End

3.2K 658 154
                                    


jleeb!



Pedang milik deltha menancap sempurna pada punggung seseorang, tangan deltha langsung lemas setelah tau siapa orang yg dia tusuk.


"CHIKAAAAA"


marsha langsung berteriak histeris melihat hal itu, orang yg deltha tusuk adalah chika.
dia tadi berhasil melepaskan dirinya dari marsha dan langsung berlari memeluk tubuh ara.

deltha menarik pedangnya, hal itu membuat mata chika langsung terbelak, dari mulutnya keluar darah.

pedang yg ditusukan oleh deltha menebus hingga ke dadanya, tepat pada jantungnya.
tubuh chika langsung lemas memeluk ara, sementara ara masih memejamkan matanya, dia sangat takut membuka matanya sekarang, terlebih saat mendengar teriakan marsha.

tangan ara perlahan terangkat, dia mati matian menahan rasa sakit pada bahunya, hingga tangannya berhasil memeluk tubuh chika.

"a-ara" ucap chika terbata

darah terus keluar dari mulutnya, air mata chika perlahan jatuh ketika dia merasakan ara memeluknya.

"chikaaa hiks" tangis marsha yg kini dipeluk erat oleh kathrin

mereka tak berani mendekat karena deltha masih berdiri dihadapan chika dan ara, lalu tak lama setelah itu mereka melihat deltha duduk dan mengambil tas kecil dari tubuh chika.

dia mengambil sebuah buku, lalu kemudian berdiri, deltha menatap ara dan chika sebentar, dia melemparkan pedang miliknya disebelah ara kemudian pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

setelah kepergian deltha, barulah marsha dan kathrin menghampiri teman temannya yg lain.

marsha langsung menghampiri chika dan ara sementara kathrin pergi ke arah mira, flora, zee dan olla.

"chikaa, plis bertahan chik" ucap marsha duduk bersimpuh disamping chika yg kini sudah bersandar lemas pada tubuh ara

saat itu lah ara baru memberanikan dirinya membuka mata, dia melihat didepannya ada chika yg sudah berdarah darah tengah menatap ke arahnya.

"a-ar a" panggil chika sambil berusaha tersenyum

ara menggeleng pelan pada chika, tangannya naik ke pipi chika dan mengusapnya pelan.

air mata ara jatuh, pemandangan didepannya saat ini jauh lebih menyakitkan dari pada luka yg kini dia alami.

tak hanya chika, tapi kondisi sahabatnya yg lain juga sangat mengkhawatirkan.
dada ara bagai dihantam sebuah batu besar, dia tidak sanggup menghadapi situasi ini.

chika terus tersenyum sambil terbatuk darah, sementara marsha sudah menangis disamping chika sambil memegang tangannya.

dada ara bergemuruh, jantungnya berpacu sangat cepat, sungguh hal ini hal yg paling dia takutkan dalam hidupnya.

chika hendak berbicara tapi ara langsung menggeleng kuat, dia mengusap pipi chika dengan air matanya yg terus jatuh.

ara tak sanggup mengeluarkan kata katanya meski hanya untuk sekedar melarang chika untuk berbicara.

"a-ar a ma a-af" ucap chika lemah

ara hanya bisa menggeleng kuat, suaranya tak bisa keluar seperti tercekat ditenggorokaannya, rasa sesak menyeruak di dadanya saat ini.

marsha juga hanya bisa menangis saat ini, luka chika benar benar sangat fatal, dia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri saat pedang milik deltha menembus punggung chika.

"a a-ku sa yang a-ar a" ucap chika

ara mengangguk pelan, dia memeluk tubuh chika lebih erat, ara mulai menangis terisak saat ini.
tak lama setelah chika mengatakan hal itu, tubuhnya melemas, kepalanya bersandar pada bahu ara, tangannya yg digenggam marsha juga langsung lemas.

A S T E R I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang