AKRAB

1.5K 160 29
                                    

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Jangan lupa vote dan komennya :)

Dipastikan sudah shalat!

Instagram: @wattpad_Ilustrasi
Tiktok: @Ilustrasi

-Happy Reading-

Suara langkah kaki menuruni anak tangga, menuju ruang keluarga. Manusia yang masih berdiam disofa menunggu perempuan yang menemani Hafiza. Laki laki yang berpakaian masih rapi mengenakan jas hitam langsung berdiri.

"Gimana?" Tanya Arfa seraya melangkah kan kakinya.

Perempuan bergamis biru itu memperlihatkan senyumannya, "Sudah tidur anaknya, tadi kangen umi katanya."

Arfa terdiam sejenak mendapatkan jawaban dari perempuan di depannya.
"Zar, terimakasih untuk semuanya, dari membantu persiapan pernikahan Huriyah sampai harus ngadepin Hafiza."

Zahrah mengangguk, "Sama sama," jawabnya, dari senyuman yang diperlihatkan, ia terlihat sangat tulus sekali.

"Arfa, jangan terlalu keras sama adik adik Arfa. Mereka bertiga masih labil, masa masa dimana masih mencari jati diri. Kalau mereka melakukan kesalahan bicarakan dengan baik baik. Kalian berdua, sosok abang sebagai pelindung mereka, bukan musuh mereka. Maaf bukan bermaksud ikut campur urusan keluarga kalian," tutur Zahrah berusaha berbicara baik baik kepada Arfa. Karena, dia, juga pernah difase Hafiza, apalagi sama sama seorang perempuan.

Arfa kagum dengan cara bicara Zahrah, dari sorotan matanya pun terlihat tulus, "Gapapa Zar, sorry, tadi gue terlanjur tersulut emosi."

Zahrah terkekeh dengan ucapan laki laki didepannya, "Kenapa minta maaf ke Zahrah, harusnya Arfa minta maaf ke Hafiza." Zahrah terkekeh kembali.

Tawa Zahrah terhenti, "Yaudah Zahrah pulang dulu, akur akur sama adiknya. Awas, sampai lo nyakiti dia, gue jewer lo."

"Dih, dikira, gue bocah yang main kelereng gak pulang pulang dijewer."

"Wajah wajah, sering kalah pasti, dulu mainnya," ledek Zahrah sengaja, membuat Arfa tidak suka.

"Enak aja, menang terus, gue, mainnya, sampai sebaskom kelerengnya."

"Masa, gak percaya, paling main sama gue kalah," ledek Zahrah, seketika keduanya terkikik geli sendiri membahas masa kecil.

"Cie, akur nih, lagi ketawain apa? Gak ajak ajak," Ledek Arkaan, tiba tiba nyamber perbincangan mereka berdua.

Seketika tangan Arfa bergerak meraup wajah kembarannya, ia kesal tiba tiba bikin kaget. "Lama - lama, gue perban ya, mulut lo, seneng banget bikin kaget orang."

Tante Indah melihat ponakan dan temannya terlihat akur menimbulkan senyuman dibibirnya. Kakinya melangkah mendekati mereka bertiga.

"Udah selesai bercandanya?"

Kedatangan Indah membuat mereka berdiam, lalu menatap tantenya secara bersamaan.

"Kalau udah, ayo makan dulu, tante sudah siapkan masakannya di dapur," tawar tante Indah.

"Eh tante, Zahrah pulang dulu ya," pamit Zahrah hendak menyalami tante Indah.

LauhulMahfudz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang