02. The Beginning of the Encounter

524 266 454
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

Vote and komen di setiap paragraf/line biar rameee gaes.

Jangan lupa masukin cerita ini ke perpus kalian ya.

Udah baca part sebelumnya?

🦋🦋🦋

♪ Pandangan Pertama - RANvolυмe : ▁▂▃▄▅▆▇▉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪ Pandangan Pertama - RAN
volυмe : ▁▂▃▄▅▆▇▉

❥❥❥

Pagi ini, secercah cahaya matahari yang hangat masuk melalui celah-celah jendela kamar bernuansa pink yang ditempeli banyak gambar kupu-kupu di dindingnya. Seorang gadis cantik, mulai terbangun dengan perlahan, ditandai dengan senyum kecil dan gerakan halus. Sepertinya ia mulai terganggu dengan adanya cahaya matahari yang begitu menusuk tepat di retina matanya.

"Ah, pagi yang indah," gumamnya sambil tersenyum.

Ia melirik jam yang terletak di meja sisi kanan tempat tidurnya. "Jam tujuh? Hari ini hari pertama aku kuliah, aku nggak boleh terlambat," ujarnya dengan cepat bangkit dari tempat tidurnya, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Satu jam kemudian, Qiana terlihat lebih segar dan cantik dengan pakaian kampusnya. Dia sudah siap dengan penampilannya hari ini untuk memulai petualangan baru dalam kehidupan kuliahnya. Gadis itu begitu bersemangat.

"Peanut, Mommy ke kampus dulu, ya. Peanut jangan nakal dan jangan keluar kamar, nanti Peanut dimarahin Opa, ngerti!"

"Meoww..." Seekor kucing betina yang dipanggil Peanut tersebut mengerjapkan kedua mata cantiknya. Tanda bahwa si kucing mengerti dengan apa yang Qiana katakan.

"Good girl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good girl." Qiana mencium kucing lucu nan menggemaskan itu. "Daaa...! Peanut sayang," ucapnya melambaikan tangan. Kucing imut itu duduk di atas tempat tidurnya sambil menatap ke arah Qiana. Menggemaskan sekali.

Qiana berlari kecil menuju ruang makan setelah menutup pintu kamarnya.

"Pagi, Pa." Qiana menyapa papanya yang sudah siap dengan pakaian kantornya. Pria baya itu tersenyum membalas sapaan putrinya.

Dear Insanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang