DRAMA TAHAJUD

2.3K 216 3
                                    

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Jangan lupa vote dan komennya :)

Dipastikan sudah shalat

Instagram: @wattpad_Ilustrasi
Tiktok: @Ilustrasi

- Happy Reading -
 

Suara Alarm jam tiga dini hari dari Handphone Haseena terdengar begitu berisik baginya. Di dalam kamar berisikan dua gadis remaja Haseena dan Hafiza, kemana Huriyah?  Huriyah kamarnya sendiri di ruang lain. Suara Alarm terus berbunyi, bukannya membuat dua gadis remaja ini bangun. Haseena malah menyumpal telinganya sendiri menggunakan bantal.

"Ihh kakk, berisik lah, matikan itu," kesal Haseena berucap dengan mata masih terpejam.

"Itu Alarm Handphone kamu, matikan sendiri!” Hafiza ikutan kesal sendiri mata masih terpejam.

Suara ketokan pintu memanggil namanya, tidak dihiraukan mereka berdua, dua gadis remaja ini melanjutkan tidurnya kembali.

"Haseena, Hafiza, bangun ayo tahajutan," panggil seorang kakak perempuan dari luar pintu kamar mereka. Huriyah dalam keadaan sudah mengenakan mukena putih polos.

Arfa dari arah kamarnya, datang mendekati adik perempuannya, tengah berdiri didepan pintu kamar, "Kenapa dek?"

"Biasa bang."

"Sini, biar abang aja, kamu kembali ke mushola," titah Arfa diangguki Huriyah. Didalam rumah keluarga ini, ada satu ruangan yang dijadikan tempat khusus buat ibadah.

Arfa mencoba membuka pintu kamarnya, ternyata dari dalam dikunci, "Hafiza Haseena ayo bangun!" Teriakan abangnya lagi - lagi tidak dihiraukan. Tanpa berpikir panjang Arfa langsung mendobrak pintu kamarnya, tidak peduli mau pintu rusak sekalipun yang penting Arfa bisa membangunkan adiknya untuk salat tahajut.

Suara dobrakan pintu yang begitu keras, membuat Hafiza Haseena tersentak kaget membuka matanya. Sontak membuat mereka berdua terduduk, jantung terasa berdetak begitu cepat sampai terdengar di telinga.

"Abangggg, ya Allah, kaget lah, untung nyawa Fiza gak copot."

"Iyalah bang, bisa gak banguninnya pelan."

"Sudah dari tadi kak Huriyah bangunin kalian pelan. Sampai abang datang, kalian belum bangun juga."

Arfa menarik tangan Hafiza dan Haseena beranjak dari kasurrnya, "Ayo – ayo, cepat ambil wudhu, sudah ditungguin kak Huriyah sama bang Arkaan di Mushola.”

Hafiza berjalan sempoyongan dengan mata masih terpejam, "Iya iya bang pelan – pelan pak sopir, nyawa Fiza belum ngumpul nih," balasnya mengucek - ngucek matanya.

"Hoammm, iya bang,"

"Yaudah, abang ambilin satu ember air gimana?" Seketika, ucapan Arfa membuat Fiza membelalakkan mata, rasa kantuknya seketika hilang.

"Whaaaaa iya bang," teriak Haseena, keduanya langsung ngacir mengambil air wudhu. Melihat tingkah adik nya membuat Arfa menjadi terkekeh, emang harus ekstra sabar dan tegas ngadepin dua bocil ini.

☆☆☆

Mereka semua sudah berada di tempat salat, sudah siap untuk melaksanakan salat tahajut. Tinggal satu orang belum berada di tempat sajadah.

"Tunggu - tunggu, seena pakai mukena dulu," teriaknya lari mengambil mukena biru bercorak bunga. Sudah beberapa menit mereka berempat menunggu adik bungsunya. Ternyata adik bungsunya sempat ketiduran di kamar mandi. Hal itu membuat Hafiza berdecak kesal menunggu tahajutan belum mulai karena menunggu Haseena.

LauhulMahfudz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang