DZAKARA : LWFS 09 - KHITBAH-AN GUS

34 11 11
                                    

اللهم صل على النبي محمد



°
°


°
°

^^📒HAPPY READING📒^^

-
-
-
-

🔓Open's Story🔓

Jum'at pagi di Rumah Zarra. Kini Zarra tengah sibuk berkutat dengan peralatan-peralatan memasak di dapur. Zarra terus fokus memasak, sampai satu suara membuatnya seketika berhenti melakukan kegiatannya.

"Ara! Boleh bantuin teteh dulu gak?" teriak sang kakak dari dalam kamar. Zarra dengan spontan langsung menghampiri kakaknya itu.

Ya, sekiranya begitulah keseharian Zarra ketika libur sekolah. Membuat semua pekerjaan rumah itu kini sudah menjadi tugasnya. Mau bagaimanapun, kedua kakak Zarra lah yang membiayai hidup mereka untuk sekarang. Jadi sudah tentu Zarra yang mendapati bagian tentang rumah.

''°• 🐾🐾 •°''

Kini pagi cerah di SMAN Aksara 76. Gadis berhijab putih itu tengah sibuk membaca buku di perpustakaan sekolah. Matanya benar-benar fokus dengan buku yang ia genggam, bahkan tatapannya kini berkesan tajam karena terlalu fokus kepada satu hal.

Di tengah-tengah kegiatan membaca yang di lakukan Zarra, tiba-tiba ada sebuah telapak tangan yang hinggap di bahunya. Zarra dengan spontan langsung menoleh. Zarra kagum dengan penampilan si gadis yang Zarra duga sedang berusaha berinteraksi dengan dirinya.

"Hai, kamu, Zarra Alenna, kan?" Suaranya mengalun begitu lembut di telinga Zarra, ia sendiri sampai heran, apa ada manusia yang memiliki suara selembut ini?

Zarra spontan mengangguk. Ah, suaranya berasa menghipnotis dirinya. "Iya, Kak, hehe. Aku Zarra Alenna, kalo kakaknya siapa?" balas Zarra agak canggung.

Si gadis terkekeh kecil. "Allahuakbar, gak usah panggil aku kak, juga dong. Kita seangkatan, kok. Oh, ya, kenalin aku Medina As-Shofa, dari kelas XII IPS 01, hehe," ujar si gadis itu memperkenalkan dirinya.

"Ah, oke. Medina, ya? Salam kenal!" ucap Zarra antusias. Ah, ini kali pertama ia tidak canggung saat mengenal orang baru. Zarra merasa Medina ini memiliki banyak kemiripan dengannya, contohnya dari segi berpakaian. Mereka berdua sama-sama berpakaian tertutup.

"Oke! Salam kenal juga, Zarra!" ujar Medina tak kalah antusias.

Mata Medina melirik ke sana kemari sejenak, kemudian ia tersenyum tipis. "Aku boleh ikut duduk di sebelah kamu?" tanyanya lembut. Zarra tanpa basa-basi langsung mengizinkan Medina untuk duduk di sana.

"Iya, silahkan, duduk aja," balasnya. Kemudian Medina pun duduk di samping Zarra, perlahan Medina mulai membaca buku yang iya bawa sebelum bertemu dengan Zarra.

Hening, itu lah keadaan perpustakaan saat ini. Sebenarnya tidak heran jika di perpustakaan itu hening. Hanya saja bukankah menakutkan jika keadaannya terlalu hening? Gerak-gerik tubuh Zarra sepertinya kurang nyaman dengan posisi canggung seperti ini. Mulutnya terbuka, menandakan ia akan berbicara.

"Oh, ya. Medina, kamu kok bisa tau namaku, sih? Nama lengkap juga lagi," ucap Zarra mencoba mencairkan suasana.

"Aku kenal kamu karena kamu emang lagi famous aja di sekolah. Karena aku penasaran jadi ya aku cari-cari tahu sedikit tentang kamu, lah. Gapapa, kan?" jelas Medina.

DZAKARA : Love without family support [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang