-8- Depan Mata

45 11 8
                                    

Sebelum mulai, vote komen dulu, yuk!


Kafe bernuansa klasik itu menjadi tempat wanita bernama Aura menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Aura dan sahabatnya, Nilam, sudah bersahabat sejak tahun pertama kuliah. Mereka bertemu di fakultas kedokteran universitas swasta ternama di Jakarta.

Situasi mereka yang sama-sama menjalani program internship dokter namun di rumah sakit yang berbeda menambahkan lapisan kompleksitas dalam hubungan mereka. Aura berada di RS City Premiere, sementara Nilam di RS Puri Indah. Kesibukan masing-masing di rumah sakit membuat pertemuan mereka semakin jarang terjadi.

"Kamu mikirin hubungan kamu sama Nico, ya?" tanya Nilam. Fokusnya teralih saat melihat sahabatnya merenung sejenak. Wanita itu sudah tau persis keadaan Aura sejak ia menceritakannya kemarin.

Aura menoleh sembari menarik senyum tipis. Ia berusaha menutupi itu. "Ah, enggak kok, Lam," ucapnya.

"Aku yakin kamu mikirin. Yang aku heran dari cerita kamu adalah, kok nggak ada, ya, orang yang nemuin Nico sama cewek lain. Secara, kan, dia model terkenal. Kehidupannya aja nggak jauh-jauh dari wartawan. Kamu aja sering kesorot media biasanya," ucap Nilam.

Nilam sedikit menundukkan kepalanya, menimbulkan kebingungan dalam benak Aura. Ia merasa sedikit terkejut, terutama mengingat bahwa Nico merupakan sosok yang terkenal. Bahkan, hubungannya dengan Nico sering kali menjadi sorotan media karena Nico adalah seorang model yang populer.

"Nggak tahu, sih. Emang nggak ada atau belum," ucap Aura. 

Ia memang tampak luar biasa sabar dalam membahas topik yang begitu sensitif seperti kecurangan dalam hubungan. Meskipun topik ini dapat memicu emosi yang kuat pada banyak orang, Aura mampu menjaga ketenangan dan menghadapinya dengan kedewasaan yang luar biasa.

"Kapan dia pulang dari Bali, kamu udah tau?" tanya Nilam.

Sudah empat hari Nico berada di Bali. Aura kemarin sudah bertanya kepada pria itu tentang kepulangannya ke Jakarta. Pria itu mengatakan ia akan pulang minggu depan. "Katanya, sih, Senin, minggu depan"

"Aku dukung apapun keputusan kamu. Semoga yang terbaik," ucap Nilam.

Aura mengerjap sekali. "Aamiin. Makasih, ya, kamu udah mau denger cerita aku, udah support aku terus," ucapnya.

"Pasti! Apapun aku pasti support kamu. Oh iya, btw, siapa nama yang ngasih tau kamu tentang Nico selingkuh itu? Aku lupa," tanya Nilam.

Pasti yang dimaksud adalah Aryan. Aura melirik sahabatnya itu dengan tatapan tanda tanya. Ada apa Nilam bertanya soal itu. "Mas Aryan, kenapa? Kamu mau aku kenalin?" tanya Aura.

Nilam menautkan kedua alisnya. Itu menandakan ia tidak terima dengan tuduhan sang sahabat. "Dih, bukan. Justru aku penasaran, dia sampe ngasih tau kamu tentang Nico selingkuh. Jangan-jangan dia suka sama kamu, deh," jelasnya.

"Enggak, lah. Mana mungkin. Dia bilang, katanya dia korban selingkuh juga, trus dia kan bantu papa pas kecelakaan, papa kasih dia sedikit uang. Trus alasan lainnya karena aku udah nolong dia di event lari kemarin itu, loh," jelas Aura.

"Biasanya dari situ bakal jadi suka," ucap Nilam.

Mendengar itu, Aura hanya menatap sahabatnya. Wanita itu tidak kepikiran sampai ke arah tersebut. Di pikirannya, Aryan memberitahu itu karena balas budi, tak lebih dari itu. Lagipula sang ayah, belum tentu mengizinkan kembali ia menjalin hubungan dengan pria. Apalagi tidak serius, seperti Nico.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Aura dan Nilam kini dalam perjalanan pulang. Persahabatan Aura dan Nilam itu cukup unik. Mereka memiliki kesepakatan jika ingin bertemu, mengendarai mobil bergantian. Seperti pada saat ini giliran Aura yang menyetir dan akan ada saatnya Nilam yang menyetir.

One Of My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang