اللهم صل على النبي محمد
•
°
°
•
•
°
°^^📒HAPPY READING📒^^
-
-
-
-🔓Open's Story🔓
Sore ini, tempatnya sore pada hari Minggu. Zarra tengah bermain ke taman bersama Alari. Kini mereka berdua tengah duduk di kursi taman sambil melahap cemilan yang baru saja mereka beli.
"La," panggil Zarra.
Alari sontak menoleh. "Iya, kenapa?" balasnya sambil tetap fokus mengunyah cimol yang berada di tangannya.
"Boleh nanya?" tanya Zarra berniat untuk memastikan. Pasalnya Alari saat ini tengah memakan makanan. Jadi Zarra takut menganggu aktivitas Alari jika ia tiba-tiba bertanya tanpa seizinnya.
"Iya, boleh, kok. Mau nanya apa?" balas Alari. Alari seketika berhenti menyantap makanannya, seolah dirinya benar-benar sudah siap menerima setiap pertanyaan yang di tanyakan Zarra.
"Ini aku cuma nanya doang, ya. Jangan salah paham kalo udah denger pertanyaan ku," ucap Zarra was-was.
"Iya, iya. Udah buruan, mau nanya apa?" balas Alari. Ah, dirinya sudah benar-benar penasaran dengan apa yang akan di tanyakan Zarra.
"Kamu tau gak kenapa A' Dzaka milih ngekost daripada pulang-pergi dari pondok ke SMANASTUNAM? Padahal, kan, lokasi pondok ke SMANASTUNAM, kan deket," tanya Zarra penuh keheranan.
Alari memiringkan kepalanya sejenak, kemudian ia menjawab. "Ooh, soal itu aku tau, sih. Kalo gak salah katanya A' Dzaka emang ga mau tinggal di pesantren aja. Katanya, sih, mau ngerantau. Tapi pas dipikir-pikir ngerantau apaan? Padahal, kan, lokasinya deket gitu. Agak aneh, sih, aku juga," jelas Alari panjang lebar. Gadis bernetra cokelat itu kembali menyantap cimol miliknya.
"Ooh, gitu. Oke, makasi."
Sang dara hanya mengangguk. Sampai di mana, ia tiba-tiba tersadar akan suatu hal. "Bentar, deh, Ra. Bentar ..., OH! KAMU NANYAIN A' DZAKA, RA? NAKSIR, YA? CIE-CIE," teriak Alari heboh. Zarra hanya tersenyum paksa. Ia sudah tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi.
"Ala, please, deh, masa perkara nanya doang langsung nuduh aku suka sama A' Dzaka," protes Zarra.
Alari tersenyum lirik. Zarra agak merinding melihatnya. "Ra, tuh ada A' Dzaka di sana!" ucap Alari tiba-tiba.
Zarra dengan spontan menoleh ke arah yang di tunjukan oleh Alari. "Hah? Mana?" tanya Zarra spontan.
"Waduh, Ra. Gak masalah, nih, langsung reflek noleh gitu?" goda Alari. Muka Zarra seketika memerah padam. Ah, sial, sepertinya ia terjebak dengan rencana Alari.
"Gapapa, Zarra. Santai aja sama aku. Kalo beneran suka juga gak masalah, kok, kan, udah hak kamu juga buat suka sama dia. Kalo kamu beneran suka aku mau jadi penumpang kapal DZAKARA, deh, hehe," kekeh Alari sembari mengusap-usap punggung milik Zarra.
"DZAKARA?" beo Zarra.
"Iya, DZAKARA. Dzaka sama Zarra, ahahaha!" Tawa Alari seketika pecah saat itu juga, hal itu membuat muka Zarra seketika memerah seperti kepiting rebus. Zarra dengan spontan langsung menutup wajahnya itu.
Ya Allah, jantungku kenapa, sih? Kok, detaknya gak karuan banget. Gak mungkin kena penyakit jantung, kan? Ih kalo beneran naudzubillah, deh, batin Zarra yang benar-benar heran dengan perkara jantungnya itu.
''°• 🐾🐾 •°''
Kelas XII MIPA 01, seperti biasa kelas itu selalu saja rusuh. Bahkan Zarra pun sudah mulai memakluminya saat ini. Meskipun ia sudah muak dengan semua itu.
Saat ini, adalah saatnya memasuki jam pelajaran yang digurui oleh Dzaka. Alari yang tahu akan hal itu seketika heboh sendiri. Seperti biasa, Zarra hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
Dzaka saat ini telah masuk ke kelas. Alari semakin menjadi ribut saat itu juga. Bahkan sampai-sampai Zarra harus mencubit tangan Alari terlebih dahulu baru ia akan berhenti mengoceh.
"Ra, itu A' Dzaka, loh, Ra. Ngobrol-ngobrol gih, biar makin deket," ujar Alari.
"Ra, ayo. Katanya kamu naksir sama A' Dzaka?" Alari kembali berujar.
"Allahu, kapan aku bilang aku naksir sama A' Dzaka, La?" heran Zarra terhadap Alari.
Alari terkekeh. "Waktu pas di taman, loh, Ra. Masa gak inget?"
Zarra menggeleng pasrah. "Itu, kan, aku cuma nanya, La. Kan, udah aku bilang jangan su'udzon cuma gara-gara perkara itu," ucap Zarra penuh penekanan. Zarra benar-benar sudah muak mendengar nama Dzaka yang dikeluarkan dari mulut Alari.
"Zarra, Alari. Fokus sama saya. Jangan ngobrol terus," ucap Dzaka yang membuat Zarra dan Alari langsung menatap ke arahnya.
Bukannya kapok, Alari malah semakin heboh. "Woah, Zarra, gila. Nama kanu di sebut duluan, Weh!" ujar Alari kegirangan.
"Auah, terserah kamu, cape aku ngomong sama kamu." Zarra hanya bisa pasrah setelah itu.
•
•
°°
°°
•
•
°°
°°
•
•↩️TO BE CONTINUE↪️
-
-
-
-
-
-🔒STORY CLOSED🔒
#pensi
#eventpensi
#pensivol13
#teorikatapublishing
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKARA : Love without family support [TERBIT]
Roman pour Adolescents[TERBIT] [Budayakan Follow Sebelum Membaca❗] Harta yang melimpah, teman yang banyak, lalu kepintaran yang Zarra miliki nyatanya tak membuat kebahagiaan yang sempurna di hidupnya. Zarra Alenna, ia merupakan salah satu santriwati teladan di Pondok Pe...