Prolog

1.1K 339 920
                                    

Halooo! I'm back...💗

Guys! U can call me Vitria.

Btw... Coba absen, kalian tahu cerita ini dari mana?

Siap jadi cegilnya Tristan?

Temenin aku nulis Dear Insanity sampe end ya...🙏💗

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

Prolog

Qiana Chalondra, seorang mahasiswi baru di Universitas Auberon, adalah gadis yang cantik, humble, periang, dan penuh semangat. Namun bisa menjadi sosok yang dingin dan galak jika berhadapan dengan laki-laki selain papanya. Ice princess, biasa cowok-cowok di sekolahnya dulu memanggil Qiana.

Dia satu-satunya perempuan di keluarganya. Mamanya meninggal dunia ketika ia masih duduk di kelas 6 SD. Terlahir sebagai anak tunggal dan dibesarkan oleh seorang single father tak membuat Qiana kekurangan kasih sayang seorang ibu. Apa pun yang dia inginkan juga lakukan selalu dipenuhi dan dibebaskan oleh papanya.

Sangat beruntung menjadi anak dari pria hebat seperti Adrian Brijaya—papanya. Qiana merasa jadi anak paling bahagia di dunia. Bukan hanya menjadi sosok papa saja, Adrian juga teman bagi Qiana. Tak ada rasa sungkan ataupun malu untuk gadis itu bercerita dan membagi apa pun yang terjadi dalam hidupnya kepada Adrian.

"Pa, tadi Qiana nemenin Bi Arti belanja di minimarket deket komplek, ada cowok-cowok yang lagi nongkrong di depan sana malah godain Qiana. Qiana jadi risih banget, nggak suka deh. Kenapa sih mereka harus nongkrong di situ? Qiana jadi ogah belanja lagi di minimarket itu." Seperti teman baik, pria yang diajak ngobrol itu hanya bisa senyum-senyum mendengar curhatan putrinya.

Dikarenakan kedekatan yang kuat dengan papanya, Qiana tidak memiliki pacar. Bukan karena tidak ada yang tertarik padanya, tetapi karena Qiana terlalu takut untuk memulai hubungan dengan lawan jenis. Qiana belum pernah berpacaran sama sekali meski banyak yang menyukainya. Termasuk Tristan, si pangeran kampus yang begajulan yang hampir menabraknya saat sedang menyeberang jalan.

TINNNNNNNNN!!!

Bunyi klakson membuat Qiana terlonjak kaget.

"Aaaaaa!" teriaknya sambil menarik kembali langkahnya. Mundur.

CITTTTTTTTT!!!

BRUAKKK!

Dengan refleks, Tristan—si pengendara motor, membanting arah setirnya. Hal ini membuat roda ban motornya tergelincir, bersamaan dengan tubuhnya yang jatuh menggelinding dan menghantam aspal.

Dear Insanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang