FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
Seperti biasa, sebelum baca kasih VOTE dulu gaess...
Komen yang banyak di setiap paragraf/line biar rameee...
Jangan lupa masukin cerita ini ke perpus kalian ya.
Noted : Buat siders... tolong atuh jangan diem-diem aja setelah baca. Mohon tinggalkan jejak kalian ya! Kasih vote ⭐ gak akan bikin kalian kehilangan harta kok.
⭐ dari kalian itu sangat berharga buat aku, supaya aku semangat nulisnya dan lancar updatenya🙏
🦋🦋🦋
Pagi ini adalah hari libur. Tristan datang ke alamat rumah Qiana, tapi ia tidak berani mendekat.
"Pa, Qiana mau keluar dulu, ya? Udah janjian sama Chessy ketemuan di toko buku, mau cari tugas kampus," kata Qiana sambil meminta izin pada papanya yang sedang sibuk dengan laptopnya, duduk di gazebo rumahnya.
Adrian mengalihkan perhatiannya dari laptop dan menawarkan sopirnya untuk menemani anak gadisnya, "Perlu Mang Ujang temenin?"
"Nggak usah, Pa," tolak Qiana cepat. "Ini kan hari libur, nggak mau repotin Mang Ujang. Lagian, tempatnya juga nggak jauh dari rumah kita," lanjut Qiana.
"Ya sudah. Kamu hati-hati," pesan Adrian sambil tersenyum. Qiana membalas senyuman itu.
"Pa, Qiana pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Qiana sambil mencium punggung tangan papanya.
"Walaikumsalam," Adrian menjawab sambil mengamati punggung anaknya yang menjauh dan perlahan menghilang dari pandangannya.
❤︎❤︎❤︎
"Qiana mau ke mana?" tanya Tristan pada dirinya sendiri dari kejauhan. Lelaki yang mengenakan kaos hitam dan celana jeans bewarna senada itu mengikuti taksi yang membawa Qiana dengan motor sport-nya.
Tak lama kemudian, di jalanan yang cukup sepi, dua orang preman datang menghadang jalannya taksi yang ditumpangi Qiana. Kedua preman itu mengetuk kaca mobil sang sopir taksi.
"Turun lo!" perintah preman yang mengetuk kaca mobil tersebut.
"Pak, ada apa ini? Siapa mereka?" tanya Qiana yang duduk di belakang sopir mulai panik.
"Saya tidak tahu, Neng. Sepertinya mereka begal," jawab sopir dengan wajah tegang.
"Apa? Begal? Ya Allah." Qiana semakin panik. "Pak jangan turun, Pak. Bahaya!" seru Qiana cemas saat melihat sopir ingin membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Insanity
Teen Fiction"Aku nggak sempurna, Tristan. Ada yang cacat dalam diri aku." "You don't have to be perfect. You just gotta learn to love me." "Sekalipun aku udah nggak perawan lagi?" *** Tristan Arzenio Hadinata, vokalis band ART yang hobi balapan motor, dikenal...