Jangan Menciumku!

199K 10.7K 551
                                    


Diana berjalan memasuki club sambil mengedarkan pandangannya, mencari seseorang. Banyaknya manusia yang sedang asik bergoyang mengikuti musik dj sedikit menyulitkan Diana.

"Ahk!" ringis Diana sambil memegang lengannya yang disenggol oleh seorang pria.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja."

Diana mendengus, padahal ia dengan jelas melihat pria itu dengan sengaja menyenggol dirinya.

"Aku akan bertanggung jawab, dan jika kau tidak keberatan aku akan mengobati lengan mu disana." lanjut pria itu sambil menunjuk sebuah sofa disudut club.

"Tidak perlu." jawab Diana dan segera meninggalkan pria itu.

Namun pria itu dengan cepat menahan lengan Diana. "Eh, tunggu dulu cantik. Aku hanya ingin berkenalan dengan mu."

"Maaf, tapi aku yang tidak mau berkenalan dengan pria sepertimu!" ketus Diana lalu pergi.

***

Diana menyipitkan matanya, lalu berjalan menuju counter.

"Berikan aku segelas wine." ucap Diana kepada bartender.

Marisa melirik sekilas wanita disampingnya, lalu kembali melanjutkan meneguk minuman miliknya, seakan tidak peduli.

Diana memerhatikan Marisa sekitar dua puluh menit. Wanita itu hanya minum, tapi tidak mabuk. Sepertinya memiliki kadar toleransi alkohol yang tinggi.

Diana berdehem lalu menatap Marisa. "Marisa Hutomo, right?"

"Merupakan anak dari Burhan Hutomo, memiliki cita-cita menjadi desainer namun keluarganya tidak pernah mendukung, serta memiliki tunangan yang tidak pernah menganggapnya. Bukankah cukup menyedihkan?" 

Marisa langsung melihat Diana dengan tajam, sedangkan Diana meminum wine miliknya dengan anggun. 

"Siapa kau?"

"Aku? seseorang yang akan membantumu."

Marisa meneguk kembali minuman miliknya. "Ah, jadi kau wanita yang dimaksud Mila."

"Aku ingin menawarkan kesepakatan kepadamu."

"Kesepakatan?"

"Ya, aku akan membantumu menjadi desainer di butik yang akan ku bangun nanti. Identitasmu juga akan ku tutupi agar keluargamu tidak mengetahuinya. Untuk keuntungan, aku enam puluh persen dan kau empat puluh persen."

Marisa terdiam, tawaran wanita di sampingnya ini cukup membuatnya tergiur. Tapi ia tidak tau apa tujuan sebenarnya wanita itu mendekatinya, bisa jadi itu jebakan dari Rosa. Kekasih dari tunangannya.

"Apa tujuan mu mendekatiku?" 

Diana tersenyum tipis. "Karena aku butuh kau untuk menjadi desainer di butik milikku."

"Dari mana kau tau semua tentang diriku? apa kau suruhan Rosa?!"

"Rosa? siapa itu, aku tidak mengenalnya."

Marisa berdecih. "Aku tidak akan masuk ke dalam jebakan wanita itu."

Diana memutar tubuhnya untuk menatap orang-orang yang tampak asik menggoyangkan tubuh mereka. "Aku tidak tau apa yang kau maksud, tapi yang jelas aku bukan suruhan wanita yang kau sebut Rosa itu."

"Lagipula apa mungkin Mila memintamu bertemu denganku untuk menjebakmu?" lanjut Diana.

Marisa terdiam. "Siapa kau sebenarnya?"

"Aku Diana Dirgantara, atau lebih tepatnya istri dari Vano Dirgantara."

Ucapan Diana seketika membuat Marisa terkekeh. "Aku tau banyak yang menghayal didunia ini, tapi hayalan mu itu tidak masuk akal. Ku akui kau cantik dan baru-baru ini menjadi model, tapi yang kau katakan barusan terdengar mustahil."

Transmigrasi DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang