KEGIATAN BARU

2.2K 205 4
                                    

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Jangan lupa vote dan komennya :)

Dipastikan sudah shalat

Instagram: @wattpad_Ilustrasi
Tiktok: @Ilustrasi

-Happy Reading-

Dari kelas farmasi, dosen tengah menerangkan bab tanaman obat dan simplisia. Selesai menjelaskan dosen memberi pertanyaan mahasiswanya. Ia bertanya kepada Abbad terlebih dahulu.

"Abbad," panggil bu Herna, seketika yang dipanggil panik. Karena sedari tadi tidak fokus mendengarkan bu Herna saat menjelaskan.

"I-iya bu?" Tanya Abbad sedikit terbata - bata.

"Coba ulangi penjelasan ibu tadi."

Abbad menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, menoleh melirik teman - temannya kebinggungan sendiri.

"Anu bu.”

"Anu apa?" tanya bu Herna.

"Papaya adalah salah satu tumbuhan pahit," jawab Abbad asal yang penting menjawab.

"ABBAD! Astaghfirullah, kebiasaan pasti ngelamun lagi, yang lain, coba ulangi penjelasan ibu tadi," tanya bu Herna berganti mengarah mahasiswanya yang lain.

Arkaan mengangkat tangan menandakan dia tau, "Iya Arkaan, silakan," ucap bu Herna mempersilakan.

Semua mata para mahasiswa tertuju mengarah Arkaan.

“Simplisia adalah bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional dan belum mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses pengeringan.

"Benar, ada lagi?" tanya bu Herna lagi.”

"Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar obat tradisional yang bermanfaat untuk mengobati penyakit degeneratif..." jawab Arkaan penuh percaya diri menjelaskan secara lancar sampai selesai.

Bu Herna yang sedari tadi menyimak jawaban Arkaan dengan mantap percaya diri, membuatnya senyum merasa bangga terhadap mahasiswa satunya ini. "Nice," kagum bu Herna kembali menatap Abbad.

"Tuh bad, makanya kalau dikelas fokus, FOKUSSS, jangan ngelamun terus.”

"Iya budos terhormat."

Bu Herna mengangkat sebelah alisnya seperti bertanya, "Budos?"

"Bu dosen," jawab Abbad diangguki bu Herna, "Gitu aja gak tau, dasar jaman old," gumamnya masih terdengar jelas di telinga bu Herna.

"APA KAMU BILANG?" sergah bu Herna gak habis pikir dengan mahasiswa satunya ini. Sudah jadi langganan hukuman sejak pertama kali masuk, masih saja bikin darah tinggi para dosen dosennya.

Abbad cengar cengir mengangkat tangannya menunjukkan dua jari antara jari telunjuk dan jari tengah menbentuk huruf V, "Becanda bu Herman, jangan dimasukkan paru - paru."

"Nama saya Herna! Herman - herman, satu lagi, hati yang benar bukan paru - paru," kesal bu Herna membenarkan ucapan Abbad.

Bu Herna menatap langit - langit memelas, "Ya tuhan beri hamba kesabaran untuk menghadapi babat ini," sambungnya memohon.

LauhulMahfudz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang