Barbeque

102K 5.3K 69
                                    

Pukul delapan malam Diana dan Raka tiba di kediaman Bara, ternyata di sana juga ada Kevin dan Rosa. Sepertinya Bara menginginkan adanya perkelahian.

Diana berjalan ke arah Marisa dan duduk di samping wanita itu, apa yang dikatakan Marisa semalam tentang melupakan Kevin sepertinya benar. Buktinya wanita itu hanya diam tanpa ada niat memancing keributan.

"Kau kemana semalam?" tanya Marisa.

"Pulang lebih dulu, sepertinya pesta itu tidak cocok untukku."

"Ku kira kau kabur."

"Ck, mana mungkin. Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

Marisa mengangkat bahu acuh. "Vano terlihat sedikit panik tadi malam, setelah ku sadari kau tidak ada di pesta itu jadi aku berpikir kau kabur atau diculik. Tapi mana mungkin ada yang mau menculik wanita seperti mu." ucap Marisa dengan diakhiri kekehan.

"Marisa." panggil Bara yang sedang memanggang.

"Aku pergi dulu."

Sedangkan Diana hanya mendengus, tidak ada yang mau menculik katanya? Ck, wanita sepertinya malahan yang sangat rawan untuk diculik.

"Kau Diana?" tanya Rosa yang tiba-tiba saja berada di samping Diana sambil meminum wine.

Diana menarik alisnya lalu memperhatikan Rosa dengan seksama. Cukup cantik menurutnya, namun siapa pun yang melihat antara Marisa dan Rosa pasti akan mengetahui jika Marisa jauh diatas wanita perebut ini. Tapi sekali lagi cantik aja gak cukup, pria seperti Kevin sepertinya suka yang jalang seperti Rosa. "Mungkin Kevin suka goyangan wanita ini." batin Diana.

"Iya, kau siapa?"

Rosa meminum wine di tangannya dengan anggun lalu tersenyum. "Aku Rosa, kekasih Kevin."

"Kekasih? tapi setauku Marisa lah tunangan Kevin."

Rosa berdecak. "Mereka sebentar lagi akan berakhir."

"Bukankah itu berarti kau pelakor?"

"Aku tidak peduli, lagipula Kevin tidak pernah mencintai Marisa. Bahkan untuk melihat wanita itu saja Kevin tidak akan sudi." balas Rosa sambil melihat Marisa yang sedang sibuk memanggang dengan Bara.

"Jika Kevin mencintai Marisa, apakah kau akan tetap merebut posisinya?" tanya Diana penasaran, karena menurutnya Rosa bukanlah wanita ceroboh dan bodoh seperti Jessika. Wanita disampingnya ini lebih berbahaya.

Rosa terkekeh. "Pertanyaan yang bagus, jawabannya aku akan tetap mencoba merebut posisi itu, jika Kevin merespon bukankah itu berarti tidak hanya aku yang menginginkan berada diposisi itu. Tapi Kevin, pria itu juga menginginkan aku berada disampingnya."

"Ternyata kau tetap akan bersikap jalang." sarkas Diana.

"Why not? aku hanya mencoba meraih apa yang ku inginkan."

"Honey!" panggil Kevin sambil menunjuk hasil panggangannya.

"Lihatlah, bagaimana pria itu mencintaiku. Itu berarti tidak hanya aku yang bahagia disini. Sesekali menjadi egois itu penting."

"Walaupun merusak hidup orang lain?" tanya Diana.

Rosa yang hendak pergi mengurungkan niatnya lalu berbalik menatap Diana. "Lihatlah Marisa, apa hidupnya rusak? seharusnya orang-orang yang memandangku sebagai perebut harus berterima kasih kepadaku karena menghentikan penderitaan wanita itu."

"Maksudmu?"

"Marisa tidak pernah mencintai Kevin, wanita itu hanya terobsesi. Jika wanita itu bersama Kevin, baik dia maupun Kevin tidak akan pernah bahagia."

Transmigrasi DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang