Bern, 3 Mei 2016
Perempuan cantik berambut sebahu itu termenung menatap keluar melihat birunnaya langit kota Bern pagi ini, angin segar sesekali mengoyangkan anak-anak rambutnya, ia masih termenung tak terasa ini sudah tahun ketiganya bersama Rania disini. Tidak mudah hidup di negeri orang hidup menjadi orang tua tunggal untuk putri kecilnya. Rania, ia baru berusia 4 tahun, diumurnya masih sangat belia ia sudah merasakan pahitnya perpisahan kedua orang tuanya, terlebih harus ikut sang ibu merantau jauh meninggalkan negeri tercinta dan hidup di negeri orang.
Beruntungnya Rania memiliki Ibu yang tangguh, ibu yang hebat sehingga dimanapun ia berada ia selalu merasa aman dan nyaman.3 tahun yang tidak mudah Ainun lalu disini beruntungnya ia memiliki kerabat yang sudah lama tinggal di kota ini sehingga tidak begitu terbebani.
Tahun pertama disini ia mulai belajar bahasa jerman karena bahasa yang digunakan disini dominan bahasa jerman, soal biaya kehidupan disini ia tak perlu khawatir sebab ia masih mendapat bantuan dari sang Ibu dan juga biaya keperluan Rania ditanggung oleh Ayahnya
Sambil cari-cari pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sekarang.Tahun kedua ia memutuskan untuk bekerja disalah satu klinik yang ada di kota bern.
Ia harus menghadapi tantangan baru yaitu menyesuaikan diri dengan tempat kerja baru beruntungannya disini Sejalan dengan undang-undang yang berlaku di Swiss, karyawan harus bekerja dalam jumlah jam tertentu setiap minggu. Secara umum, jam kerja tidak boleh melebihi 45 jam per minggu. Ainun menitipkan Rania pada sepupunya kebetulan siap membantu menjaga Rania, Ainun harus merelakan setengah harinya untuk bekerja demi bisa bertahan hidup di negeri orang, sebenarnya bisa saja ia tak bekerja namun ia tak tega menambah beban sang ibuMemasuki tahun ketiga mereka tinggal di negeri orang, Ainun sudah mendapati kabar bahwa sang ibu jatuh sakit. Dia dihadapkan pada dua pilihan memilih bekerja disini atau pulang menemani sang ibu
Sebelum benar-benar memutuskan ia akan pergi dari kota yang menjadi obat penyembubnya satu pertanyaan terbenak dipikirannya, apakah dia siap mempertemukan Rania dan Ayahnya? Apakah ia siap menerima kedatangan Jefry demi sibuah hati.? Pertanyaan demi pertanyaan menganggu malam-malamnya sehingga ia baru bisa memejamkan mata pada dini hari.
Pulang Atau akan menyesel seumur hidup. Pilihan yang sulit membuat isi kepalanya seakan meledak setiap ia memikirkan itu
3 hari setelah berkelahi dengan isi pikirannya sendiri ia memutuskan untuk kembali ke tanah air demi sang ibu tercinta, pikirannya hanya fokus mengurus sang ibu yang sedang sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainun: Apakabar Jeff
Fanfictionmenceritakan kisah kembalinya Ainun setelah pergi begitu lamanya setelah semua yang dia alami kini ia pulang dengan sikecil Rania yang sudah sejak lama mempertanyakan keberadaan sang ayah. apakah Ainun akan mengubur dalam-dalam egonya demi sang put...