KEMBALINYA PEMILIK TASBIH

1.5K 160 9
                                    

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Jangan lupa vote dan komennya :)

Dipastikan sudah shalat

Instagram: @wattpad_Ilustrasi
Tiktok: @Ilustrasi

- Happy Reading -

Huriyah datang membawa nampan diatasnya segelas teh hangat, lalu meletakkan dimeja. Perempuan berpakain serba syar'i itu tersenyum mengarahnya, perempuan tanpa polesan make up bersih putih, tidak mengurangi wajah cantiknya. Haseena yang duduk bersebelahan dengan perempuan itu pun ikut melongo tak berkedip melihat bidadari cantik didepannya.

"The real bidadari dunia, cantik woiy!" Pekik Haseena membuat manusia yang tengah duduk diteras kaget. 

Hafiza reflek meraup muka Haseena, "Biasa aja, gak usah pakek teriak, disiram tetangga sebelah tau rasa nanti," ucap Hafiza  datar, hal itu mengundang kekehan perempuan itu. Huriyah pun bergedek pelan, lalu meletakkan pantatnya dikursi sebelah Haseena.

Haseena tak memperdulikan omongan kakaknya, ia masih fokus menatap perempuan didepannya, lalu memegang kedua pipinya sendiri, "Embak, skincare nya apa?" tanyanya dengan polos.

Perempuan itu terkekeh mendengar pertanyaan Haseena apalagi melihat wajah polos Haseena, "Embak skincarenya pake air wudhu," jawabnya tersenyum.

"Masya Allah, mbak Ayes, udah cantik, ramah lagi," puji Huriyah ikut kagum dengan jawaban Ayes. Perempuan yang kemana mana selalu berpakaian serba syar'i nan anggun.

Ayes terkekeh lagi mendengar pujian Huriyah, "Tau darimana kalau embak ramah, lawong baru kenal sehari, udah jangan puji embak lagi, malu."

Terdengar dari depan teras, suara mobil Zusuki berwarna hitam, dengan suara sedikit berbeda,  mungkin karena mobil bekas. Dua laki laki keluar dari mabil hitam itu, mendengar suara ketawa dari arah terasnya, ia mempercepat jalannya.

"Wah, embak bisa mengobati Haseena dong kalau sakit," ucapnya terkekeh diikuti saudara yang lainnya.

"Insya Allah bisa, sedikit sedikit," balas Ayes terkekeh.

"Assalamuallaikum," salam Arfa seraya melepas kacamata hitamanya.

"Wa'allaikumussallam warohmatullahi wabarokatuh," jawab kompak para cewek cewek yang tengah berbincang, lalu menoleh.

Arfa terkejut melihat perempuan yang satu kampus dengan dirinya, "Kenapa bang," tanya Arkaan baru datang, berhenti didepan pintu rumah. Tak mendapatkan jawaban dari abangnya, Arkaan mengikuti arah pandangan mata kembarannya.

"Loh, anak kedokteran gak sih?" tebak Arkaan seperti bertanya, Ayes senyum mengangguk. Arkaan mendekatkan mulutnya dibelakang telinga kembarannya, "Kalau jodoh, pasti datang sendiri ya bang," sambung Arkaan sengaja menjaili abangnya.

Arfa melirik langsung meraup wajah tampan Arkaan, membuat kacamata yang bertengger dihidungnya sedikit melorot, "Ngawur, kalau ngomong."

"Canda bang," ucapnya seraya membenarkan kacamatanya kembali.

"Bentar," ucap Arfa lalu masuk kerumah, adik adiknya kebingungan menatap kepergian abangnya.

Arkaan mendekati adik adiknya, berdiri dibelakang kursi, yang diduduki Huriyah. Hafiza mendongak menatap abangnya yang berdiri, "Bang Arfa kenapa bang?"

Arkaan mengedikkan bahu tak mengerti, "Sejak kapan, disini?" Tanyanya.

Adik adiknya tidak tau pertanyaan abangnya ini untuk siapa, "Abang tanya kesiapa?" Tanya Haseena.

LauhulMahfudz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang