12. Rejected

275 176 217
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!

Jangan lupa kasih VOTE⭐ and KOMEN di setiap paragraf/line biar ramee...

Masukin cerita ini ke perpus kalian ya!

Absen dulu siapa yang udah nungguin next part Dear Insanity?

🦋🦋🦋

"Apa yang lo pikirin kalo gue terima makanan ini?" tanya Rayen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang lo pikirin kalo gue terima makanan ini?" tanya Rayen.

Chessy mulai menegakkan kepalanya, ia menatap Rayen bingung. Rayen berdecak kesal, lelaki itu menoleh ke arah lain sebentar.

"Gue tanya sekali lagi, apa yang lo pikirin kalo gue terima makanan ini?" ulang Rayen.

"S-senang," jawab Chessy dengan suara gugup dan pelan seperti gumaman. Kemudian, ia menunduk lagi.

"Gue bukan hantu, jadi lo nggak perlu takut," ujar Rayen. Chessy pun dengan cepat menegakkan kepalanya kembali. "Kalo ada yang ajak lo ngomong, lo harus perhatikan lawan bicara lo. Itu bagian dari tata krama, apa lo nggak tahu?"

"S-sorry," ucap Chessy. Rayen seperti memarahinya kini, Chessy terlalu takut dan gugup karena ia sedang berhadapan langsung dengan Rayen, sosok yang sangat ia kagumi.

"Lo suka sama gue?" tanya Rayen. Chessy memejamkan matanya, ia malu sekali.

"Gue selalu terkesan sama orang yang jujur, nggak perlu disembunyiin. Gue akan menghargai orang yang ngomong jujur sama gue, terlebih mengenai perasaannya terhadap gue," tutur Rayen.

Chessy menghela napasnya sambil memejamkan matanya, ia mengangguk menutupi rasa malunya. "Iya, aku... aku... suka sama kamu. Maaf Rayen kalo aku lancang, tapi aku beneran suka sama kamu, dan aku juga kagum banget sama ART." Chessy menunduk lagi, ia sangat malu dan ingin menangis.

"Bawa balik makanan lo." Rayen menyodorkan yang tadi diberikan Chessy padanya. Chessy mengulurkan tangannya. "Gue nggak mau lo berpikir kalau gue punya perasaan yang sama kayak lo, kalau gue terima makanan ini, lagipula gue nggak sedang lapar."

Chessy mengangguk setelah ia mengambil makanan itu. Makanan tersebut adalah hasil buatannya sendiri setelah bangun pagi-pagi. Ia tidak meminta Rayen menerima perasaannya, ia hanya ingin Rayen mencicipi makanan yang telah ia buat. Chessy bukanlah orang yang munafik, ia tidak ingin membohongi dirinya sendiri dengan berharap Rayen menerimanya. Tidak, ada maksud lain di balik tindakan memberikan makanan tersebut kepada sosok idola kampus yang ia kagumi.

"Aku permisi dulu," kata Chessy sambil berjalan secepat mungkin setelah berpamitan dengan Rayen. Ia berharap Rayen tidak sedang memperhatikan kepergiannya.

Dear Insanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang