bantu korbannya, ya, Pak," ucap Aryan.

"Iya, Mas, saya tunggu disini"

Dengan cepat, beberapa orang lainnya turut melompat keluar dari kendaraan mereka dan bergabung dengan Aryan. Mereka bergegas ke tengah persimpangan untuk memberikan pertolongan. Aryan dengan sigap mencoba membuka pintu mobil yang terlibat dalam tabrakan. 

Sementara itu, pandangan sekitar terfokus pada sopir yang tampaknya telah kehilangan kesadaran akibat benturan keras tersebut. Suasana menjadi semakin tegang, mendorong setiap orang yang ada di sekitar untuk memberikan pertolongan sebaik mungkin.

Di tengah kerumunan, terdengar teriakan histeris seorang wanita di luar mobil. Aryan menduga bahwa wanita itu adalah penumpang dari mobil yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Suaranya terdengar panik dan penuh kecemasan, menciptakan latar belakang yang semakin tegang di tengah situasi yang sudah sulit ini.

"Mas, itu papa saya, Mas!" ucap wanita tersebut kepada Aryan yang berjalan membawa korban pingsan ke taksinya.

"Iya, kita bawa ke rumah sakit, ya. RS City Premiere, yang ngga jauh dari sini," ucap Aryan memapah korban ke arah taksinya.

Dengan sigap, Aryan bersama seorang warga membuka pintu belakang taksi dan dengan hati-hati membantu korban masuk ke dalam mobil. "Mas ini mau dibawa ke rumah sakit mana?" tanya sopir taksi, suaranya penuh kekhawatiran namun tetap tenang, menunjukkan kesediaannya untuk membantu dalam situasi darurat tersebut.

One Of My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang