Traitor

1.9K 496 44
                                    

"m-maa af"

Tepat setelah ara mengatakan kata maaf cengkraman tangan chika sedikit melemah, ara sadar akan hal itu, dia perlahan berusaha menatap mata chika.

pada saat itu ara melihat chika menangis, ada air mata yg jatuh di pipinya, namun chika masih tetap dengan tatapan tajam dan juga mata hitamnya.

"c-chik .."

ara mencoba memanggilnya tapi chika malah kembali mencekiknya lebih kuat, bersamaan dengan air matanya yg turun dengan deras.
saat ara merasa hidupnya benar benar akan berakhir saat itu, chika tiba tiba melepas sebelah tangannya dari leher ara, tapi sebelah lagi masih tetap mencekiknya dengan kuat.

chika memengang tangan ara yg dari tadi menggenggam erat sebuah pisau kecil ditangannya, sahabat ara yg menyaksikan itu sudah menangis, mereka tak bisa menolong ara, karena mira, flora, deltha dan kathrin menahan mereka untuk menghampiri chika dan ara.

chika mengangat tangan ara, sedangkan ara sudah hampir kehilangan kesadarannya, dia sudah kehabisan oksigen untuk bernafas.
chika mengarahkan pisau itu pada ara, lalu ..

jlebb!



dengan sekejap pisau itu menancap pada lehernya, chika melepaskan cekikannya membiakan tubuh ara jatuh begitu saja.
seketika saat itu juga api hitam itu ikut padam, marsha langsung berteriak histeris melihat itu.

"ARAAAAA"

mereka semua langsung berlari menghampiri ara dan chika, tanah tempat mereka berdua berada mulai di aliri tetesan darah.

flora yg lebih dulu sampai langsung terdiam membeku, dia tak percaya dengan apa yg dia lihat.
di susul oleh deltha dan zee yg juga ikut terkejut melihat hal itu.

mereka melihat chika berdiri di depan tubuh ara yg sudah tersungkur dibawah pohon itu, yg membuat mereka kaget adalah darah yg keluar itu bukan dari tubuh ara, melainkan dari leher chika yg tengah berdiri dengan sebuah pisau yg tertancap di lehernya sendiri.

"c-chikaa" panggil zee

mira yg baru sampai dan sadar akan hal itu langsung menghampiri chika, dia mengambil darah di leher chika lalu diusapkannya pada kepala chika.
seketika saat itu juga tubuh chika ambruk dan langsung tak sadarkan diri.

mereka semua benar benar bingung dan tidak mengerti dengan apa yg tengah terjadi saat ini, mereka tadi dengan jelas melihat chika mengarahkan pisau itu pada ara, tapi kenapa tiba tiba pisau itu menancap pada leher chika, mungkinkah chika yg melakukaan itu sendiri, chika menusuk dirinya sendiri ?

"kathrin cepat berikan pertolongan pada chika, hentikan darahnya" ucap mira

"zee sandarkan tubuh ara di pohon itu, aku akan mencoba menolongnya"

mereka semua langsung mengikuti perintah mira, kathrin dibantu oleh marsha olla dan juga deltha mengobati chika, sedangkan ara di urus oleh mira, flora dan zee.
saat itu mereka semua sibuk menyelamatkan chika dan ara, nafas dan denyut nadi keduanya masih ada hanya saja sama sama tidak sadarkan diri.








sementara itu, ratu auri tengah murka saat ini, dia belum puas bersenang senang dan belum berhasil membunuh satupun dari mereka, chika sadar terlalu cepat.
peyihir yg ada di depannyya langsung mati saat itu, tepat saat chika menusuk lehernya, karena disanalah pusat nyawa roh jahat itu bersarang.

"kurang ajar, aku belum selesai bersenang senang" umpatnya dengan marah

"kenapa gadis itu bisa sadar lebih cepat"

"apakah jiwa putri sialan itu sudah bangun ?"

"tidak bisa di biarkan"

"mereka semua harus mati saat ini juga"

A S T E R I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang