اللهم صل على النبي محمد
•
•
°
°
•
•
°
°^^📒HAPPY READING📒^^
-
-
-
-🔓Story Opened🔓
TapTap
Gema langkah kaki terdengar jelas di setiap penjuru ruang. Gadis bergamis cokelat susu tengah berjalan santai di koridor sekolah itu.
"Ara!" Teriakkan itu membuat Zarra dengan spontan menoleh. Pandangannya langsung teralih terhadap teman sebayanya yang berlari terbirit-birit menghampirinya.
"Eh? Nara? Ada apa?" jawab Zarra ketika Nara sudah tepat ada di sampingnya.
"Zarra, kenapa kamu tega banget ninggalin aku sendiri di asrama?" rengek Nara.
Zarra hanya terkekeh kecil. Jujur dirinya benar-benar tidak paham mengapa sifat temannya yang satu ini seperti anak kecil.
Zarra tersenyum tipis. "Maafin aku, ya? Aku tadinya buru-buru. Soalnya aku ada urusan sama Umma Fatimah tadi," jelasnya. Nara hanya mengangguk dengan ekspresi wajahnya yang masih menekuk.
"Emang kamu dipanggil, ya, sama umma?" tanya Nara.
Zarra mengangguk. "Iya," balas Zarra singkat.
"Kamu ada urusan apa sama umma sampai dipanggil gitu, Ra?" tanya Nara kembali.
"Biasa, urusan pondok."
"Hmm, biasalah pengurus pondok, ya, kan," jawab Nara sembari mengangguk.
"Nar, yang ngajar sekarang bagian Gus Dzakir, kan ...?" tanya Zarra yang tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, wajahnya juga terlihat cukup panik.
"Iya, emangnya kenapa?" jawab Nara santai.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, Zarra tiba-tiba saja berlari meninggalkan Nara yang berada jauh di belakangnya. Nara mengerutkan keningnya heran, sebenarnya apa yang terjadi dengan temannya itu?
Mata Nara bergulir kesana-kemari bagai orang yang tidak tahu arah. Beberapa saat setelah itu, dirinya baru sadar jika pelajaran yang dipandu oleh gus mereka itu selalu masuk lebih awal daripada pelajaran lainnya. Seketika Nara langsung ikut berlari berniat menyusul Zarra yang sudah sangat jauh di depannya.
"Allahuakbar! Zarra, kenapa malah langsung lari, sih, tadi? Kenapa gak ngasih tau dulu! Ya Allah, semoga gak kena hukum Gus Dzakir, deh ...," gerutu Nara di tengah-tengah dirinya berlari.
''°• 🐾🐾 •°''
"Ya Allah ..., semoga Gus Dzakir kali ini telat masuk, deh ...," lirih Zarra sembari fokus berlari.Zarra terus berlari sekuatnya, seolah tak peduli lirikan dari para siswa-siswi kelas lain yang menatap dirinya aneh.
Kaki Zarra spontan berhenti ketika ia menyadari bahwa dirinya sudah sampai di kelas tempat dirinya belajar hari ini.
"Duh ..., Gus Dzakir-nya udah masuk .... Gimana, nih ...," lirih Zarra dengan napas yang tersengal-sengal.
Pikirannya benar-benar bimbang. Di antara dirinya tetap masuk ke kelas dan mendapatkan hukuman atau ia tidak mengikuti kelas dan ia akan mendapat keterangan alpa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKARA : Love without family support [TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] [Budayakan Follow Sebelum Membaca❗] Harta yang melimpah, teman yang banyak, lalu kepintaran yang Zarra miliki nyatanya tak membuat kebahagiaan yang sempurna di hidupnya. Zarra Alenna, ia merupakan salah satu santriwati teladan di Pondok Pe...