Tangisnya membuat Ainun tidak tega mendengarnya, sakit hati, benci pada diri sendiri yang mengutamakan ego dibanding kebahagian anak semata wayangnya
Sedari tadi Rania terus merengek minta kerumah Opahnya setelah pertemuan itu dia terus minta kerumah Opahnya, bahkan neneknya langsung yg membujuknya sudah tidak mempan, Rania sudah tidak menyukai kelinci peliharaan Dea, ia terus merengek pada Ibu dan Neneknya
Kata-kata yang keluar dari mulutnya yang kecil selalu menyayat hati kecil Ainun
"Yumah Opah, mau liat keyinci ibu.." rengeknya dengan pipih yang sudah semerah buah tomat
Ainun masih menggendong Rania meski bobot badannya yang sedikit berisi tak membuat Ainun kesusahan meski kadang-kadang berasa juga, namun namanya cinta tak akan mengenal rasa sakit
"Raniaa...."
"Anak baik ibu"
"Nia mau permen gak?"
Ainun mencoba mengalihkan perhatian Rania pada sesuatu yang ia sukai. permen jadi salah satu penolong kalah Rania tantrum perlu digaris bawahi itu tidak selalu ia berikan
"Tidak mau Ibu..."
Suara tangisnya semakin menjadi-jadi, Dea pun berusaha membujuknya tetap tidak mau, Rania malah semakin tantrum
"Nak, terus bagaimana ini kalau Rania tidak berhenti nangisnya..?"
"Ibu tidak tega dengar tangisannya, semua keputusan ada padamu nak" ucap Dea
"Nanti juga kalau capek nangis pasti minta dikelonin bu, ibu tenang saja Ainun tahu apa yang terbaik untuk Rania" balas Ainun yang masih bwrusaha membujuk sikecil Rania
"Ibu hanya tidak tega melihatnya menangis tersedu-sedu seperti ini"
Ainun hanya tersenyum muram kepada ibunya ketika sikecil Rania meminta susunya, " Ainun bilang juga apa bu, nanti dia capek juga"
meski merasa kejam Ainun harus melakukan itu. ia menyiapkan susu formula untuk Rania karena sudah mengantuk sebab sedari tadi menangis
setelah selesai membuat susu untuk Rania Ainun pamit menidurkan Rania
Dea duduk d sofa ruang tamu sambil mengerjakan beberapa pekerjaan yang dibawah dari klinik hanya mengangguk paham
"Sampai kapan kamu akan menghalangi anakmu bertemu ayah kandungnya nak.." Keluh Dea******
Malam ini pukul 8:21 Ainun keluar kamar untuk makan malam bersama sang ibu sementara Rania masih terlelap dalam tidurnya,
"Sudah makan ibu?" tanya Ainun saat tiba dimeja makan mendapati sang ibu duduk menunggu Ainun
"Iyaa nak, ibu harus minum obat antibiotik tepat waktu. Makannya makan terlebih dahulu" terang Dea pada Ainun sambil membuka beberapa bungkus obat
"Terus kapan lagi balik ke Rumah sakit untuk cek up infeksinya sudah sembuh atau belum"
"2 hari lagi, kata dokter"
Dea mengidap penyakit Infeksi Saluran Kencing. hal tersebut Sempat membuat Ainun khawatir karena tidak ada yang menemani ibunya saat beliau jatuh sakit. Untung saja ada Lily yang sedikit membantu selama Ainun tidak bersama sang ibu
Rencananya Ainun sudah mencari-cari ART pengganti ART dirumah ini cuma belum dapat. Jadi semua pekerjaan ia dan ibunya kerjakan kadang kala untuk memasak mereka pesan makanan dari luar sedangkan untuk beres-beres rumah mereka menggunakan jasa bersih-bersih yang banyak berseliweran di media sosial
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainun: Apakabar Jeff
Fanfictionmenceritakan kisah kembalinya Ainun setelah pergi begitu lamanya setelah semua yang dia alami kini ia pulang dengan sikecil Rania yang sudah sejak lama mempertanyakan keberadaan sang ayah. apakah Ainun akan mengubur dalam-dalam egonya demi sang put...