اللهم صل على النبي محمد
•
°
°
•
•
°
°^^📒HAPPY READING📒^^
-
-
-
-🔓Open's Story🔓
SMAN Aksara 76, tempat belajar baru yang kini Zarra tempati. Zarra cukup terpana dengan sekolah barunya ini. Pasalnya sekolah ini memang tidak sebesar sekolah saat dirinya di pesantren. Namun, entah mengapa sekolahnya tetap terkesan mewah.Zarra kini duduk di bangku kelas XII MIPA 01, dirinya tidak biasa dengan suasana asing ini. Rasanya sangat hampa. Ditambah sekarang ia tengah seorang diri di kelas saat ini. Apa dirinya terlalu pagi datang ke sekolah? Akan tetapi, Zarra rasa ia datang di waktu yang tepat. Apa pukul 06:00 itu terlalu pagi?
Zarra menghela napas sebal. "Ah, yang bener aja? Masa belum pada dateng, sih? Ugh, lain kali aku dateng agak siangan aja kalo tau kayak gini mah," gerutu Zarra.
Setelah sekitar 15 menit Zarra menunggu. Akhirnya datang seorang gadis ke dalam kelas. Ia menatap Zarra cukup intens. Akan tetapi, tatapannya perlahan melembut.
"Hai! Kamu murid baru itu, kan? Kenalin aku, Alari, kalo kamu?" sapa gadis bersurai gelombang itu.
"Ah, halo. Aku Zarra, salam kenal, Alari," balas Zarra kaku. Alari tertawa kecil.
Alari duduk di kursi tempatnya, lebih tepatnya ia berdiri tepat di samping Zarra. "Kalo boleh tau Zarra pindahan dari mana?" tanya Alari akrab.
"Aku pindahan dari SMA IT Al-Kamil," jawab Zarra seadanya.
Alari terperanjat kaget. "Huh? SMA IT Al-Kamil? Serius? Ih, sayang banget loh. Padahal, kan, itu SMA favorit di Bandung, di sana juga sekolah elit, kan?" Alari mendadak menjadi antusias.
Zarra hanya mampu mengangguk. "Ahaha, iya. Kalo masalah pindah, ya, itu masalah pribadi aku, sih," balas Zarra agak canggung.
"Ooh, gitu. Yaudah gapapa, aku paham, kok!" jawab Alari sembari tersenyum.
Zarra ikut tersenyum. Apa kali ini nasib baik sedang berpihak padanya? Ia benar-benar beruntung saat di pertemukan dengan Alari. Pasalnya Alari benar-benar contoh teman yang asik, menurut Zarra.
"Zarra, temenan, yuk!" ajak Alari antusias. Zarra mematung sejenak. Hey! Yang benar saja, mereka baru kenal beberapa menit yang lalu, dan Alari tanpa ada rasa canggung sedikitpun langsung mengajak Zarra berteman?
Zarra tersenyum kemudian mengangguk perlahan. "Iya, aku mau, kok," balas Zarra ramah.
Alari tersenyum lebar. "Oke! Mulai sekarang kita teman! Dan kalo ada apapun sama kamu gak usah sungkan-sungkan buat cerita sama aku, ya!" ucap Alari bersemangat.
"Iya, iya. Kamu juga jangan sungkan buat cerita sama aku." Zarra berujar. Perlahan-lahan rasa canggungnya mulai hilang terhadap Alari.
''°• 🐾🐾 •°''
Jam pertama sedang berjalan saat ini. Guru pelajaran pertama baru saja masuk ke kelas mereka. Jantung Zarra saat ini berdetak sangat cepat. Pasalnya ia benar-benar malu, semua murid kelasannya selalu memerhatikan tanpa melepas pandangan sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKARA : Love without family support [TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] [Budayakan Follow Sebelum Membaca❗] Harta yang melimpah, teman yang banyak, lalu kepintaran yang Zarra miliki nyatanya tak membuat kebahagiaan yang sempurna di hidupnya. Zarra Alenna, ia merupakan salah satu santriwati teladan di Pondok Pe...